Bab 8

868 110 30
                                    

"Ngapain di luar kak?" Tanya Nila yang baru selesai saja menyuapi anaknya. Dia membutuhkan angin segar.

"Nemenin Tika." Jawab Dana.

"Emang kenapa Tika?" Celetuk Nesa yang ikut keluar.
Karena di dalam gerah dan rame.

"Nunggu Sita."

2 mamak muda ini tau siapa yang di maksud.

"Kak Dana nggak pengen cari mami untuk Tika lagi?" Tanya Nesa.

"Belum mikir ke sana, Nesa... "

"Kalo bisa di pikir mulai sekarang, kak." Itu suara Nila.

"Soalnya, Tika makin besar dan pasti ada perubahan di tubuhnya.
Misal menstruasi.
Di sekolah pasti uda di ajari, tapi gimana ya...
Lebih enak kalo bicaranya sama-sama wanita.
Karena sama-sama tau sebelum menstruasi kondisi hati dan perasaan lebih sensi.
Itu baru menstruasi aja, kak... Belum yang lainnya." Nila menjabarkan.

"Untuk nikah lagi, juga butuh yang namanya pendekatan, kak Dan.
Terus ....yang paling penting adalah pendekatan ke Tika.
Dan ini butuh proses yang cukup lama. Karena anak kecil peka banget, mana yang tulus dan mana yang bulus..." Ucap Nesa.

"Bunda! Bunda!"
Tika berteriak girang dan melompat-lompat saat melihat motor Naomi memasuki halaman rumah Aline.
Obrolan mereka mendadak berhenti.

Mata Tika tak lepas dari Naomi sampai gadis ini memasuki rumah dan menyalami Nesa dan Nila.

"Dia dari tadi nungguin kamu di teras. Nggak mau masuk...." Dana seolah mengadu bahwa memang Tika yang menginginkan kedatangan Naomi.

"Kenapa nak?" Tanya Naomi dengan lembut lalu menggendong Tika.

"Jangan di gendong! Dia_" Celetuk Dana.

"Mas!" Potong Naomi sedikit membentak ke Dana. Matanya memicing sinis ke arah pria ini.
Naomi berharap Tika tak mendengarnya.

'Aku kasian kamu...dia berat.... ' batin Dana tak berani membalas. Memang Tika gemoy tapi gesit.

"Aku masuk dulu ya mbak... " Pamit Naomi kepada Nila dan Nesa.

Setelah jalan beberapa langkah, tiba-tiba Naomi berbalik.

"Mas, tolong ambil kelengkeng di motor! Bawa ke dalam sekalian!" Pinta Naomi.

'Iya, ndoro... ' Dana hanya mampu membatin. Dia tidak berani berucap langsung, karena takut tidak ada yang menjaga anaknya.

"Tika uda makan siang" Tanya gadis ini.

"Belum." Jawab Tika.

"Kok belum makan? Ini uda jam berapa.... "

"Aku maemnya sama bunda."

Naomi mengucap salam saat memasuki ruang tamu rumah Aline.

"Nah! Gini donk ikut ngumpul.... " Angga yang bersuara.
Naomi menurunkan Tika, lalu salim ke tante dan om.
Tak lupa dengan eyang bunda dan eyang papa.

"Kamu kok sulit banget di ajak ngumpul? Ntar di kira Dito, kami menyisihkan anaknya, nggak peduli sama anaknya..... " Kata eyang bunda.

"Nggak lah eyang, bapak nggak mungkin menilai seperti itu.
Lagian Omi emang ada yang harus di kerjakan...." Ucap Naomi.

"Kamu langsung ke dalam aja, Omi.
Incip incip apa gitu...
Di dalam juga banyak sepupu kamu..." Aline selaku tuan rumah mempersilahkan.

"Makasih tante... " Naomi membalas dengan sopan.

Naomi menggandeng Tika ke ruang TV, dia menyapa sepupu Dana.

"Kak Omi, kok baru datang?" Tanya Tia.

BUKAN TAKUT MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang