"Ngasih tau apa emang?" tanya Gita yang baru saja kembali dari membeli minum.
"Eh Git, lama banget lu beli minum." ucap Zee sedikit panik, mencoba mengalihkan topik.
"Tau tuh sampe Oniel udah datang." sambung Adel tak kalah panik.
Gita menaruh minuman yang ia beli diatas meja, lalu Gita pun duduk disamping Zee. "Tadi gue ke toilet dulu."
"Jadi tadi maksudnya ngasih tau tuh apa? apa yang lu sembunyiin Zee?" lanjut Gita kembali bertanya.
Adel, Zee, dan Oniel pun saling memandang satu sama lain, membuat Gita menatap mereka dengan heran.
"Itu! Zee gak ngasih tau ke kita kalo ternyata dia tuh suka sama Marsha!" jawab Oniel lantang.
Zee melotot kaget karena alasan yang dibuat oleh temannya ini. Bisa-bisanya gue dijadiin alasan, batin Zee pasrah.
"Iya tuh! padahal mah tinggal ngasih tau kita kan apa susahnya." ucap Adel setuju.
Gita menoleh pada Zee. "Emang benar Zee?" tanya Gita memastikan.
Mendengar pertanyaan Gita, Zee pun ikut menoleh pada Gita lalu tersenyum. "Iya Git, sorry gue baru ngasih tau." ucapnya tersenyum paksa.
Gita mengangguk paham dengan apa yang dimaksud.
"Oiya lu tadi dikasih makanan sama Kathrina, udah lu makan Git? atau gak bakal lu makan?" tanya Oniel.
"Mau gue makan." jawab Gita, mengeluarkan tempat makan dari tote bag yang diberikan Kathrina.
"Tumben." ucap Oniel seperti tak percaya.
"Ya kan Niel? tumben banget seorang Argita mau makan makanan yang dikasih ke dia. Biasanya kan dikasih ke kita." ucap Adel yang sebenarnya masih tak percaya.
"Lagi lapar aja gue, makanya gue makan." ucap Gita, tak menghiraukan ucapan kedua temannya.
"Hilih alasan." ucap Oniel.
"Tau lu alasan mulu." sahut Adel.
Gita memutar bola matanya, seperti nya memang dirinya ini serba salah. "Gue mau makan, lu berdua bisa diam dulu gak?"
"Mampus." celetuk Zee sedikit menertawakan Adel dan Oniel.
"Ampun bosss." ucap Adel membentuk V pada jari tangan nya meminta damai.
"Canda bre." ucap Oniel ikut meminta damai pada Gita.
Kembali, Gita memutar bola matanya. Bisa-bisanya dia berteman lama dengan mereka. Gita pun membuka tempat makan tersebut.
"Anjir kayaknya enak tuh." celetuk Adel setelah melihat isi dari tempat makan itu.
"Lu mau?" tanya Gita dengan nada menawarkan.
"Mau lah anjir!" Adel mengangguk semangat.
"Mau gue pukul maksudnya." ucap Gita.
Mendengar ucapan Gita, Adel pun menciut detik itu juga. Zee dan Oniel yang sedari tadi memperhatikan pun akhirnya tertawa karena reaksi Adel terhadap ucapan Gita.
"Lu ngapain coba Del." tawa Oniel.
"Mampus kan lu kena amuk." sambung Zee dengan tawanya.
Adel berdecak kesal. "Galak banget temen lu." ucapnya dengan wajah yang sudah menekuk cemberut.
Gita terkekeh melihat Adel. "Bercanda gue. Lu mau bagian apanya?" tanya Gita menawarkan.
Mendengar tawaran Gita, Adel tersenyum. "Mau semuanya dong!" jawabnya menyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Journey (GitKath)
Teen FictionAku tau setiap hubungan pasti ada rintangan dan halangan untuk menghubungkan perasaan sesama pasangan. Tetapi mengapa semua rintangan dan halangan itu tak pernah berhenti walau hanya sejenak saja dalam hubungan kita? - Kathrina Irene N. Seharusnya...