7: SUNDAY EVENING

4.3K 621 1
                                    

Mizu dan Suga pun semakin dekat Jumat, Sabtu, dan sekarang Minggu. Tiap harinya Suga mengajak Mizu jalan-jalan. Mereka berbagi cerita dan pengalaman, tapi tetap saja Mizu masih belum tau Suga itu siapa.

"Suga aku.." Mizu ingin mengungkapkan sesuatu, dia ingin mangatakan apa yang dikatakan ibunya, tapi sebelum menyelesaikan itu Suga malah menarik tangannya menuju sebuah photo box.

"Ayo.." Mizu ditarik kedalam oleh Suga.

1..2..

"Mizu.." panggil Suga yang membuat Mizu menoleh.

Ckrek!

1..2..

Suga memegang kepala Mizu.

Ckrek!

1..2..

Mizu tersenyum senang melihat Suga.

Ckrek!

1..2..

Mereka memasang muka jelek.

Ckrek!

1..2..

Mereka tertawa bersama.

Ckrek!

1..2..

Suga mengecup tangan Mizu layaknya seorang pangeran pada putrinya.

Ckrek!

[Mizu's POV]

Aku masih tak percaya tadi, d-dia mencium tanganku. Kenapa? Suga..apa maksudmu melakukkan itu? Eomma aku kira aku tidak bisa menjauhinya, aku sudah terlanjur terjerat. Dan aku pun tidak bisa, bukan, aku tidak ingin menjauhinya. Mungkinkah ada perasaan untuknya? Bagaimana bisa secepat ini?

"Ada apa Mizu-yah?" tanyanya yang tiba-tiba membuyarkan lamunanku. Mizu-yah?

"Ah? Emm tidak" elakku.

"Kau tidak pandai berbohong yah. Ya sudah kalau kau ingin menceritakannya nanti tak apa-apa, aku menunggu" katanya sambil mengusap kepalaku.

"Ayo" aku menarik tangannya saat keluar dari pintu mall dan mengajaknya menyebrang ke taman depan yang terdapat kedai es krim disana.

"Tolong berry-nya, kau apa?" tanyaku padanya.

"Aku vanilla" jawabnya.

Setelah mendapati es krim, kami duduk dibangku yang sudah disediakan.

"Suga.." aku memberanikan diri untuk mengutarakan semuanya.

"Ada apa?" tanyanya menaruh sendok es krimnya.

"Aku akan pindah ke Tokyo" kataku.

"Apa?! Kapan?" dia terkejut, entah apa artian dari keterkejutannya itu.

"Sabtu depan" kataku berusaha melihat matanya.

"Kenapa? Ya ampun, baru saja kita bertemu, dan kau sudah akan pergi meninggalkanku. Konyol sekali, bagaimana denganku nanti Mizu?" tanyanya yang menyandarkan tubuhnya menatapku dingin.

"Maaf aku tidak bilang sebelumnya. Setidaknya kita masih bisa mengobrol diline" kataku.

"Jangan konyol Mizu! Tak cukup mengobrol diline, kau ini bagaimana sih. Jangan pergi. Tak usah pergi!", tiba-tiba dia menaikkan nada bicaranya.

"K-kau yang konyol! Sadarlah kita juga baru bertemu, kau mengajakku berkenalan, kau mengajakku pergi, kau mengajakku jalan, kau menge-line ku setiap malam. Kita baru bertemu Suga dan kau sudah melakukkan ini itu. Kau hanya orang yang baru kukenal dan hebatnya kau mengaturku sekarang?" tanyaku tak mengerti Suga.

"Itu Suga?!"

"Suga!"

Teriakan itu mengundang tatapan orang-orang kemari. Suga pun menarik tanganku pergi berlari, menyebrang menuju parkiran, memasuki mobil dan pergi. Dia mempercepat laju mobil.

"Sial! Hampir saja tertangkap kamera" umpatnya.

Aku tak berani bertanya sekarang, sampai akhirnya kami sampai didepan rumahku.

"Hhh.." dia menghela nafas panjang. "Turunlah, aku ada urusan nanti aku telat"

Inilah dia satu sisi Suga yang dingin.

"Su.." sebelum aku selesai dia memotongku lagi.

"Aku tidak bisa menemuimu sementara ini, aku sibuk mulai besok" katanya ketus.

Aku pun keluar dari mobil, Suga menggas mobilnya dengan kasar.

Tidak bisa apa tidak mau?

Stop NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang