Ini tentang mimpi, mimpi seorang pemuda bernama Lee Sunghoon. Menjadi atlet ice skating adalah impiannya sejak kecil. Namun semua itu harus terhalang oleh satu obsesi. Obsesi ayahnya untuk menjadikannya penerus perusahaan.
Di sisi lain, ada Heeseun...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hai cimit
Jangan lupa tinggalin jejak
Vote Komen
Happy reading♡
13. Not Sunoo
Malam ini, Heeseung berencana untuk menginap di rumah sakit. Ia menggantikan ayahnya yang tidak bisa menjaga Sunghoon. Ayahnya beralasan ada urusan perusahaan yang gak bisa ditinggal. Sungguh basi. Heeseung tahu itu hanya omong kosong. Pria itu tidak ingin repot.
Kini Heeseung sedang duduk di kursi depan pintu ICU. Sedangkan di ujung kursi itu ada Jay. Sudah satu jam mereka terdiam di sana, suasana diantara keduanya sangat canggung.
Heeseung sesekali melirik Jay yang melamun. "Udah malem, gak akan pulang?" Heeseung mencoba bertanya untuk menghilangkan kecanggungan.
Jay menoleh sebentar, "gak akan." Jawabnya dingin.
Heeseung berdiri dari duduknya, "mau makan apa? biar abang bel-"
"Gak usah." Timpal Jay cepat.
Heeseung menghela nafas pelan, ia kemudian pergi dari sana. Jay menatap punggung Heeseung yang mulai menjauh.
"AARRGGGGHHHH." Jay berteriak sambil memukul kursi yang ia duduki. Cowok itu terlihat sangat kacau dan frustasi.
Jay mengusap wajahnya gusar, hari ini ia benar-benar sangat kacau. Cowok itu menyalakan ponselnya, pukul 21.31 KST. Jam segini ia belom pulang, pasti mamanya menunggu di rumah. Tapi ia tidak tenang meninggalkan Sunghoon begitu saja.
Jay berdiri, ia berjalan menuju taman rumah sakit, sesampainya di sana, ia melihat Sunoo yang duduk di kursi taman. Tanpa pikir panjang ia segera menghampiri Sunoo dan duduk di sampingnya.
Sunoo sedikit terkejut akan kehadiran Jay yang tiba-tiba. Kemudian terdengar helaan nafas dari mulut Sunoo.
"Ibu lo udah tau?" Tanya Jay.
Sunoo terdiam sebentar, "tau." Jawabnya singkat.
"Terus, kenapa gak ke sini?"
Sunoo mengangkat bahunya tidak tahu. Sunoo ini memang anti membicarakan keluarga, anak itu selalu tertutup dan berpura-pura serba baik-baik saja, padahal Jay sudah tau semuanya dari Jungwon.
"Nih."
Jay dan Sunoo reflek menoleh ke samping, ternyata ada Heeseung yang menyodorkan dua bungkus bungeoppang kepada mereka. Jay langsung memalingkan wajahnya.
"Gak usah, makasih." Ujar Jay.
"Abang tau kalian lapar, kalian belom makan malam kan?" Ucap Heeseung membujuk kedua teman adiknya itu.
