Sekitar lima setengah jam perjalanan ashley ahirnya sampai di rumah, mobil yang ashley kendarai perlahan-lahan masuk ke dalam teras rumahnya.
"Kita sudah sampai?" Tanya kate serak yang baru
saja membuka matanya yang hanya di jawab
gumanan oleh ashley.Ashley turun dari mobilnya lalu membukakan
pintu untuk brave meningalkan kate yang masih
mengantuk di belakangnya."Kau tak ingin masuk?" Tanya kate memandang
aneh ashley yang hanya berdiri di depan pintu.Ashley menarik nafasnya berat, sudah 4th ayahnya pergi meningalkannya dan ibunya menemui tuhan.
Namun seperti baru kemarin ia kehilangan ayahnya, setiap ia pulang ke rumah ini kenangan akan ayahnya seolah menghantamnya.
Kenangan hangat bersama ayahnya masih terus teringat bahkan kehangatan itu masih terasa jelas, suara tawa ayahnya terus terngiyang di telinganya.
Seberapa jauh ashley menyangkal, seberapa kuat ashley berteriak jika ia telah merelakan ayahnya pergi menemui tuhan. Kenyataan itu hanya di bibir ashley bukan di hatinya, karena sampai detik ini ashley masih belum rela ayahnya pergi meningalkan dia dan ibunya.
Ashley rindu daddy.
Bisik ashley dalam hati
"Kau menangis ?" Tanya kate yang melihat ashley
begitu murung, bahkan ashley tak sadar jika air
matanya menetes saat membayangan kenangan
manisnya bersama ayahnya."Hanya teringat daddy" jawab ashley yang
menghapus air matanya dengan senyuman"Aahh.. Ashley" pangil kate lalu memeluk ashley
yang kini terlihat rapuh"Apa kalian akan terus berdiri di depan pintu?"
Tanya seorang wanita setengah baya dengan dress
peachnya yang membuatnya semakin angun"Mom" kata ashley yang langsung berlari kedalam
pelukan ibunya"aku sangat merindukanmu" kata
ashley dalam pelukan ibunya"Kau selalu bilang seperti itu, tapi tak pernah
mengunjungiku" jawab ny. Tanner pura-pura marah, ashley hanya tertawa dan semakin mengeratkan pelukannya."Ohh mom, kau masih ingat sahabatku kate? Kau
pernah bertemu dengannya saat mengunjugiku 2
bulan lalu" kata ashley"Hai nyonya Tanner apa kabar ?" Tanya kate demgan nada sopannya
"Baik, panggil saja aku anne. Kau sangat sibuk waktu itu sampai kita tak dapat mengobrol" jawab anne
"Ya aku harus pergi ke studio pemotretan waktu itu" jawab kate
Tiga wanita berbeda generasi itu kini tengah asik
berbincang di ruang keluarga, sambil menikmati teh hangat ditengah hujan yang menguyur stockton."Ash, kemarin mommy membaca surat kabar ada
pembunuhan di gedung apartemenmu" kata anne"Ya dia elizabet wanner, tetanggaku" jawab ashley
sambil meminum teh hangatnya untuk mengurangi rasa mual yang tiba-tiba ia rasakan"Bagaimana bisa, gedung itu sangat amat aman.
Bagaimana bisa ada pembunuhan di sana?" Tanya
kate"apa sudah tertangkap?" Tanya kate lagi
"Sepertinya belum, polisi dan detektif masih terus
mencari pembunuh itu" jawab anne"Aku yakin dia bermain sangat rapi, gedung itu di
lengkapi cctv dan dia bisa keluar masuk tanpa ada
yang mencirigai" kata kate"Aku sangat lelah, aku masuk ke kamar dulu" kata
ashley mencoba menghindari percakapan tentang
pembunuhan itu"Ohh istirahatlah, kau tak istirahat kate?" Tanya
anne"Aku belum begitu ngantuk, lagi pula sepanjang
perjalanan tadi aku tertidur" jawab kate dengan
kekehanAshley meningalkan ibu dan sahabatnya itu yang
masih terus berbincang, masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu itu.Ashley duduk di sofa memandang keluar jendela
kamarnya, fikirannya melayang kekejadian beberapa hari yang lalu."Dad, ashley dalam masalah besar. Ashley
menyimpan rahasia besar" guman ashley menatap langit yang kini mulai cerah berharab ayahnya di atas sana dapat mendengar gumanan ashley"ashley takut dad, ashley bingung. Ashley butuh daddy" lanjutnya air matanya terjatuh membasahi pipinya.
Ashley menghela nafas, meratapi nasibnya yang
rumit. Hidupnya di hantui oleh kematian, entah
kapan pembunuh itu akan membunuhku? Guman
ashley."Apa aku melaporkannya ke polisi?"tanyanya
pada diri sendiri "tapi aku tak terlalu jelas melihat
wajahnya, tapi aku melihat jelas matanya" guman
ashleyAshley mencari phoneselnya untuk menghubungi
polisi, namun saat ia ingin memasukan deretan
nomer yang sudah ia hafal di luar kepala, ada
pangilan masuk dengan nomor yang tak ia kenal."Hai, you miss me ?" Suara berat dari seberang
sana langsung ashley dengar saat ia menempelkan phoneselnya di telinganya"Siapa ini?" Tanya ashley "RD?" Lanjut ashley ragu
"Hahhaha.. Kau masih mengingatku?, bagaimana
kau suka dengan mawarnya?" Tanya pria itu dengan nada yang mengerikan menurut ashley"Untuk apa kau menelfonku?" Bentak ashley
mencoba untuk berani"Woahh... Eesy babe, aku hanya ingin menanyakan. Kenapa kau melamun tadi?" Tanya pria itu
"apa kau akan melaporkanku ke polisi? Kau takut denganku? Penakut!" Lanjut pria itu
"Bagaimana kau tau?" Tanya ashley yang kini sedikit takut
"Jangan takut, ashley"
"Darimana kau tau namaku?" Tanya ashley semakin panik
"Aku tak hanya tau namamu ashley, aku tau semua tentang dirimu. Bahkan aku tau di mana kau sekarang, aku selalu ada di sekitarmu ashley" kata pria itu.
Ashley langsung memutus sambungan telfon itu,
berlari menuju jendela, menguncinya lalu menutup korden dengan rapat. Ashley berlari ke atas tempat tidurnya, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.***
Kate dan anne masih setia bercekrama di ruang
keluarga, kini mereka terlihat sangat dekat satu
sama lain."Kate kau tau kenapa ashley selalu menghindar
untuk pulang ke rumah ini?" Tanya anne"Aku fikir ia selalu teringat ayahnya jika ia pulang
ke rumah ini, aku kehilangan kedua orang tuaku
saat aku masih SMA. Aku kini tinggal bersama kakek di rumah itu, namun aku jarang pulang kerumah. Aku berkerja sesibuk mungkin agar tak memiliki waktu menetap lama di rumah itu, bukan karena aku benci dengan rumah itu, bukan karena aku tak menyayangi kakek. Aku sangat mencintainya dia keluargaku satu-satunya, aku juga tak membeci rumah itu, hanya saja jika aku kembali ke rumah itu. Aku akan selalu teringat dengan kedua orang tuaku, kenangan yang sangat hangat, membuatku selalu bertanya kenapa tuhan mengambil orang tuaku begitu cepat. Bahkan aku belum membuat mereka melihat aku sukses, aku selalu menyalahkan tuhan ketika aku kembali ke rumah itu. Sudah 8th lebih mereka pergi namun rasanya baru kemarin mereka meningalkanku" cerita kate, lalu ia mengengam tangan anne sambil memandangnya"ashley sangat mencintaimu anne, dia selalu ingat dengan ayahnya ketika ia menginjakkan kaki di rumah ini. Bahkan tadi ia menangis teringat ayahnya saat kita baru sampai, dan aku tau perasaan itu sangat menyiksa, anne. Ketika kita pura-pura menerima sesuatu yang diri kita sadari jika itu sulit di lepaskan, dan menyiksa diri kita sendiri. Sangat menyakitkan, anne. Tapi percayalah ashley smagat mencintaimu"
lanjut kate yang membuat anne menitikan air mata"Terimakasih sudah menjadi sahabat untuk anakku" kata anne, lalu memeluk kate
"Aku telah lama merindukan pelukan hangat seperti ini. I miss you, mom" guman kate yang dapat di dengar anne, membuatnya semakin megeratkan
pelukannya.***
~TBC~
If you like my story...
Don't forget to like and coment
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOUR DARKSIDE
RomansaAku pernah mendegar sebuah cerita novel, wanita yang bertemu dengan pria yang memiliki dua sisi, baik dan buruk, terang dan gelap. Wanita itu jatuh cinta dengan sisi baiknya dan membenci sisi gelapnya. Apakah itu yang di namakan cinta ? Tapi itu ha...