2

7.7K 433 4
                                    

Orrin Nara adalah namaku, ya...aku bisa mengetahuinya setelah mendapatkan kembali ingatanku. Tentu pelaku pengambil ingatanlah yang memberikannya, siapa lagi kalau bukan Mal-Dewa yang entah siapa nama aslinya. Sudah kutanyakan tapi tidak mau jawab, ya sudahlah apa boleh buatkan? Mari panggil dia Dewa saja.

Sebenarnya semasa hidup, iya semasa hidup karena sekarang aku sudah mati. Itu juga dikatakan oleh Dewa tadi diperkuat ingatan yang kupunya. Dari ingatanku aku mati muda umur 18 tahun, miris memang. Hidupku bisa dibilang kurang beruntung dan agak tragis?

Singkat saja, karena aku tidak ingin terlalu mengingat kehidupanku yang ternyata suram.

Aku tinggal bertiga bersama Ayah dan Kakakku. Ibuku? Dia pergi saat aku dan Kakakku masih kecil karena sudah terlampau muak hidup susah bersama Ayah yang seorang pemabuk, penjudi dan sering melakukan kekerasan.

Nathan Onerro nama kakakku. Pelindung, pahlawan dan panutanku. Dia sering melindungiku dari sasaran pelampiasan Ayah yang sering melakukan kekerasan ketika marah terlebih saat kalah berjudi.

Beribu ribu luka dan hinaan kudapatkan tak terhitung jumlahnya. Kekerasan fisik dan mental jadi makanan sehari hari. Tak dirumah, disekolah dan lingkungan sekitar pun sering kudapatkan. Seakan hidupku hina dan menjijikkan. Hanya kotoran yang seharusnya tidak pernah ada. Berharap aku tidak pernah dilahirkan. Berharap aku mati. Beban. Dan pembawa sial.

Namun semua baik baik saja karena ada pelindung yang selalu melindungi, menjaga, menyayangi dan selalu ada untukku.

Tapi...
Kenapa? Kenapa pelindungku pergi?
Kenapa dia meninggalkanku? Apa dia lelah dan muak denganku yang tidak bisa apa apa ini? Kenapa tidak membawaku bersamanya? Ya, Nathan Kakakku pergi meninggalkanku saat umurnya 17 tahun. Dia pergi tanpa pamit. Entah apa yang terjadi padanya, apa alasannya, bagaimana keadaanya, dimana dia dan masih hidup atau mati? Tidak lagi aku ketahui itu semua.

Aku melewati hari hari sulit tanpanya. Bahkan berpikir untuk menyerah. Tapi aku tidak ingin mati konyol. Berharap suatu hari Kakakku akan kembali, aku menunggunya pulang. Selalu.

Terakhir adalah kematianku diumur 18 tahun, waktu itu Ayah kalah berjudi dan pulang dalam keadaan mabuk. Dia melampiaskan amarahnya padaku dengan memukul kepalaku menggunakan botol alkohol yang dibawanya tepat dikepala.

Aku mati. Nyawaku tidak tertolong kerena banyaknya darah yang keluar dan tidak ada pertolongan. Disaat terakhir, aku berharap bisa melihat kakakku kembali. Memelukku dengan pelukannya yang hangat. Melihat senyumnya yang cerah ketika menyambutku. Mendengar suaranya dengan kata katanya yang menenangkan. Sayangnya itu hanya harapan semata. Kakakku tidak pernah kembali hingga kematian menjemputku.

Terkekeh miris mengingat kenangan hidupku yang jauh dari kata baik. Sampai akhir, air mata keputusasaan mengalir menjadi air mata terakhir. Sedih, tidak ada yang menangisi kepergianku.

Hingga selanjutnya aku sampai di tempat antah berantah dan bertemu Dewa tampan.

----------------------------------------------------















"Jadi, anda ingin saya menempati raga orang lain untuk menggantikan hidupnya?"

"Benar."

Masih ditempat yang sama namun suasana yang berbeda. Jika waktu pertama kali aku tiba di tempat ini siang, sekarang menjadi malam. Dan itu diubah langsung oleh sang Dewa. Woahh magic.

Suasana malam tak kalah indah dari siang. Bulan bersinar terang, langit malam cerah bertabur bintang. Masih dengan angin sepoi namun tidak terasa begitu dingin.

Part Of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang