23

384 28 5
                                    

Happy reading















Saat Pawat sudah berhasil membawa Aska untuk pulang ia pun kembali ke tempat tadi.

Di sana ia hanya melihat Bright yang sudah tergeletak lemas tak berdaya dengan luka lebam yang cukup parah.

Pawat cepat cepat membawa Bright ke rumah sakit terdekat untuk di tangani.

Ia pun meminta Nanon untuk membawa Win untuk ke rumah sakit menjenguk Bright.




Nanon 🌻🌟


Mbul nya Pawat, bisa minta tolong pawatnya?
11.20.

Tolong bawa P'Win ke sini ya
Mbul.
11.20.

📍RS. GMM.
11.21.

Siapa yang sakit?
11.22.

Yah Pawat sibuk ya yaudah Nanon
Kesana sekarang.
11.30.














Dengan tergesa gesa Nanon bersama Win pergi ke rumah sakit yang di beritahu Pawat.

Sesampai nya di sana Nanon hanya melihat Pawat yang terduduk lemas di depan ICU.

"Paw siapa yang sakit?," tanya Nanon.

"Iya siapa Pawat,"tanya Win sekalian.

Pawat hanya bisa diam dan hanya menunjuk ke dalam satu ruangan.

Saat Win melihat ke arah kamar yang di tunjuk Pawat seketika badan di langsung lemas, Win ambruk.

Rasanya seperti di tusuk tusuk hati Win melihat orang yang ia cintai terbaring lemas dan di sekujur badan nya di pasangkan alat alat.











Sudah satu Minggu berlalu Bright masih saja belum kunjung sadar bahkan tidak ada perkembangan tentang Bright.


Dokter sudah menyarankan untuk di copot saja alat nya dan mengikhlaskan kepergian Bright.

Win masih saja tidak mau melepaskan kepergian sang suami tercinta, Win kekeuh tidak mau menandatangani surat itu.


"Win kasian suami kamu jika terus terusan di pasang alat begitu itu hanya memperlambat kepergiannya saja, sudah satu Minggu pasien tidak ada perkembangan sama sekali," bujuk dokter karena sudah yakin bahwa Bright tidak akan selamat.


"Dok saya yakin suami saya akan selamat."

"Yasudah kalo Win masih mau pertahankan itu cuma yang bisa saya sarankan, saya permisi dulu," itu hanya di jawab anggukan oleh Win karena Win merasa dokter itu terlalu memaksa nya.


Win pun membersihkan tubuh Bright dengan air hangat dan selembar kain itu adalah rutinitas ia sehari hari.

Setelah membersihkan Bright biasanya ia memberikan makan untuk sang anak tetapi kali ini berbeda setelah memandikan Bright Win hanya bisa memandangi Bright saja.

Aska di bawa oleh sang Buna dan ayah nya, mereka tidak setuju jika sang cucu terus terusan di bawa ke rumah sakit bahkan sampe menginap.





"Phi cepet sadar ya Aska udah nungguin phi, Aska udah kangen banget sama phi," bisik Win di telinga Bright sambil terus menggenggam tangan Bright.

"Phi Win sayang phi, maafin Win ya phi udah nakal."

Win hanya bisa menangisi suaminya yang sedang koma itu.

"Win sarapan dulu ya sayang," panggil Gulf ke Win.

Mew dan Gulf datang bersama Aska untuk menjenguk.

"Win masih kenyang Bun," Win sangat susah jika di suruh untuk makan.

"Win kamu pulng dulu sana ya sama bunda biar ayah yang jaga Bright," tawar Mew.

"Gak usah Win bisa sendiri."




Mau sekeras apapun orang lain membujuk Win untuk menggantikan menjaga Bright Win tetap menolak nya.


Win tetap angkuh ingin menjaga sang suami seorang diri.


"Win kamu gak kasian sama Aska, Aska juga kangen sama kamu sama Dady nya."

"Bun Win mau di sini," Win menegaskan sekali lagi ke orang tuanya itu.

Saat mereka sedang berdebat Aksa hanya bisa melihat dan ia berjalan menghampiri sang Dady tercinta nya itu.

Ia naik di kursi dekat dengan ranjang setelah berhasil ia hanya tidur di samping sang Dady.

Sebelum benar benar terlelap Aksa sempat mengajak dady nya berbicara.


"Dady Aska sayang Dady, Dady gak kangen Aska Dady tidurnya jangan kelamaan ya Dady kasian Buna setiap hari Buna nangis Aksa juga Aksa nangis sambil peluk foto Dady. Dady nanti kalo sadar Aska kasi permen ya Dady," setelah itu Aksa mengecup pipi Bright dan akhirnya tertidur lelap.

















Ak up agak cepat dari perkiraan karena lagi lancar mikirnya.

Maaf kalo banyak yang typo😁.

Makasi yang udah baca.

Buat yang fote ak doain semoga lancar rejekinya 7 turunan, aminnn🙏❤️💚🌟🌻

posesif my husband [BW].   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang