"Kok bau bunda?" Tanya Tika dengan wajah tak berdosa.
Suara Tika yang cukup keras dan pertanyaan yang agak cringe, membuat beberapa orang disana menoleh ke Dana.
Si duda melihat sekilas ke arah Naomi yang sedang menundukkan kepalanya.
Dia yakin Naomi malu."Masak sich?" Dana bertanya balik untuk menutupi kegugupannya dan ia harus berpikir cepat.
"Iya, pi.... " Jawab si bocil dengan mengangguk.
"Ini bau bunda....
Ini nggak...
Ini bau bunda.... " Jari gemoy Tika menunjuk beberapa titik di baju si papi.Beberapa pasang mata melihat Dana dengan tatapan intimidasi. Ada yang memicingkan mata, ada yang mengerutkan keningnya, ada yang melongo.
Rupa rupa lah warna raut wajah para anggota keluarga ini, suasana sangat menegangkan bagi Naomi serta Dana."Aaaah... Papi baru ingat!
Tadi.....bunda pake jaketnya papi. Soalnya bunda nggak bawa jaket.
Jadi bau bunda nempel di jaket papi, terus nempel lagi ke baju papi...." Dana akhirnya menemukan alasan.
Tika hanya menatap papinya yang bicara panjang lebar, butuh waktu agak lama untuk memahami alasan papi.
Anak sekecil Tika hanya butuh jawaban yang simple."Tika, bonekanya mana?" Tiba-tiba Arum muncul di sebelah Tika yang masih di pangkuan papinya.
"Apa mbak?" Tanya Tika, fokusnya terpecah karena Arum.
"Boneka Barbie nya yang pake baju merah dimana?" Arum bertanya lagi.
"Di dekat TV." Jawab Tika dan menunjuk.
"Nah tuh! Bantuin Arum cari boneka nya!" Pinta papi. Ini adalah kesempatan untuk mengalihkan perhatian Tika dari ocehan bau bunda tadi.
"Ntar kalo boneka nya nggak ketemu, Arum nangis.... " Imbuh si papi agar anaknya segera menyingkir dari pangkuan.
Namanya Tika yang masih anak-anak, pola pikirnya masih seputar main saja. Otomatis dia langsung turun dari pangkuan papi dan berlari kecil menuju saudaranya.
"Barbeque nya uda siap!" Kata Al yang berjalan masuk ke rumah.
Pria ini tidak tahu celetukan Tika, seandainya tau, Al pasti mengejek Dana"Q! Sosis nya tolong donk!" Tambah Al lagi.
Perintah Al mengalihkan perhatian Nesa dari Dana.
"Ayok keluar!" Ajak Nesa.
Tak lama kemudian, mereka beralih ke kegiatan barbeque di taman samping.
Sebelum keluar bergabung dengan yang lain, Dana sempat melirik ke arah Naomi yang menyibukkan diri bermain dengan si bocil. Di situ juga ada Ica dan Tia.Beberapa jam kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Ayo bobok!" Ajak Ica yang menggendong anak laki-laki nya yang bernama Tantra.
"Cuci kaki dulu ya... " Tia ikut bersuara.
"Bunda, aku bobok sama bunda ya?" Tanya Tika dan menatap Naomi penuh harap. Karena dia melihat beberapa saudara nya tidur dengan mamanya.
"Iya donk. Tas Tika dan tas bunda udah di kamar yang sama."
Tika menyengir dan berjalan mengikuti saudaranya.
Candaan serta ocehan meramaikan kamar mandi ini.
Tak lupa omelan para mama muda."Tika di sini sama bunda!" Naomi menepuk kasur spoon. Di samping nya ada tas Tika dan Naomi.
Si bocah merebahkan tubuhnya di kasur, sedangkan Naomi masih duduk membereskan isi tas Tika."Besok kita kemana ya?" Tanya Tia sambil memangku anaknya yang masih minum susu di botol.
"Aku sich ngikut aja, mbak." Jawab Ica yang memberi ASI Tantra.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUKAN TAKUT MENIKAH
RomanceKisah cinta ternyata Dana yang tidak sesuai dengan harapannya