Revya POV
Aku memilih untuk menelepon Dino.
"Iya Rev? Ini gue udah nemu bukunya, yuk balik."
"Maaf banget sumpah No, gue tiba-tiba ada perlu jadi gue balik duluan ini."
"Ada perlu atau ada Kevin?"
Aku mendadak terdiam, karna bagaimana dia bisa menebak seperti itu?
"Lo kaga bisa bohong sama gue. Lo dijemput sama Kevin? Yauda gapapa kok."
"Iya maaf ya Kevin tiba-tiba ada di sini,"
"Bilangin ke Kevin dasar bucin. Dah ya gue balik kalo gitu. Hati-hati."
Lalu telepon pun di putuskan oleh Dino.
"Udah kelar?" tanya kak Kevin.
Aku hanya mengangguk meng-iya kan.
FoL
Setelah sampai apartement sebenarnya aku masih kepikiran dengan Dino, apakah dia sebenarnya marah atau tidak?
"Lamunin apaandah cuci tu piring elah." ucap Fani membuyarkan lamunanku.
"Banyak pikiran? mikirin apa?"
"Kayaknya gue udah berdosa banget ya sama Dino."
"Iya jelas, lo udah nyakitin perasaannya!" bentak Fani.
Suara notifikasi line muncul di layar handphoneku.
"Fan, tolong buka dong siapa." Kataku
"Kevin noh."
Buru-buru aku membereskan cucian piring.
Kevin
Pulang sekolah jalan yuk? ada yang ingin aku bicarakan.
Iya boleh, apaan kak?
Ya besok aja ya.
Read.FoL
Aku menunggu di taman sekolah, tempat tersejuk yang ada di sekolah ini.
"Maaf, lama ya?" ucap seseorang sambil menyentuh pundakku.
"Eh engga Vin, ada apa?"
"Pertama, gue mau minta maaf gue bukan tipikal cowok romantis yang selalu bisa 24 jam nge-chat lo dengan perkataan manis."
"Yaila gapapa kali Vin, ini ada apaan sih?" Jujur saja mendengar ucapan kak Kevin aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi.
"Gue mau ngajak lo jalan soalnya ada yang mau gue omongin. Pulang sekolah ada waktu ?" tawarnya.
"Ada. Kemana?" tanyaku.
"Tempat gue nembak lo."
"Vin, lo ga ada rencana buat—" Kevin lebih dulu memotong perkataanku.
"Takut di putusin?" tanyanya spontan membuatku mengangguk.
"Susah-susah dapetin kamu, ngapain ngelepas?"
Aku hanya tersenyum.
Sebelum ke taman, kami menyempatkan diri untuk ke rumah Kevin terlebih dahulu. Katanya, ada barang yang tertinggal. Setelah ini dia akan langsung pergi ke pusay bimbingan belajar, mengingat Kevin sudah kelas 12 ia harus masuk sebuah universitas ternama.
Percaya tidak? di halaman depan rumahnya ini banyak sekali bunga. Mamahnya memang penyuka bunga sejati ya sepertinya? Apalagi dalam rumahnya? Dan rasanya Kevin juga jadi menyukai bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flowers of Love [ Tamat ]
Teen FictionSemuanya berawal dari toko bunga. Jika aku tak bekerja paruh waktu di sana mungkin aku ataupun dia tak akan saling mengenal, dan yang harus di garis bawahi adalah mungkin aku dan dia tak akan memiliki perasaan yang sama. [ Flowers of Love ] Aku yaki...