Kevin
Kevin : bagaimana? Kau tak lupa kan dengan janji kita nanti sore?
Revya : ya, ingat
Kevin : tak usah takut kamu yang harus mentraktirku, aku kok yang bakal nraktir kamu
Revya : ok
Revya : kak, kakak tau line aku dari mana?
Kevin : masa line pacar sendiri aja kakak enggak punya
Revya : kakak ga pernah nembak aku. Jadi jangan sebut sebut kalo aku ini pacar kakak!
Kevin : beratus ratus perempuan mengantri loh buat jadi pacar kakak
Revya : trs apa hub sm aku?
Kevin : kau ini ya
Kevin : yasudah, nanti sore aku line lagi apabila aku sudah pergi, aku tak ingin membuatmu menunggu
Revya : ok
Read.
Tanpa kusadari ternyata tanganku gemetaran, dan jantungku berdegup kencang.
Seumur hidupku aku tak pernah mengalami hal seperti ini.
Notifikasi line muncul (lagi) tapi kali ini dari Dino
Wajahku langsung senang, dan aku tak gemetar dan jantungku tak berdegup kencang lagi.
M. Dino
Dino: pagi tkng molor
Revya: pagi jg tkng baper
Dino: lari pagi yuk, sekalian makan bubur
Revya: sini aja jemput gue No
Dino: gue udah di depan hoy, bukain napa
Revya: SERIUS LO?
Dino: elah ngapainsi gue boong
Revya: sebentar
Read.
Aku membuka pintu apartement, dan ternyata benar bahwa Dino sudah ada di depan.
"Apa kau akan lari dengan pakaian-" Dino menatapku dari atas sampai bawah "seperti itu?" ucapnya lagi
Ya aku hanya memakai celana 3/4 dengan baju biasa
"Memangnya kenapa kalau aku pake baju ini?" tanyaku
"Bukankah waktu ulang tahunmu tahun kemarin Fani memberikanmu baju untuk olahraga? Pakailah itu"
Waw ingatan Dino begitu tajam ya, aku saja yang punya bajunya sudah lupa.
Aku segera berganti baju.
"Gue mau pamit dulu ke Fani" ucapku
"Tak usah"
"Kenapa?"
"Tadi dia sudah duluan bersama Kak Rey untuk lari lagi. Kebetulan tadi gue berpapasan dengannya"
"Ohh. Yaudah ayo!"
Aku dan Dino berlari mengelilingi taman di sekitar apartement. Kami berlari sekitar 3 keliling, aku dan Dino begitu kelelahan hingga rasanya tak kuat lagi untuk berlari.
"Beli bubur dimana?" tanya Dino dengan mata kesana kemari untuk mencari gerobak bubur
"Disini ga ada yang jual bubur No, paling deket komplek rumah lo"
"Yaudahlah ayo. Ga kuat laper. Lo mau ngangkat gue kalo gue pingsan?"
Aku hanya mengangguk, "Baiklah. Ayo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers of Love [ Tamat ]
Teen FictionSemuanya berawal dari toko bunga. Jika aku tak bekerja paruh waktu di sana mungkin aku ataupun dia tak akan saling mengenal, dan yang harus di garis bawahi adalah mungkin aku dan dia tak akan memiliki perasaan yang sama. [ Flowers of Love ] Aku yaki...