.12 Paket

16 2 0
                                    

Revya benar benar kebingungan harus seperti apa lagi. Sudah beberapa hari ini ia tidak mendapat kabar apapun dari Kevin. Revya bisa memaklumi mungkin dia sibuk belajar. Namun, perasaan Revya berkata bahwa Kevin sedang menghindarinya. Revya juga sudah mencoba menghubungi lewat telepon tapi tak kunjung ada jawaban. Pesanpun tidak dibalas.

"Dia gak mungkin tiba tiba udah keluar negeri tanpa ngehubungin gue kan?"

Kevin memang seorang lelaki yang terkesan pendiam tidak banyak tingkah seperti Dino. Dia baik namun terkadang menyebalkan.

"Ngelamun aja." Dino mengagetkan Revya dari belakang.

Siang ini mereka janjian untuk belajar bersama di perpustakaan kota. Sebentar lagi mereka juga ujian kenaikan kelas.

"Jangan ngelamun dan mikir yang engga engga."

"Gak mikir apa apa kok gue."

"Cih." Dino memalingkan wajahnya ke arah lain, "Gak bisa bohong lo kalo sama gue."

"Eh btw, ini caranya gimana sih?" Revya mencoba mengalihkan topik, takut sahabatnya ini bisa membaca apa yang sedang ia pikirkan.

"Caranya lo harus berhenti mikir hal hal negatif. Gue yakin kok Kevin kayak gini bukan karena dia udah gaada rasa sama lo atau gimana."

"Eh? Apasih No?"

"Lo sendiri kan yang pernah cerita ke gue. Kevin orangnya tulus, serius sama lo. Emang di awal aja dia ngejar ngejar lo banget ya itu wajar, tapi bukan berarti dia sekarang jadi pendiem karena udah gaada rasa sama lo jadi dia ngehindar. Bukan Rev. Lo tau sendiri dari awal dia emang anaknya pendiem kan?"

Revya hanya terdiam menatap pensil yang ia pegang.

"Lo gabisa ngubah karakter seseorang dengan mutlak Rev. Dia udah hidup dengan karakter itu selama bertahun tahun."

"Bukan itu. Kalau itusih, gue selama ini sabar kok. Santai aja kalau dia suka ngilang."

"Terus sekarang kenapa? Hm?"

"Gue cuma khawatir aja No sama dia. Gak biasanya pesan sama telepon gue gak dia jawab."

"Oh bukan khawatir karena dia udah gaada rasa?"

"Hm dikit. Gue cuma takut dia kenapa kenapa dan ngelakuin hal aneh karena ga lolos kemarin.."

"Kevin gak akan ngelakuin itu Rev. Udah lo yakin aja sama dia. Yakin juga kalau yang di atas punya rencana yang baik untuk Kevin."

"Iya No. Makasih banyak, yauda yuk bahas materi hidrolisis yuk."

"Tau gak Rev, padahal kalo Kevin udah gak suka sama lo gue bakal maju lagi paling depan buat dapetin lo." Ucap Dino sambil nyengir.

Revya menyenggol lengan Dino, "Gak lucu No."

Dino tertawa, "Bercanda elah. Gue udah move on kok dari lo."

FoL

"Bisa dihubungin?"

Revya menjauhkan layar ponsel dari telinganya," Enggak Fan."

Revya menggigit kukunya beberapa kali. Saat ini, ia sedang berada di suatu cafe bersama kak Rey dan Fani. Revya juga membawa sebuah kotak yang tidak kecil namun juga tidak besar.

"Menurut gue sih, Kevin tuh kemarin kemarin terpukul karena gak lolos. Jadi, ya dia butuh waktu sendiri."

"Iya bisa tuh! Dia gaakan mungkin ga bales pesan lo selama berhari hari sama ga angkat telpon lo. Dia ngelakuin ini semua karena emang butuh waktu sendiri."

Flowers of Love [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang