33

440 29 2
                                    

Setahun kemudian.

Jika kalian bertanya apa yang aku sesali, maka jawabannya mudah saja.

Pindah ke Los Angeles.

Setiap aku mengingat kota itu, kenangan buruk menyeruak seperti air laut yang menyentak pantai. Rasanya terlalu menyakitkan untuk dipikirkan.

Aku bersumpah tidak akan pernah kembali ke Los Angeles. Aku telah memutus hubungan dengan kota tersebut, terutama orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kaigan sempat meneror semua sosial media yang aku punya. Pada akhirnya aku menonaktifkan semuanya dan memulai kehidupan dengan nomor baru.

Mr.Philip mengirimkan email padaku. Menyuarakan kekecewaannya, karena artikel penelitianku begitu bagus dan cerdas. Dia menyayangkan, karena aku tidak sempat berkolaborasi dengan Hugo dan beberapa mahasiswa pintar lainnya. Aku malah bersyukur pergi sebelum itu terjadi.

James dan Beatrice satu-satunya yang masih berbicara denganku. Namun Beatrice bukanlah perempuan hangat yang akan mengirim pesan setiap saat. Ia hanya terkadang menanyakan kabar. Pernah Beatrice cerita kalau Kaigan mendesaknya untuk memberitahukan keberadaanku. Begitupula dengan Hugo dan Jean. Sayangnya Beatrice bukan perempuan yang mudah. Dia telah menyelamatkanku dari orang-orang sialan itu.

James kadang-kadang mengunjungiku. Mengajaku makan di restoran atau menonton film. Kami tidak akrab, tapi kami bisa bersama dalam waktu yang lama tanpa saling mengobrol. Dia masih merahasiakan kisah hidupku dari Dad dan Nyonya Richard. Menghormati bahwa itulah pilihan terbaik yang aku ambil.

Tadinya aku bekerja sebagai pegawai di salah satu supermarket. Hasilnya tidak banyak, tapi cukup untuk membeli kebutuhan sehari-hariku dan menabung. Aku sangat terbantu, karena membeli rumah menggunakan uang James. Tetap saja aku tidak dapat kaya jika hanya demikian. Aku mulai mencari-cari pekerjaan tambahan. Sudara bosku memintaku menjadi model untuk butiknya. Sebab usahanya masih baru, aku hanya dibayar secara sukarela. Kadang-kadang aku mendapatkan $ 100 dollar dalam sebulan.

Aku juga siap ketika tetanggaku menitipkan sepasang anak laki-laki kembar setiap minggu. Nyonya Robert dan suaminya memiliki banyak kesibukan sebagai staf kantor pemerintahan. Aku mengambil keuntungan sambil beristirahat dengan membiarkan anak kembar tersebut berkeliaran di ruang tengah. Kadang-kadang mereka betengkar dan membuat darahku mendidih. Di lain waktu mereka bisa menjadi sangat penurut dan membantuku mengerjakan pekerjaan rumah.

Nyonya Robert mengenalkanku pada saudara perempuannya yang memiliki butik lebih besar. Katanya aku berpotensi menjadi model dengan wajahku dan tubuhku yang indah. Masalahnya butik tersebut berada di Los Angeles. Aku langsung menolaknya di tawaran pertama.

Apa yang aku sadari adalah bahwa itulah kelebihanku. Meskipun bukan kecantikan alami, tetapi aku tahu aku bisa mengusahakan kecantikan tersebut untuk menjadi kemampuan yang berguna. Karenanya aku mulai rajin pergi ke salon, spa dan memakai krim wajah. Aku membuat akun baru, menyebarkan foto-foto elegant dan indah yang dalam beberapa bulan terakhir berhasil mengumpulkan lima ribu pengikut.

Nyonya Richard kembali mengajukan tawaran. Pemotretan dilakukan di Hawai, maka aku langsung menyetujui. Debut pertamaku biasa saja. Banyak model yang lebih senior daripadaku. Aku beberapa kali mendapatkan kritikan, tetapi aku tidak mau peduli.

Pelan-pelan aku mulai menyukai kehidupanku. Aku merekam daily vlog untuk mendokumentasikan kegiatanku, kadang-kadang kuliner atau liburan ke sekitar Oregon. Aku menerbitkan blog, membuat artikel tentang make up, tren pakaian atau nasehat-nasehat yang sebenarnya aku tunjukkan pada diriku sendiri.

Tidak pernah terpikirkan olehku bahwa kehidupan baru yang aku ciptakan membuka celah untuk kehidupan lamaku. Aku tidak pernah menyadarinya sampai sebuah komentar muncul di salah satu postingan Instagramku.

Desire |18+ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang