10

5.5K 408 41
                                    




Siang ini Rinjani membuat janji temu di sebuah mall di Jakarta dengan orang yang paling ia tidak suka, Yolanda...

"Tumben lo duluan yang hubungi gue" Ucap Yola

"Kayak kita pernah deket aja... gue cuman mau ingetin lo sekali lagi... Kalo lo berani deketin suami gue, gue ga akan tinggal diam" Rinjani mengancam tanpa basa basi

"Oh ya? Apa yg bisa lo lakuin? " Yola menantang Rinjani

"Coba aja" Rinjani menantang balik, walau dalam hatinya ada sedikit was was namun ia berjanji demi kedua putranya ia akan mempertahankan keluarga kecil yg ia bangun dengan suaminya

"Kita liat aja, se setia apa laki laki yang lo puja puja itu.. Bukannya dia duda ya? Sekali gagal berumah tangga pasti gampang buat dia gagal lagi kan" Ucap Yola tersenyum mengejek

Rinjani pergi begitu saja, saat ini ia bukan hanya istri seorang Indra Tirtana wijaya.. Ia juga istri dari seorang Wadanyonif. Ia mati matian menahan sikap dan perilakunya di hadapan umum


*****



"Tadi siang pergi ketemu siapa yangg? " Tanya Indra memulai obrolan di meja makan sambil menikmati makan malam mereka

"Oh ini... Bentar yangg" Rinjani berlari ke kamar, ia juga ingin menghindari topik perbincangan itu, lalu ia kembali dengan sebuah paperbag berlogo salah satu brand handphone terkenal

"Iniii... Jangan di ceburin got lagi" Kata Rinjani mencium pipi suaminya

"Waahhh Trimakasii" Ucap Indra memeluk sang istri

"Itu yangg, kalo kamu ceburin ke selokan sekali lagi... Ribut kita yangg beneran" Kata Rinjani memperingatkan

"Abangg? Mama abangg? " Tanya Alden menepuk nepuk kaki ibunya

"Abang mau handphone juga? " Tanya Rinjani, putra sulungnya itu mengangguk lucu, Indra mengangkat putranya itu dan menciumi lehernya gemas membuat Alden tertawa

"Bahaya sekali ini anak papa, dikit lagi minta motor trail ini ma" Ucap Indra, membuat Rinjani tertawa... Ia akan melindungi keluarga kecilnya apapun yang terjadi

"Udah udah stop, papa makan dulu nanti lanjut lagi, ayo yangg ah.." Ucap Rinjani melerai tawa mereka berdua

"Yaaanggg top yangg" Kali ini Alden yang bersuara menirukan panggilan sayang mama untuk papanya

Indra melepaskan putranya, menurunkannya kembali di samping mamanya dan langsung kabur kembali ke kamar



*****


Baru beberapa hari mereka pindah ke rumah dinas yang telah di sediakan sudah banyak sekali tamu yang berdatangan silih berganti, mulai dari prajurit sekitar dan keluarga maupun rekan rekan kerja Indra yang lain

Seperti hari ini, Kediaman Rinjani kedatangan pasangan Bella dan Rizki yang menyempatkan diri berkunjung menjelang persalinan Bella

"Kamu ketemu Yola? Jambak aja ga sih? " Kata Bella

"Ehh Astagfirullah ibu hamill.. Amit amit cepet Bell jangan sampe anak perempuan aku kelakuannya kayak Yola ya" Ucap Rinjani, setelah melakukan USG terakhir diketahui bahwa anak pertama pasangan Rizki Irmansyah dan Arabella Irawan itu berjenis kelamin perempuan

"Enggak lah... Mirip aku lah, aku emaknya enak aja" Kata Bella

"Ini kalian kenapa sih? " Tanya Rizki

"Dulu... Dulu banget, itu ada perempuan yg kegatelan mas, dia ngebully Rinjani mulu puncaknya kalo ga salah pas malam kelulusan ya Jan? Rame banget itu kayaknya se angkatan juga inget sih... memorable banget" Jelas Bella dengan ekspresi seriusnya

"Ya udah sihh gausah diinget inget bisa kali bambangg" Rinjani memukul pelan lengan Bella

"Awal mulanya kenapa? " Rizki tadinya acuh tak acuh menjadi turut bergabung dalam perbincangan ibu ibu itu

"Masalah cowok lah biasa... Eh aku belom cerita Bell, papanya anak anak udah tau soal mas Budi" Rinjani mulai mendramatisir

"Oh ya? Trus trus? Siapa yang bocorin? Astaga seru banget" Ucap Bella semangat

"Budi siapa sih? Ngomongin apa sih ini? " Tanya Rizki

"Budi Djiwandono mas... Stop, mas Rizki jangan ikut komentar ya.. Aku udah deg deg an ini" Ucap Rinjani memperingatkan, Rizki tertawa terbahak bahak berbincang dengan istri abangnya itu memang tidak pernah membosankan

"Ayo cepetan crita.. Aku balik juga nih meja" Kata Bella, lalu Rinjani mulai menceritakan perihal suaminya yang sedikit kurang suka dengan kedekatannya dengan Budi di beberapa kesempatan hingga terjeda karna mendengar tangisan putra pertamanya

Deby menggendong Alden yang baru saja bangun tidur dan membawanya pada sang ibu

"Menantu bundaa... Ganteng sekali nak" Bella menoel pipi Alden

"Anak aku baru dua tahun Bell, Astagfirullah" Ucap Rinjani mengingatkan

"Lebih cepet lebih baik si Bu Teddy, anak saya walau belum lahir ya tau sendiri lah bibit bebet bobotnya, ya kan sayang? Alden atau Arsen pasti cocok sekali sama Skyla" Kali ini Rizki yang bersuara lalu diangguki oleh sang istri

"Siapa Skyla? " Tanya Rinjani

"Anak aku lah... " Jawab Bella

"Ya... Astagfirullah... Gila gila ni pasutri" Ucap Rinjani tertawa



*****


Hari ini adalah hari pertama Alden berada di sekolah, lebih tepatnya kelompok bermain

Rinjani memutuskan mengenalkan Alden pada bangku sekolah sedikit lebih cepat, tujuan utamanya bukan untuk membuat sang putra menjadi anak yang paling pintar namun membiarkan Alden mulai belajar berinteraksi dengan teman teman sebayanya, memahami arahan dari krang yang belum ia kenal sebelumnya dan yang terpenting membangun empati dan kepedulian pada putra kecilnya itu

"Bang... Abang nanti di sekolah ngapain? " Tanya Indra pada putra sulungnya, membuat Alden yang mengunyah sarapan paginya itu nampak berfikir sejenak

"Belajar papa" Jawab Rinjani membantu Alden

"Iyaaa... " Kata Alden

"Nanti jangan cry ya" Kata Indra lagi memberi arahan

"Hmm? No no ya? " Tanya Alden balik

"Anak tentara harus beraniii!! " Ucap Indra sambil mengepalkan tangan memberikan semangat untuk Alden

"Belaniii" Alden menirukan sang papa

Rinjani yang gemas mendekati Alden mencium dan menggigit pelan pipi bocah itu seketika membuatnya menangis

"Baru juga papa bilang no cry bang" Rinjani semakin menciumi wajah putranya

"Ya... Kamu gitu gituin makin nangis yangg" Ucap Indra menjauhkan Rinjani dari Alden

"Siapa suruh lucu banget" Rinjani gemas













Bersambung...













Kamu dan Negara S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang