15. Puncak Kehancuran

282 21 5
                                    

Hai cimit kembali lagi sama Titi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai cimit kembali lagi sama Titi

Guys pelan-pelan aja ya bacanya, pake perasaan juga biar ngena ke hati wkwkwk

Vote
Komen

Happy reading♡

15. Puncak Kehancuran

Suasana di sini cukup sepi. Semilir angin berhembus lembut ke permukaan kulit. Cahaya matahari yang begitu terik tak menjadi penghalang baginya untuk berdiam di jembatan Sungai Han. Samar-samar terdengar suara air di bawah sana yang kian menjadi penenang.

Heeseung meremat kuat-kuat pembatas jembatan itu, matanya mulai memerah nan memanas. Hatinya dirundung kegelisahan. Pikirannya tidak jauh dari kondisi sang adik. Dunia terlalu kejam untuk dipijak seorang Lee Sunghoon. Tuhan terlalu pintar merancang takdir untuk hambaNya.

Sudah satu jam Heeseung berdiam di jembatan Sungai Han. Tatapan kosong begitu kentara pada matanya. "Argh!" Teriaknya sambil memukul pembatas jembatan itu.

"Maafin gue," ujarnya parau, entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa bersalah.

"Gue janji bakal bantu lo, gue janji bakal selalu ada buat lo...Sunghoon." Suaranya melirih pada kata terkahir.

Tak peduli jika adiknya itu menolak semua bantuan darinya, tak peduli jika ia harus mendapat amarah sang adik, tak peduli jika sang adik membencinya hingga sampai saat ini. Heeseung akan terus membantu adiknya sampai kapan pun itu.

Kepalanya tertunduk menatap Sungai Han yang berada di bawahnya. Ujung bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman tipis. "Sungai yang indah," ucapnya tiba-tiba.

Kepalanya ia angkat lagi, lalu menatap sekitar yang lumayan sepi. Ingatannya kembali pada kejadian beberapa minggu lalu.

"Sebaik apapun lo, gak akan ngaruh sama kehidupan gue."

Ya, kalimat itu sama sekali belum hilang di pikirannya. Mungkin tidak akan pernah hilang sampai kapan pun. Sakit? Tentu. Tapi Heeseung mengerti kenapa Sunghoon mengucapkan kalimat pedas itu.

"Gue harap, kebaikan gue dari mulai saat lo sadar ngaruh sama kehidupan lo ya." Ujarnya getir.

Beberapa detik kemudian semua lamunannya buyar, ia teringat Jungwon yang akan dioperasi sekarang juga. Satu jam yang lalu setelah selesai menandatangani surat, Heeseung langsung ke sini tanpa bertemu Sunoo terlebih dahulu.

"Astaga! Jungwon Sunoo!" Selorohnya merutuki diri sendiri. Heeseung segara meninggalkan jembatan Sungai Han dan menuju cafe tempat ia menyimpan mobilnya.

End Up Alone || Sunghoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang