Sudah empat hari Suga dan Mizu tidak bertemu. Bahkan diline pun tidak. Padahal ini adalah hari terakhirnya Mizu di Korea.
Jin menyadari Suga kembali seperti biasanya. Bersikap dingin, cuek, masa bodoh. Suga pun lebih sering menulis lirik-lirik baru, menyibukkan dirinya dengan latihan. Entah kenapa. Setiap ditanya pasti jawabannya tidak apa-apa. Suga pandai menutup semuanya. Jin selalu lebih peka dari semuanya.
"Perempuan itu?" tanya Jin.
"Ayo pemanasan" Suga mengajak Jin, dia seperti tidak mendengar pertanyaan Jin tadi.
"Bila orang bertanya jawablah" kata Jin.
"Bila kau mengajukkan pertanyaan seperti itu aku tidak akan latihan lagi" kata Suga.
"Dasar payah" ucap Jin sinis.
[Mizu's POV]
Apa aku dan Suga bisa dibilang punya masalah sekarang? Ahg aku kesal sekali. Bagaimana ini? Suga, lusa aku akan pergi. Tidak bisakkah kita bertemu. Kau kemana? Menghindar? Payah sekali.
"Kau punya masalah dengannya? Maafkan eomma Mizu. Hanya saja eomma takut kalian benar-benar menderita" jelas ibu yang berdiri dipintu kamarku.
"Aku sudah menderita eomma. Maafkan Mizu, Mizu benar-benar larut dengannya" ungkapku jujur sambil memasang kancing bajuku.
Aku memeluk eomma sebelum pergi ke sekolah untuk mengkonfirmasi kepindahanku kembali.
Setelah aku mengurus sisa-sisanya dan selesai, aku berpamitan pada guru-guru disana. Korea, apa aku tidak akan kembali kesini?
Tiba-tiba line ku berbunyi.
Suga: Aku di taman depan sekolahmu.
Dorong saja aku ke jurang! Demi apa aku lari ke taman. Aku mendengar dentuman bola basket. Iya, dia benar-benar ada disana!
"Suga!" aku berlari kearahnya.
Dia membiarkan bola yang dilemparnya masa bodo mau masuk atau tidak. Yang jelas dia tersenyum melihatku.
Aku berlari memeluknya.
"Hosh..hosh.." kami berdua terengah-engah aku habis berlari dan dia habis bermain basket entah sudah berapa lama.
"Kau bodoh! Bisakkah kau tak menghilang!" bentakku padanya sambil memukulnya.
"Aku kan sudah bilang aku akan sibuk" jelasnya.
"Lusa Suga..lusa.." ucapku melepas pelukanku dan menatapnya.
"Iya aku tau, sebelum kau pergi aku yang akan meninggalkan hal berhaga untukmu, kau bisa membawanya percayalah" katanya.
"Apa?" aku mengernyitkan dahi.
"Menjadi milikku?" tanyanya singkat tanpa basa-basi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stop Now
FanfictionKetika sebagian pasangan lain memutuskan hubungan karena suatu masalah, yang ini malah karena kesepakatan