#44

51 5 0
                                    

"Kita akan mencari Nona Hera kemana, Tuan?"

"Apartnya.. kau sudah mencarinya kesana?"

"Belum, Tuan tapi menurut mereka Nona Hera belum kembali ke apartnya.."

"Ck.. terakhir kali orang suruhanmu juga mengatakan hal seperti itu.. jika dia disana dan terjadi sesuatu padanya, aku bunuh kalian."

"Baik, Tuan.."

SKIP

Yoongi baru saja sampai di apartment Hera. Yoongi memasukkan password dan saat pintu terbuka, hanya ada ruangan yang gelap. Yoongi langsung masuk dan mencari keberadaan Hera.

"Hera?" (Panggil Yoongi)

Yoongi makin melangkah masuk dan saat sampai di ruang tengah, matanya tertuju pada pecahan vas yang bertebaran.

"Kenapa...."

Tubuh Yoongi terdiam. Matanya terus menatap ke satu arah. Bahkan ucapannya terhenti sekarang. Yoongi melihat darah cukup banyak dilantai dan melihat Hera tergeletak di sampingnya.

"He-hera..."

Yoongi ingin sekali langsung berlari kearah Hera tapi tubuhnya terpaku beberapa saat. Kenangan buruk itu kembali terlintas di benaknya.

"Tuan.. apa Nona Hera...."

Yoongi hanya diam dan tidak menjawab ucapan Jimin yang baru saja masuk, tapi mata jimin langsung tertuju pada Hera.

"Nona Hera..."

Jimin langsung berlari kearah Hera dan berusaha membantu Hera.

"Tuan.. Nona Hera.."

(Berjalan kearah Hera) "ani.. Hera.. bangunlah.. Kim Hera!" (Ucap Yoongi panik)

Tanpa pikir panjang, Yoongi langsung menggendong Hera dan membawanya ke rumah sakit.

SKIP

Dokter baru saja keluar dan berbicara dengan Jimin cukup lama.

"Kalau begitu saya permisi dulu.." (ucap dokter lalu, berlalu)

"Ndee.."

Jimin langsung menghampiri Yoongi yang terduduk di kursi tunggu. Dia hanya diam dan tidak mengatakan apapun.

"Tuan.. dokter mengatakan kondisi Nona sudah mulai membaik.. hanya saja Nona kehilangan banyak darah dan...."

Jimin menggantung ucapannya dan berpikir kalimat apa yang harus dia ucapkan pada Tuannya itu.

"Dan dokter mengatakan jika Nona hampir saja menyayat urat nadinya, Tuan.." (sambung Jimin)

"Kau masih ingat dengan ucapanku sebelumnya?"

"Ndee Tuan.."

"Kau ingin aku yang melakukannya atau kau sendiri?"

"Saya yang akan mengurus ini, Tuan.."

Yoongi bangkit dari duduknya dan menatap orang kepercayaannya itu dingin.

"Bunuh mereka semua. Jangan sisakan satu pun. Jika aku masih melihat mereka, nyawamu ada padaku. Kau mengerti?"

"Saya mengerti Tuan.."

Yoongi pun berlalu dari hadapan Jimin dan pergi menuju ruang rawat Hera. Yoongi masuk dan mengambil posisi disampingnya.

Matanya tertuju pada perban yang ada di lengan Hera. Yoongi menatap perban itu lamat.

"Aku mohon.. aku tidak ingin melihatmu terluka.. aku tidak ingin melihat siapapun lagi mati dihadapanku.. cukup orang tuamu, Hera.."

Yoongi tertunduk, sudut matanya terasa basah sekarang.

"Aku sudah cukup tersiksa melihat orang tuamu mati dihadapanku.. aku bahkan tidak bisa menyelamatkan mereka.. aku sangat pengecut.. bahkan aku merasa tidak pantas untuk hidup.. jadi aku mohon jangan pernah terluka.."

Tanpa sadar, Yoongi menangis.

Seorang Min Yoongi benar benar hanya luluh untuk satu wanita.
Wanita yang dia kenal sejak lama.
Wanita yang mampu menarik perhatiannya saat itu.
Kim Hera.
Hanya ada nama itu dihati dan pikirannya.

Tapi kejadian itu mengubah semuanya.
Dia memaksa dirinya untuk menjauhi wanita kecintaannya setelah dia tau semua hal yang terjadi itu, akibat ulah orang tua yang dia sayangi.

Dia merasa tidak pantas untuk wanitanya.
Karna ulahnya bahkan karna ulah orang tuanya jugalah, wanita kecintaannya harus hidup sengsara.
Hidup sebatang kara.
Dan Yoongi merasa tidak ada pengampunan yang pantas baginya.




#Vote dan Komen Juseyo 💜

Angels Like YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang