Kathrina mencoba menyeka airmata nya yang sedari tadi mencoba keluar, ia benar-benar takut bahwa Gita pergi meninggalkannya disini karena merasa merepotkan. Pasalnya Gita sudah beberapa menit berlalu tetapi tak kunjung kembali.
"Harusnya tadi gue ga usah terlihat takut sama hujan didepan kak Gita." gerutu Kathrina menyesali rasa takutnya yang memang susah untuk ia kontrol.
Kathrina menutup kedua matanya merasa takut sekaligus sedikit malu dilihat orang-orang yang lalu lalang ditempat ia duduk.
"Kathrina?" panggil seseorang yang menyentuh pundak Kathrina.
Kathrina melepaskan tangan yang menutupi matanya sedari tadi lalu menoleh.
"Kak Gita?" senyum Kathrina melihat Gita kembali dan tidak meninggalkannya. "Kak Gita habis darimana?"
Gita diam sesaat sebelum duduk disamping Kathrina. "Nih es krim."
Kathrina menatap tangan Gita yang memberikan nya sebuah es krim crone.
"Buat aku?"
"Iya Kath."
Kathrina pun mengambil es krim yang diberikan Gita kepadanya.
"Makasih kak." ucap Kathrina tersenyum manis.
Gita berdehem sebagai jawaban atas terimakasih Kathrina.
Hening beberapa saat tak ada satu pun dari keduanya yang berniat membuka suara. Kathrina ingin sekali kembali bertanya kenapa Gita pergi tanpa bilang apapun kepadanya tetapi ia merenungkan kembali niatnya itu, takut Gita merasa risih.
"Saya tadi beli es krim buat kamu. Maaf saya ga bilang ke kamu Kath, soalnya kamu tadi masih ngerasa takut dan saya bingung harus bagaimana, jadi saya beliin es krim buat kamu tenang." jelas Gita tiba-tiba memecahkan keheningan, seperti mengetahui isi kepala Kathrina.
Kathrina mengangguk pelan. "Iya kak gapapa kok."
Gita menatap Kathrina dan tangannya pun mulai memegang tangan kiri Kathrina, membuat sang pemilik kaget dengan pergerakan Gita.
Gita perlahan mengelus tangan Kathrina. "Saya tau Kath, kamu tadi nangis gara-gara saya kan?" Gita berkata dengan lembut.
"Maaf ya, pasti kamu kaget tiba-tiba saya ninggalin kamu Kath." sambung Gita menatap Kathrina lembut.
Kathrina tersentak kaget dengan perlakuan Gita terhadapnya, lalu kembali tersadar. "Engga kak, bukan salah kak Gita kok. Aku yang salah, seharusnya aku bisa tahan rasa takut aku dan gak bikin kita jadi terjebak di mall kayak gini." ucap Kathrina mencoba menahan airmata yang ingin kembali keluar itu.
"Saya ga masalah kita terjebak disini Kath, saya senang bareng kamu." ucap Gita lalu menyeka airmata Kathrina dengan jarinya.
Mendengar ucapan Gita. Kathrina pun langsung menatap Gita, dan kini mata mereka saling bertemu.
"Kak Gita senang bareng aku?" tanya Kathrina memastikan kembali.
Gita hanya tersenyum sekilas tak menjawab, lalu tiba-tiba saja menggigit es krim yang berada ditangan Kathrina itu.
"Enak Kath."
Kathrina reflek melepaskan genggaman tangan Gita lalu memukul pelan bahu Gita.
"Ihh kak Gita, aku kaget tau."
"Habisnya es krim nya tadi mencair." ucap Gita sedikit tertawa melihat Kathrina cemberut karena kaget.
"Udah itu habisin dulu es krimnya. Habis ini saya mau cek depan masih hujan apa engga, gapapa kan kamu, saya tinggal bentar Kath?" ucap Gita mengusak pelan rambut Kathrina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Journey (GitKath)
Teen FictionAku tau setiap hubungan pasti ada rintangan dan halangan untuk menghubungkan perasaan sesama pasangan. Tetapi mengapa semua rintangan dan halangan itu tak pernah berhenti walau hanya sejenak saja dalam hubungan kita? - Kathrina Irene N. Seharusnya...