Bab 13

1.1K 110 31
                                        

"Nah gini donk, Omi. Ikut liburan juga... " Ujar Nara saat Naomi menyalaminya.

"Nggak bisa nolak, tan.
Sungkan, soalnya di jemput langsung sama om Arta dan tante Linda." Naomi merespon dengan sopan.

Para mama muda menyambut dengan hangat.
Bahkan mereka mengajak tidur di kamar yang sama.

"Kita tidur di sini.... " Ucap Nila dan membuka kamar yang paling besar. Di sana banyak kasur busa berjajar rapi tanpa ranjang.

"Anak-anak tidur di sini juga, mbak?" Tanya Naomi.

"Yang masih butuh emaknya, pasti sama kita.
Yang uda gede, kadang bobok sendiri. Tapi di bedain kamar cowok sendiri, kamar cewek sendiri.
Malah ada yang bobok sama neneknya. Terserah mereka aja... " Jawab Nesa.

Dana pun ikut menyusul room tour di belakang Naomi. Karena villa ini sudah di renovasi jadi Dana juga ingin tahu.
Beberapa kali Dana berdiri sangat dekat hingga punggung Naomi merasakan dada si duda.

Ingin sekali Dana menjahili gadis yang ada di depannya dengan menarik rambutnya, apalagi aroma rambut Naomi yang terurai menggoda hidungnya. Tapi itu tidak mungkin dilakukan.
Karena selama ini Dana tidak pernah jahil ke saudaranya.
Dana bukan sosok yang usil, jahil, dan tengil.
Jadi jika Dana berbuat demikian, akan terasa aneh.

"Nah! 2 kamar itu untuk cowok. Tapi terserah, mau di kamar, di depan TV, terserah kalian aja." Ujar Nila.

"Besok pagi, Omi bantu aku cuci piring ya?" Nesa bersuara.

"Iya mbak... " Jawab Naomi.

Setelah menjelaskan seluruh sudut ruangan di villa ini, Nesa dan Nila pamit untuk menyediakan cemilan. Karena mereka yang bertanggungjawab.

Naomi dan Dana berjalan ke ruang tamu dimana Dana meletakkan tas nya.

"Tika bobok dimana mas?" Tanya Naomi. Karena ia akan ke kamar para mama muda.

"Nggak tau. Soalnya selama ini dia tidur sendirian dengan kondisi yang sepi." Jawab Dana.

"Atau bobok sama aku aja ya? Kalo bobok sama bocil, pasti dia nggak bakal tidur. Main dan becanda mulu..."

"Kalo aku yang nggak bisa tidur, boleh aku tidur sama kamu juga?" Dana memberanikan diri untuk menggoda.

"Boleh, disitu kan banyak sepupu kamu juga." Balas Naomi dengan tersenyum memalingkan wajah untuk menutupi malu.

"Maunya sama kamu doank, Sita.... " Si duda kembali menggoda.

"Mas! Ntar di denger sama yang lain." Ujar Naomi dengan mengedarkan pandangan dengan was was.
Ada yang berdesir di dada Naomi saat mendengar gombalan si duda.

"Bundaaaaaa.... Aku mau belenang.... " Suara Tika yang melengking memecah perhatian mereka.

"Jangan lari, sayang.... " Naomi memperingatkan dengan lembut.

Dana tersenyum dalam hati mendengar intonasi bicara gadis ini.

"Papi.... Mana baju lenangku?" Tanya Tika dengan mendayu dan manja.

"Bentar bunda cari dulu ya... " Itu suara Naomi yang memegang tas Tika.

"Tapi lenang nya sama papi ya? Kakak lenangnya sama papi nya juga." Tika meminta agar Dana menemani.

"Bunda nggak di ajak renang juga?" Tanya Dana.
Tika menggeleng dan berucap, "Bunda duduk sama mama Tet, mama Nil, mama Eca sama mama hmmmm... Siapa itu ya.... "
Tika berpikir sejenak, karena dia belum hafal siapa saja nama tante-tantenya.

"Ganti baju dulu yuk!" Pinta Naomi setelah menemukan baju renang anak.

Tika tertawa girang dan patuh apa yang dikatakan Naomi, rasanya dia tak sabar bergabung dengan sepupu yang lain.

BUKAN TAKUT MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang