Chapter 2 : Empat Mata

264 15 2
                                    

Hayo udah chapter 2 loh, masa gamau vote 😘

Happy Reading

☁️☁️

Sejak pertemuan pertamanya dengan Arkie setelah 6 tahun berlalu, Fay tidak tenang. Begitu sampai di apartemennya, kebetulan sahabatnya yang bernama Sherly tak lama setelah itu datang. Saat itu juga Fay langsung menceritakan semuanya pada Sherly.

Fay juga masih ingat betapa tak percayanya Sherly. Sampai-sampai perempuan itu menyuruh Fay sumpah-sumpah dulu. Emang kocak!

"SERIUS?? SUMPAH DEMI APA LO KETEMU ARKIE?"

"Lo nggak ngibulin gue kan?"

"Gue harus ketemu dia dulu, baru gue percaya."

Begitulah reaksi Sherly yang masih terekam jelas di memorinya.

"Apa gue bilang aja ya ke Wena kalau gue mengundurkan diri?"

Perempuan itu sedari tadi mondar mandir di depan cermin, lalu menatap dirinya sendiri di cermin tersebut. Helaan nafas berat Fay terdengar.

"Bikin ribet aja sih!" Fay rasanya ingin meninju siapa pun untuk menghilangkan rasa kesalnya. "Setelah enam tahun gue jauhin dia masa iya harus sia-sia karena gue kerja di sana?"

Cukup lama Fay terdiam, bukannya dia gamon, tapi bayangan masa lalu yang menyebabkan kandasnya hubungannya dengan laki-laki itu tiba-tiba membuatnya sesak.

Sedikit ragu dengan keputusannya, Fay langsung bersiap-siap menemui Wena. Mumpung belum jam istirahat kantor, ia langsung melesat menuju ke sana.

"Selamat siang. Maaf, saya bisa ketemu Bu Wena?" tanya Fay pada resepsionis begita sampai.

"Selamat siang. Bu Wena sedang ada rapat, apa sudah membuat janji?"

Kepala Fay menggeleng, "Belum, tapi bisa kah minta tolong untuk dihubungi? Ada sesuatu yang penting, bilang aja ya dari Fay Aruna."

Resepsionis itu mengangguk sopan lalu menghubungi seseorang. "Selamat siang, pak. Mohon maaf mengganggu, saya ingin menyampaikan pesan dari Bu Fay Aruna, beliau ingin bertemu dengan Bu Wena."

Suara di seberang sana belum terdengar seperkian detik. "Suruh saja langsung masuk ruangan saya."

"Baik, pak. Terima kasih." sambungan itu terputus, resepsionis tersebut menatap Fay. "Bu Fay bisa menemui Bu Wena di lantai atas, mungkin Bu Wena masih ada beberapa hal yang harus diurus, jadi Bu Fay diminta langsung kesana."

"Oh iya, terima kasih ya."

Fay terus memainkan jari-jarinya, tanda ia sedang cemas. Lantai atas sendiri sangat sepi dan hanya ada satu ruangan, mungkin itu memang meeting room.

Tok tok tok

Tangan Fay mengetuk pintu tersebut, lalu terbuka dan menampilkan sosok Wena di sana. "Kak Fay, mari masuk."

Fay mengikuti saja ajakan Wena dan memasuki ruangan tersebut, tapi ia langsung terdiam karena di sana tidak hanya ada Wena saja.

Hello, My Ex! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang