육(6) / 칠(7)

25 6 0
                                    

"WOI, KA BANGUN, CEPET!!" teriak juhan untuk membangunkan kakak-kakaknya.

𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐣𝐚𝐦 𝐥𝐚𝐥𝐮

"Eughh" juhan terbangun karena ia merasa ingin kekamar mandi, ia beranjak sendiri karena tidak mau membangunkan kakak-kakaknya.

Saat ingin keluar, juhan melewati tempat dimana ajun tertidur, pandangannya kearah ajun.

Juhan menyipitkan matanya, ia melihat kaki kakaknya yang bengkak itu berlumuran darah, dan dikerumuni banyak binatang kecil ntah darimana asalnya.

Juhan tergelak kaget ia segera mengusir binatang-binatang itu dari kaki kakaknya. Ia memanggil dan menguncang tubuh ajun untuk membangunkannya.

Juhan terus mengguncang tubuh ajun, tetapi juga tak kunjung bangun.

"WOI, KA BANGUN, CEPET!!"

Teriak juhan berhasil membangunkan kakak-kakaknya, tetapi tidak dengan Vino dan ajun.

"Eughh, kenapa dek?" yudis berbicara sembari mengucek-ucek matanya.

"S-sini c-cepet."

Saat semua mata tertuju pada ajun yang tergeletak semuanya segera mendekat. "Ini kenapa?" ucap jun dengan nada yang sedikit tinggi.

"Tadi b-banyak binatang k-kecil dikaki ka A-ajun..." ucapnya lirik dan terbata-bata.

Jun segera mengangkat kepala ajun kepangkuannya. "Ajun, bangun..." ucap yudis lirih sembari menepuk pelan pipi ajun.

Ajun masih saja setia dengan tidurnya, ia tak kunjung bangun. Beberapa cara untuk membangunkannya tetapi semua sia-sia.
"Dek...b-bangun dek..." ucap jun lirih dan meneteskan air matanya, bahkan seorang jun yang terkenal tegar dan kuat kini melemah saat orang yang ia sayang sakit ataupun sebagainya.

"Dek!!!" teriak yudis menggelegar satu ruangan.

"Shibal!!, nggak...nggak ANJING!!!" yohan berlari dan meraih ajun, ia mengguncang-guncangkan tubuh ajun sembari meneteskan airmatanya.

Semua orang disana meneteskan air matanya, semuanya tak percaya. Tiba-tiba dibelakang mereka terdengar seperti rintihan, semuanya menoleh. Vino, Vino terbangun dari pingsannya, tetapi masih terpasang tisu di hidungnya.

"Awss...ahh anjing..." gumam Vino sembari mengusap-usap darah yang selalu menetes dari hidungnya.

Pandangan Vino beralih kearah duabelas saudara yang berkerumun didepannya. Ia mendekat untuk melihat apakah ada sesuatu disana. Yang Vino lihat dan dengar kini adalah isakan tangis, ia tak berani untuk membuka suaranya.

"VIN!!... INI AJUN KENAPA VIN!!" tiba-tiba saja jun berteriak, Vino terkejut dan mulai membuka suaranya. "K-kenapa ya?"

"Lu liat sendiri anjing!!" ucap jun berteriak sembari menangis.

Vino mendekat kearah ajun, ia memperhatikan seluruh badan ajun mulai dari kepala sampai kaki. Ia meraih tangan ajun dan mencoba untuk mengecek nadinya.

Tiba-tiba Vino tertunduk, "maaf..."

"K-KENAPA ANJING?!!" teriak yudis dan segera menarik kerah baju milik vino.

baru saja Vino ingin membuka suaranya, tiba-tiba ajun membuka matanya melotot, semuanya terkejut. Ajun segera didudukkan oleh jun.

Tatapan ajun kosong kedepan, mukanya pucat sekali.

"Dek..." lirih yudis sembari melepaskan kerah baju milik Vino dan mendekat kearah ajun.

Vino masih saja terdiam dibelakang yudis sembari menundukkan kepalanya.

"Dek!!, lu denger suara kakak kan?, dekk..." ucap yudis dengan suara yang sedikit keras. Tetapi ajun tidak menjawabnya, tatapannya masih kosong kedepan, dan wajahnya yang semakin memucat.

The High School [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang