"Iya lu bener"
Hening saat itu juga mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Gita.
"Yang Zee bilang itu benar." Lanjut Gita kini tatapannya terlihat sendu.
Semua saling menatap satu sama lain, mereka tidak menyangka Gita akan terlihat merespon seperti ini.
Zee menghela nafasnya lalu menepuk pundak Gita.
"Sejak kapan lu mulai ngerasa gini Git, dan kenapa lu gak cerita ke kita" Zee merasa Gita terus menyembunyikan sesuatu dari mereka.
"Dari dulu gue selalu terbayang-bayang dia Zee, sorry juga gue udah bohong sama kalian selama ini." Ucap Gita dengan nada yang mulai terasa sendu.
Semuanya kembali diam, berpikir jadi selama ini Gita hanya berusaha berpura-pura didepan mereka.
"Git, gue berterimakasih lu akhirnya mau jujur sama kita. Kita gak marah kalo lu emang belum bisa sepenuhnya lupain dia kok." Oniel berusaha menenangkan Gita.
"Lagian ya Git, harusnya kita yang minta maaf sama lu. Kita dulu sering suruh lu buat maksa lupain dia Git, lu gak salah." Lanjut Adel, dirinya merasa memang mereka yang salah karena memaksakan keadaan Gita dulu.
Zee dan Oniel mengangguk setuju dengan ucapan Adel, memang mereka lah yang salah.
"Gue juga minta maaf. Gue seharusnya gak gitu, gue takut lu kenapa-kenapa lagi Git." Ungkap Zee meminta maaf atas perilaku nya.
Gita sedikit menampilkan senyumannya "Gue paham Zee, makasih udah mau khawatirin gue" Gita lalu menatap Oniel dan Adel.
"Makasih juga buat kalian berdua." Lanjut Gita tersenyum menatap ketiga sahabatnya.
"Akhh gue sayang kalian." Ucap Oniel tiba-tiba memeluk Gita dan lainnya.
"Mulai deh ini bapak-bapak satu." Seru Adel kaget karena pelukan Oniel.
"Diem deh perkedel jangan rusak momen nih." Balas Oniel.
Mereka pun tertawa karena perilaku mereka sendiri, hingga tak terasa ternyata cuaca sudah berganti menjadi mendung dan turunlah rintikan air dari langit.
Adel yang merasa cairan jatuh diatas kepalanya pun mengomel "Niel jangan ngences diatas kepala gue dong."
FYI : Mereka berpelukan nya bukan sambil berdiri tapi posisinya Gita sedang duduk lalu disamping kiri ada Zee, dibelakang nya ada Adel yang memeluknya dan Oniel memeluk Adel dari belakang.
Oniel pun melepas pelukannya "Bapak mu ngences"
"Itu hujan ya anjir mana ada gue ngences." Lanjut Oniel menepak kepala Adel karena kesal.
"Aduh ya maaf, kirain lu ngences gitu kan dari mulut lu." Adel mengusap-usap kepalanya.
Gita dan Zee hanya saling tatap dan menghembuskan nafas mereka melihat kelakuan kedua teman mereka.
"Kalo gitu gas lah kita nongki di basecamp daripada kehujanan kan." Sela Zee dipertengahan keributan Adel dan Oniel.
"Gue sih gas aja." Balas Adel diikuti dengan anggukan dari Oniel.
"Lu gimana Git?" Tanya Zee melihat Gita yang sedang berpikir.
"Gue skip dulu, gue harus pulang ada ortu gue dirumah." Gita berdiri merapikan celananya karena bekas dari duduk.
Mendengar jawaban Gita, ketiganya pun mengangguk mengerti.
"Yaudah gas kita ke basecamp guys!" Ucap Adel bersemangat menuju mobil.
"Kita duluan Git." Zee mengikuti Adel dari belakang.
"Hati-hati ya bro." Oniel menepuk pundak Gita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Journey (GitKath)
Teen FictionAku tau setiap hubungan pasti ada rintangan dan halangan untuk menghubungkan perasaan sesama pasangan. Tetapi mengapa semua rintangan dan halangan itu tak pernah berhenti walau hanya sejenak saja dalam hubungan kita? - Kathrina Irene N. Seharusnya...