"Selamat sore! Ada yang bisa saya bantu?" ucap seorang gadis bermata sedikit sipit itu.
"Ah tak perlu, hanya saja di manakah letak bunga melati ya dek?" ucap seorang gadis dengan postur tubuh ideal, seperti model
"Oh mari saya antar kak," ucap gadis bermata agak sipit itu.
Baru saja mereka melangkahkan kaki menuju tempat dimana bunga melati itu ada, seseorang menghampiri mereka dengan tatapan tak suka
"Rev, biar gue saja yang mengantar orang ini, lo jaga pintu lagi aja sana" ucap orang itu dengan tatapan tak suka ke arah Revya
"Oh— iya kak Keina." ucap Revya.
REVYA POV
Kerja paruh waktu di tempat yang sebenernya kau tak sukai itu bagaikan makan makanan yang tak kau sukai, benar benar tidak enak.
Mama papaku membiarkanku hidup mandiri, jika kalian sudah membaca cerita 'stalker' yang dibuat oleh author ini tentu saja kalian tau siapa nama mama dan papaku,
Well, toko bunga ini milik pamanku- namanya Gafrin. Dan orang yang bernama Keina itu saudaraku tapi dia satu tahun lebih tua dariku,
Aku tak tau apa yang salah dariku kepada kakak saudaraku itu, karena dia selalu saja menatapku dengan tatapan tak suka.
"Rev, gue pulang ya" ucap kak Keina dengan suara lantang
"Iyaaa kakkkk"
Butuh waktu sekitar setengah jam lagi agar toko tutup, dan kakiku sudah pegal karna daritadi hanya berdiri saja.
"Soree" sapaku saat ada pengunjung masuk sambil membukakan pintu
Ternyata yang masuk adalah seorang laki laki dengan postur tubuh yang ideal, dengan tinggi yang begitu menjulang layaknya tiang listrik. Karena hanya tinggal aku yang berjaga, jadi akulah yang harus melayaninya.
"Mau cari bunga apa?" tanyaku ramah
Tapi laki laki itu tak menjawab melainkan hanya menatapku dengan tatapan dingin dengan muka yang datar. Lalu, laki laki itu kembali memilah milah dan melihat lihat bunga
"Cari apa? Barangkali saya bisa bantu." tanyaku sekali lagi dengan ramah
"Ga usah" jawabnya dingin lalu segera meninggalkanku
Aku hanya menatap datar.
"Nyebelin bangetsi tuh cowok" ucapku
"Apa?"
Ternyata ucapanku tadi bisa dibilang cukup kencang, karena laki laki tadi sampai membalikkan badannya ke arahku
"Tak apa. Pergilah jika kau mau" ucapku datar
Lalu dia berbalik dan pergi.
FoL
Kalau tadi aku ingat perkataan Fani mungkin aku ga bakal gini, harusnya waktu dia duluan berangkat aku juga ikut berangkat,
Aish,
Aku hanya berteduh di seberang sekolah, tepatnya di tempat pencetakan foto. Tiba tiba ada seseorang menepuk bahuku,
"Enggak bawa payung dek?" ucapnya ramah
Aku tak memandang wajahnya, aku hanya langsung saja menjawab pertanyaannya "Yaa"
"Kalau ada yang bawa payung— adek mau ikut?" tanyanya lagi
"Hmm yap" jawabku
Yap. Mau siapapun yang membawa payung aku akan ikut dia. Karena aku tak mau telat sampai sekolah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers of Love [ Tamat ]
Teen FictionSemuanya berawal dari toko bunga. Jika aku tak bekerja paruh waktu di sana mungkin aku ataupun dia tak akan saling mengenal, dan yang harus di garis bawahi adalah mungkin aku dan dia tak akan memiliki perasaan yang sama. [ Flowers of Love ] Aku yaki...