Chapter 9 : Fay's Feeling

102 4 1
                                    

Baru sempat nyelesaiin ngetik chapter 9 ini 😥☝🏻
Tapi gapapa.. demi cepet-cepet update
Semoga suka yaaa
Jangan lupa nih jejaknya duluu, biar Arkie sama Fay nggak tantrum 🔥

Selamat membaca yaa 💕



☁️☁️

FAY ARUNA TERLIHAT MEMASUKI SALAH SATU RUMAH SAKIT JIWA SIANG INI!

TERCIDUK! FAY ARUNA MENGUNJUNGI SIAPA DI RUMAH SAKIT JIWA?

FAY ARUNA KE RUMAH SAKIT JIWA. ADA APA?

FANS BERTANYA-TANYA SETELAH SALAH SATU MEDIA MENGUNGGAH VIDEO FAY ARUNA TERLIHAT MASUK KE RUMAH SAKIT JIWA SENDIRIAN!

FAY ARUNA MENGUNJUNGI SESEORANG DI RUMAH SAKIT JIWA. KELUARGA ATAU TEMAN TERDEKAT?

Itulah beberapa headline berita terpanas pada hari ini. Bahkan berita itu sudah menyebar luas dan tersampaikan kepada fans Fay. Tentu saja dengan adanya berita tersebut, kini komentar di media sosial Fay dipenuhi pertanyaan-pertanyaan dari para netizen. Kini banyak awak media yang datang ke gedung agensi milik Arkie untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Wena sedikit lega karena Fay sudah tiba di sini sebelum para reporter menyerang. Kini perempuan itu tengah duduk di depan bersama Sivia, menunggu Fay yang dipanggil oleh Arkie ke ruangan pria tersebut. Untungnya Wena dan Sivia berhasil membawa Fay lewat jalan khusus agar tak bertemu langsung dengan reporter yang berada di luar menunggu statment dari agensi.

Arkie menatap Fay sekilas sebelum ia mengawali percakapan. Oke, anggap saja sekarang Arkie tengah melakukannya sebagai pemilik agensi, bukan sebagai mantan kekasih Fay. "Fay, jadi ... berita itu bener?" tanya Arkie.

Fay masih diam menunduk, ia bingung harus apa. Ia berada di posisi yang sulit sekarang. Perlahan-lahan akhirnya Fay terpaksa berbohong pada Arkie. "Gue ketemu sama temen."

"Siapa?"

"Penting emang siapa yang gue temui?" Sadar akan ucapannya, Fay tergagap karena tak seharusnya ia melampiaskan rasa kesal akan para media-media itu kepada Arkie. "M-maksudnya, gue nggak bisa kasih tahu," ujarnya

Arkie yang berdiri di hadapan Fay kini menengadahkan kepalanya, lalu menatap Fay kembali. Dengan menghela nafasnya, Arkie berkata, "Kita harus kasih penjelasan ke media Fay, kalau nggak ya asumsi-asumsi nggak jelas bakalan terus-terusan nyerang kamu."

"Gue cuma jenguk temen gue, Ar. Nggak ada kaitannya sama apa yang gue lakuin dikarir gue."

"Aku ngerti, tapi pemikiran kita pasti beda sama pemikiran orang di luar sana, Fay. Apalagi fans kamu, jadi mau nggak mau kita harus jelasin."

Tanpa Fay duga, kini Arkie berjongkok di depan dirinya yang duduk itu, mata Fay memperhatikan. "Lo-"

"Oke, Fay, nggak ada jalan lain selain kasih konfirmasi." Arkie menatap Fay lagi dan lagi, tangannya menyentuh tangan Fay. "Aku bakal unggah pernyataan di website resmi agensi, aku juga bakal adain pers kalau perlu. Kamu nggak usah khawatir, tentang identitas siapa temen kamu, itu nggak akan bocor. Percaya sama aku."

Kalimat terakhir Arkie membuat Fay menyetujui saran tersebut. Ia tentu saja tidak bisa membeberkan bahwa yang ia kunjungi di rumah sakit jiwa adalah Bunda Sarah, bundanya Gibran. Bukan malu, tapi ia tidak ingin privasi keluarga Gibran ikut terekspos karena dirinya.

Mungkin ini yang harus ia lakukan, berbohong pada Arkie dan media. "Oke gue setuju, makasih, Ar," ujar Fay kemudian.

Akhirnya Arkie memerintahkan semua tim untuk melakukan tugasnya. Selain merilis statment di website resmi mereka, Arkie bahkan rela membuat beberapa berita untuk membersihkan nama baik Fay sebelum ada media-media nakal yang memanfaatkan situasi ini untuk semakin membuat Fay terpojok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, My Ex! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang