Penghianatan

40 7 0
                                    

𝐇𝐚𝐥𝐥𝐨 𝐚𝐥𝐥

𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐠𝐚𝐤 𝐮𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞, 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐤𝐫𝐢𝐬𝐢𝐬 𝐤𝐮𝐨𝐭𝐚 𝐬𝐨𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚.
𝐉𝐚𝐝𝐢 𝐦𝐚𝐤𝐥𝐮𝐦𝐢𝐧 𝐲𝐚 🙏😉

𝐌𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢.
𝐃𝐮𝐤𝐮𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐲𝐚...

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠

***


"Tempat apa ini?"

"Serem wehh, tapi estetik." ucap Askha yang tidak memandang tempat sekitarnya.

"Estetik mbah mu!" ucap Vino sedikit keras sehingga menggema disatu ruangan.

"Shutt...inget tempat." lirih Yohan untuk menenangkan temannya.

"Ada tangga, gimana kalo kita naik?" ucap Dony melihat tangga yang tinggi berada dihadapannya.

"Perasaan gue gak enak, gimana kalo kita keluar aja?" lirih Jaenal sembari mengusap lehernya yang merinding.

"Penakut lu!, ayo." sahut askha dan menyeret Jaenal untuk ikut dengannya.

Semuanya beranjak menaiki tangga yang mungkin memiliki lebih dari 100 anak tangga.

"Fyuhh, kaki gue mati rasa..." ucap Jaenal sembari memijat kakinya.

"Gak ada apa-apa anjay." ucap Jun.

"Percuma dong kita cape-cape naik tangga biadab ini." ucap Askha yang menunjuk kearah tangga dibelakangnya.

"Huss!" sahut Yudis yang mendengar perkataan Askha.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba seluruh ruangan bergetar hebat, mereka berusaha berpegangan benda apapun di sekitar mereka.

Sebuah kegelapan muncul, kini semua ruangan seperti berubah drastis menjadi pemandangan yang tidak enak untuk dipandang mata.

Penuh darah, mayat, dan bau yang menyengat dari semua arah ruangan.

"M-mayat..." lirih Yudis yang masih terduduk akibat guncangan hebat.

"Anjing!!" teriak Jun dan mengarahkan pandangannya disatu titik.
"M-mayat m-mereka semua kenapa ada disini?" lanjutnya sembari menunjuk satu persatu mayat didepannya.

"J-juhan, Yandi, Haden, Jofan, ka Ajun, ka Siho!" ucap Askha gemetar dan menunjuk satu persatu mayat saudaranya yang sudah hampir membusuk.

"TEMPAT APA SIH INI!!?" teriak Jun tetapi tidak begitu keras.

"Dan lu Vin, kenapa lu diem aja?"
"Lu pasti tau sesuatu kan?!" tunjuk Yohan kepada Vino, namun tak mendapat reaksi apapun dari Vino.

"M-maaf..."

"M-maaf?, maaf untuk apa?" ucap Yohan sedikit curiga dan perlahan mendekati Vino.

"Jangan-jangan..." ucap Jaenal tetapi terhenti karena ia sempat berpikir sejenak.

"LU BOHONGIN KITA KAN?, LU PASTI TAU TEMPAT INI KAN?. DAN GUE JUGA TAU LU ADALAH..." ucapan Jun terhenti, ia menjatuhkan lututnya kebawah.

"IYA!!, GUE TAU TEMPAT INI!. G-GUE UDAH PERINGATIN LU PADA UNTUK KASIH BUKU ITU KE GUE, TAPI KENAPA KALIAN MALAH MAU NYELAKAIN DIRI KALIAN SENDIRI? HA?!!"

"DAN GUE ADALAH KETURUNAN KELUARGA MOSOROGO, PUAS LO?!" tunjuk Vino kearah Jun dan Yohan secara bergantian.

"udah gue duga..." lirih Yohan yang menatap tajam kearah Vino.

The High School [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang