#24

68 6 0
                                    

Hera terdiam di ruang kantornya.
Matanya hanya menatap kosong kearah jendela. Ucapan tajam Yoongi terus terputar dibenaknya. Dia tidak tau harus merasakan apa.

Ucapan Yoongi membuat dia merasa di tolak secara mentah mentah bahkan dibuang lebih buruk dari sampah.

Hera memijat pelipisnya pelan dan merutuki dirinya.

********

Tok..tok..tok...

"Permisi, Tuan.."

"Masuklah.."

Jimin, sekretaris pribadi dan orang kepercayaan Yoongi baru saja masuk sembari membawa sebuah undangan.

"Apa ini?"

"Tuan Min meminta saya untuk memberikan ini kepada anda, Tuan.."

Yoongi meraih undangan itu dan melihatnya.

"Acara perayaan perusahaan?"

"Nee, Tuan.."

"Bukankah acara ini masih minggu depan?"

"Acara malam ini khusus untuk kalangan keluarga saja, Tuan.."

"Keluarga? Maksudmu?"

"Antara Keluarga Min dengan Keluarga Lee, Tuan.."

"Ck....."

Yoongi membuang undangan itu asal dan menyandarkan tubuhnya ke kursi.

"Apa kau sudah mengutus orang kepercayaanmu..?"

"Sudah, Tuan.. info terakhir yang saya dapatkan, Nona sudah berada di Kantornya.."

"Pantau terus dia.."

"Baik, Tuan.. kalau begitu saya permisi dulu.."

Jimin pun berlalu pergi dari hadapan Yoongi. Meninggalkan Yoongi bersama pikirannya yang kalut. Semua ucapan yang dia katakan kepada Hera kembali teringat di benaknya.

"Aku hanya tidak ingin dia larut seorang diri.." (gumam Yoongi)

********

Yoongi baru saja sampai dirumah dengan menggunakan pakaian rapi.
Dia berniat untuk menjemput sang istri untuk pergi bersamanya ke acara undangan ayahnya itu.

"Ck.. kenapa kau baru datang kemari?" (Ucap Yoona dari ruang tengah)

Yoongi menatap Yoona dingin dan langsung duduk dihadapannya.

"Kau pikir rumah ini milikmu? Sadarlah Lee Yoona.. aku masih terlalu baik padamu.."

"Jadi bagaimana? Kau sudah menemukan ibu pengganti?"

(Membuang nafas kesal) "apa maksudmu?"

"Kau lupa dengan ucapanku yang terakhir? Carilah ibu pengganti yang bisa melahirkan anak untukmu.."

"Bukan urusanmu.."

"Lalu apa nanti malam orang tuamu akan menyerangku lagi? Dan kau akan membiarkannya?"

Yoongi pun menatap tajam ke arah Yoona.

"Aku masih baik untuk tidak membongkar semua kelakuanmu Lee Yoona dan masih membiarkan keluargamu yang memalukan itu untuk menggunakan nama keluargaku dalam keuntungan bisnisnya.. benar benar menjijikkan.."

Seketika tangan Yoona mengepal sempurna. Dia benar benar menahan amarahnya kali ini.

Yoongi beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan Yoona.

"Kita akan pergi malam ini. Kau pasti tau caranya berperan sebagai istri yang bahagia di depan semua orang. Mungkin malam ini kau butuh berperan lebih."

Yoongi kembali melanjutkan langkahnya, sementara Yoona menatap kesal.

SKIP

2 Keluarga tengah menikmati hidangan makan malam saat ini. Tuan Min menyiapkan ruangan khusus bagi dia sekeluarga dan Tuan Lee sekeluarga untuk makan malam.

"Senang sekali dapat diundang dalam acara ini Tuan Min.."

"Tidak perlu sungkan Tuan Lee, Yoona sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri. Jadi untuk acara seperti ini, wajar jika saya mengundang anda.."

"Ah ndee.. lalu bagaimana denganmu Yoongi? Apakah pekerjaanmu berjalan lancar?"

"Nee.. semua berjalan lancar sebagaimana mestinya.."

"Ah sesekali menginaplah dirumah bersama Yoona.."

"Nee, tentu Abonim..."

"lalu Yoona bagaimana dengan pekerjaanmu? Akhir akhir ini kamu jarang sekali kerumah.."

Kali ini giliran Nyonya Min yang bertanya pada Yoona.

"Ah nee, Eomma.. mianhae, aku memang sedikit sibuk dengan pekerjaan akhir akhir ini.."

"Tapi kamu tidak lupa dengan kewajibanmu sebagai seorang istri bukan?" (Ucap Nyonya Min sembari bercanda)

"Tentu tidak Eomma.." (tersenyum)

"Jika dipikir pikir kalian sudah hampir 1 tahun menikah.. apakah kalian sudah ada rencana untuk memiliki anak?"

Ucapan Nyonya Min benar benar menyulut kejenuhan Yoona. Sementara kedua orang tua Yoona, langsung menatap kearahnya.

"Ah nee, Eomma.. aku dan Yoongi....."

"Kami sedang memikirkannya.." (potong Yoongi)

Yoongi menatap kedua orang tua Yoona dan mendapati wajah mereka yang merasa lega mendengar ucapan Yoongi

"Ck.. bajingan, ternyata kau juga menginginkan itu dari anakmu.." (batin Yoongi)

Setelah selesai makan, mereka semua kembali ke ruang inti untuk berbaur bersama tamu yang lain. Sementara Yoongi dan Yoona tengah sibuk berdebat di halaman belakang gedung.

"Apa maksudmu sedang memikirkannya?"

"Lalu jawaban apa yang kau harapkan?"

"Sialan..."

"Ck..bahkan orang tuamu juga memiliki niat, Lee Yoona.. ah mereka orang tua yang buruk karena tidak tau jika anak kesayangannya ini tidak bisa di ajak bekerjasama.."

"Jaga ucapanmu.."

Saat di tengah tengah obrolan mereka, ponsel Yoongi berdering.
Yoongi pun langsung merogoh ponselnya yang ada disaku.

"..........."

"Apa maksudmu?"

".........."

"Aku akan kesana.."

Yoongi pun langsung mematikan ponselnya dan hendak meninggalkan Yoona.

"Aktingmu sangat bagus malam ini.. kau bisa melanjutkannya seorang diri.."

Yoongi berlalu dari hadapan Yoona.

"Pikirkan itu Min Yoongi! Kau juga sudah terjebak didalam arus ini. Setidaknya kau memikirkan ibu kesayanganmu itu!"

Yoongi hanya diam dan kembali melanjutkan langkahnya.

********

"Apa maksudmu dia menghilang?"

"Kami sudah mengikutinya seharian ini, Tuan.. keundar Nona menghilang saat di bar.."

"Aku meminta kalian untuk mengawasinya.. bagaimana bisa kalian bekerja seperti ini!?"

"Maafkan kami, Tuan.."

Saat Yoongi tengah berbicara dengan orang suruhannya, tiba tiba seseorang datang dan mengatakan sesuatu pada namja yang ada dihadapan Yoongi.

"Maaf, Tuan.. salah satu dari kami baru saja melihat Nona tengah berjalan sendirian di kawasan ****"

Tanpa pikir panjang, Yoongi langsung masuk ke mobilnya dan menuju kawasan yang dimaksud.

"Aku tidak ingin terjadi apapun padamu, saat aku tidak ada.." (batin Yoongi)



#Vote dan Komen Juseyo 💜

Angels Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang