Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh....
Jangan lupa follow saputra_anggi09 nya agar kalian mendapatkan kabar tentang seputar update.
Ambil baiknya dan buang buruknya. Tolong kasih simpulan dari Chapter ini nya, boleh?.
•
•
•
•
•
•
•
•
•Kami akhirnya sudah tiba di rumah sakit. Perawat bergegas mengambil Erika yang sudah sangat lemas.
Erika langsung di bawa ke UGD, kami menunggu di luar UGD. Aku berdoa supaya Erika sembuh.
Aku tidak peduli dengan kata ibu nanti saat aku pulang. Yang paling terpenting saat ini adalah menyelamatkan nyawa Erika.
Aku menghela nafas panjang."Ya Allah selamatkan lah Erika,"Air mata terus menetes membasahi pipiku.
Aulia mengusap punggung ku lembut."kita pasrahkan semua ini kepada Allah"Ujar Aulia.
Aku mengangguk kepala. Benar apa yang dikatakan oleh Aulia, aku pasrahkan semua ini kepada Allah.
Dinda tersenyum tipis."Kita sudah berusaha Novian, sisanya biar Allah yang mengaturnya. Kita berdoa meminta jalan petunjuk nya,".
"I-iya itu benar. Semoga Erika selamat dan cepat Sembuh..."Aku kembali terisak.
Kami tidak tau sekarang sudah pukul berapa?, saat ini kami hanya fokus pada keselamatan dan kabar tentang Erika.
Aku akan menerima hukuman terlambat pulang dari ibu. Aku akan menerima nya dengan penuh ikhlas.
"Novian ayo kita makan, dari tadi kita belum makan!"Titah Dinda.
Aku menggelengkan kepala."Tidak aja, kalian dulu aja. Nanti aku susul"Kata ku.
Dinda dan Aulia menatap satu sama lain."Enggak mungkin kit-"Ucapan Aulia terpotong.
"Tidak apa-apa. Kalian duluan aja"
Dinda dan Aulia mengangguk kepala. Mereka pergi ke kantin rumah sakit untuk mengisi perut.
Aku memegang perut ku."Maaf Dinda, Aulia, sebenarnya aku tidak ada uang. Aku tidak enak, jika kalian yang membayar makanan ku bukan aku" Gumamku pelan.
Aulia dan Dinda selalu membayar makanan ku, aku sedikit tidak enak membebani mereka.
Pada suatu hari nanti, aku akan membayar makanan mereka, semoga hari itu cepat datang.
Cklek!
Pintu ruangan UGD terbuka. Dokter menghampiri ku dan berkata, "Apa kamu saudara dari Erika?" Tanya dokter itu.
"Iya dok,"
" Kalau begitu baiklah, Untung kalian membawa Erika tepat waktu jika kalian membawa nya agak sedikit telat, ia tidak akan selamat. Ia akan dipindahkan ke ruang rawat besok, kalian boleh pulang ataupun menginap disini"
"Makasih dokter"
Dokter itu pergi. Aku sangat senang dengan kabar baik bahwa Erika baik-baik saja.
"Alhamdulillah, terimakasih Ya Allah" Ucap ku syukur.
Besok aku akan bertemu dengan Erika. Aku harus memberitahu kabar ini kepada Aulia dan Dinda.
Pada saat aku memasuki ruangan kantin, tanpa sengaja aku mendengar obrolan Dinda dan Aulia.
"Aku sebenarnya malas pergi kerumah sakit apalagi mencium bau obat-obatan," Ucap Aulia.
Dinda mengangguk kepala."Ia udah sadar diri makanya tidak mau ikut kita makan,Sadar bahwa dirinya tidak mempunyai uang , alias miskin"
Aku sebenarnya ingin memberitahukan kabar tentang Erika pada mereka, tapi aku mengurungkan niatku.
Seketika hatiku sakit mendengar ucapan dari sahabatku, Aku pikir mereka itu baik ternyata mereka sama saja.
Aku memegang dadaku yang terasa sesak, Air mata ku terus berjatuhan. Aku mencoba memasang ekspresi wajah tidak tau apa-apa.
Aku menghela nafas panjang. Aku pura-pura tidak mendengarkan obrolan mereka tadi.
"Dinda, Aulia, Erika besok akan dipindahkan ke kamar rawat. Kata dokter saat ini ia belum bisa di temui besok baru bisa" Ucap ku.
Setelah memberitahukan kepada mereka aku langsung pergi.
"Duduk dulu, baru sampai kenapa langsung pergi" Gumam Aulia.
Air mata menetes di pipiku, aku menahan air mata ku. Aku harus kuat jangan cengeng.
"Tidak perlu aku akan segera pulang, oh iyaa... Tadi aku numpang mobil kalian kan, besok aku akan mencuci nya mungkin kotor duduk anak orang miskin kumuh seperti ku, dan masalah tentang uang kalian yang membayar makanan ku, aku usahakan secepatnya mengembalikan uang kalian "
"Terimakasih sahabat ku"
Setelah mengatakan itu aku meninggalkan mereka. Hatiku begitu sakit saat mendengar perkataan mereka terhadap dirinya.
"Kenapa dengan Novian?" Tanya Dinda.
Dinda dan Aulia bingung dengan sikap ku yang seketika berubah secara tiba-tiba.
****
Aku berjalan menuju rumah dengan berjalan kaki. Air mata terus mengalir di pipiku.
"Kenapa kalian jahat pada ku dengan berpura-pura baik"
Aku tidak peduli dengan tatapan orang terhadap ku saat ini, aku sedih dan sakit hati.
Manusia ini sulit di tebak sifat mereka. Manusia bertindak sesuai niat dan kemauan dirinya sendiri.
Aku mencoba mengatur nafas ku.
"Aku pasti bisa pulang dari rumah sakit menuju kerumah" Ujar ku.
Malam ini, malam yang sulit aku lalui. Hatiku hancur mendengar penuturan mereka terhadap ku.
Apakah aku salah dengar?.
•
•
•
•
•
•
BERSAMBUNGBagaimana lanjut?
Jangan lupa vote
Jangan lupa komen
Jangan lupa tulis kesimpulan chapter ini nya?, maksa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MYSTERIOUS CASE ( ON GOING )
Romansa( FOLLOW DULU SEBELUM BACA + SEBAGIAN BAB TELAH DI TULIS ULANG) MYSTERIOUS CASE Jodoh tidak ada yang tau. " Apakah mencintai seseorang itu salah" air mata terus menetes membasahi pipiku. Novian Amara adalah namaku. Terpaksa menjadi istri - Alexan...