Bab 4

630 92 38
                                    

Setelah beberapa kali pertemuan dengan Bagus, akhirnya Gaby bercerita tentang hubungan gelap nya ke temannya.

"Kalo ketahuan, sebut aja kekurangan Dana.  Jadikan kekurangan dia jadi senjata. Dari kekurangan itu tadi, makanya kamu cari sosok yang lain."
Gaby selalu mengingat kalimat yang di ucap oleh temannya saat ia merasa bersalah dengan hubungan terlarang ini.

Bulan telah berlalu.
Tak terasa hubungan Gaby dan Bagus sudah lebih dari 1 tahun. Dana tidak menaruh curiga sama sekali. Karena sikap Gaby tidak berbeda.

Seperti malam-malam sebelumnya, Dana yang selalu menemani Tika menjelang tidur. Setelah Tika terlelap, Dana perlahan keluar kamar.

"Gab, aku pinjem HP nya donk. Aku mau telpon mama." Ujar Dana sambil berjalan menuju ruang keluarga.

"HP mu mana?" Tanya Gaby. Jantungnya berdetak kencang.
Karena ia sedang asyik berbalas pesan dengan Bagus.
Padahal biasanya Dana memakan waktu yang lama di kamar anak nya. Pria ini mendongeng atau kadang mengobrol untuk stimulasi anaknya.

"Hp ku lagi di charge di kamar." Jawab Dana.

Karena panik, Gaby langsung menghapus seluruh obrolan dia dan Bagus yang ada di WA nya.

"Lama nggak?" Tanya Gaby dan memberikan ponselnya.

"Emang kenapa?" Dana bertanya balik.

"Aku mau berburu sale. Takut kehabisan." Gaby memberi alasan.

Dana tertawa sejenak dan mencium samping kepala istrinya.

"Cuma bentar. Mau tanya ke mama, besok aku di jemput atau naik taksi?" Ujar Dana.

Dana keluar rumah untuk mencari jaringan yang lebih baik.

Ketika membuka fitur kontak untuk mencari nama mamanya, ada pesan WA masuk. Dari Bagus Aku Express.

'Babe, besok jam istirahat jadi ke hotel kan? Uda kangen.'
Dana melihat dari pop-up. Tapi tidak ia buka. Sehingga status pesan tadi tetap terlihat belum terbaca.

'Istirahat di hotel?' Dana membatin, dan hatinya seperti ada yang mencubit.

Dana menelepon mamanya, Linda. Sebenarnya, besok ia akan ke Surabaya.
Tapi karena ada pesan WA tadi, maka ia membatalkan.
Dana berpesan kepada mamanya, agar pembatalannya tidak di sampaikan kepada Gaby.
Dia memberi alasan akan memberi kejutan kecil kepada istrinya sebagai ucapan terimakasih karena bersedia mendampingi Dana.

Pria ini kembali masuk dan ia menatap istrinya.

"Uda telpon mama?" Tanya Gaby.

"Uda." Jawab Dana dan masih memegang ponsel istrinya.
Sebenarnya ia ingin bertanya mengenai pesan tadi, tapi ia urungkan.

"Di jemput siapa?" Gaby kembali bertanya.

"Aku naik taksi. Semuanya sibuk."

"Mana HP ku! Entar kelewatan sesi sale nya." Ujar Gaby dengan menengadahkan tangannya.

Tanpa ucap Dana memberikan ponsel ke istrinya.
Dia lalu ke meja makan untuk mengemil sambil menatap bagian belakang istrinya.
Gaby terlihat fokus melihat HP nya.
Dana tetap curiga dan penasaran dengan pesan tadi.
Sebagai langkah awal, Dana berencana akan membuka ponsel Gaby saat istrinya sudah tidur.

Beberapa jam kemudian, Gaby sudah terlelap.
Dengan perlahan Dana membuka ponsel istrinya.

Dia membuka aplikasi WA, untuk meyakinkan apa yang ia baca tadi.
Tapi setelah di lihat pada room chat kontak yang bernama Bagus Aku Express, tidak ada interaksi apapun. Kosong.
Dana kembali melihat pesan dari kontak yang lain.
Tidak ada pembicaraan mengenai hotel seperti yang ia lihat tadi.
Tapi ia sangat yakin, yang mengirimkan pesan adalah Bagus Aku Express.

BUKAN TAKUT MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang