46. Big Mo(m)nster

26 8 6
                                    

Di tempat lain, Rynsoul merayakan pesta kecil-kecilan bersama dua temannya itu di halaman belakang rumahnya. Mereka tertawa bersama dan bersulang atas kemenangan Rynsoul dari seorang Younghoon yang masuk daftar cowo terpopuler di sekolah mereka.

"Bentar lagi lo akan jadi milik gue!" tukas Rynsoul seraya memandangi foto Younghoon dari ponselnya.

Vivin dan Shin saling beradu tatap, sebenarnya mereka sudah jengah berurusan dengan Rynsoul dalam kasus tuduhan palsu tersebut. Namun, mereka tidak bisa mengelak mengingat Rynsoul adalah anak petinggi sekolah yang memegang akses penuh terhadap seluruh kegiatan ekstrakuler di sekolah mereka.

"Oh ya ryn, bukannya lo pernah bilang ya kalo dulu lo gak suka sama younghoon, kok sekarang lo jadi bucin setengah mampus sih sama tuh cowok wibu?" tanya vivin seraya mengunyah permen karet.

"Karena dia spesial. Lo berdua gak akan paham!"

Vivin memutar ke atas kedua bola matanya, "Yagimana kita mau paham kalo lo gak jelasin ke kita, ryn."

"Dulu, dia orang yang bucin banget sama gue sampe mau ngorbanin nyawa dia buat gue seorang. Bagi gue itu keren. Walau dia dulu gendut, dekil, ingusan, tapi lo berdua lihat aja sekarang gimana si younghoon itu," kata Rynsoul yang membicarakan sosok Younghoon dengan sumringah. "The Gorgeous Prince!!" tukasnya meneguk kembali minuman beralkohol.

Rynsoul bangkit dari tempat duduknya dan berdansa seorang diri. Dalam hayalannya itu ia sedang berdansa dengan seorang Younghoon.

Tanpa sepengetahuan Rynsoul, salah satu temannya itu kembali menuangkan segelas minuman beralkohol ke dalam gelas Rynsoul. Lalu Vivin dan Shin tersenyum licik, "Kapan lagi bisa lihat pertunjukan geratis!" tukas Vivin.

Shin menganggukan kepalanya, "Ya, lo benar. Lihat aja, seorang rynsoul cuy masa jadi gila kayak gitu karena bucin sama cowok wibu," tukasnya tersenyum pahit, "Menjijikan!"

Seteguk, dua teguk, tiga teguk, sepuluh teguk, dan dua botol minuman beralkohol itu dihabiskan oleh Rynsoul seorang diri. Dia benar-benar sudah tidak bisa dikendalikan lagi.

"YOUNGHOON!!" pekiknya, "SINI PELUK AKU SAYANG!!" sambungnya seraya berlari menuju Vivin dalam keadaan mabuk berat lantaran ia mengira temannya itu adalah Younghoon. Sementara, Vivin menggidikan bahunya dan berlari menghindari Rynsoul.

"SAYANG KENAPA PERGI??!" tanyanya histeris kemudian tertawa dalam keadaan masih mabuk berat. Namun sesaat kemudian Rynsoul menangis, "Kalau aja dulu gue gak tolol suruh adek lo lompat ke danau, mungkin lo selamanya masih akan tetap mencintai gue dengan tulus kan, hoon??" tanyanya dalam keadaan tidak sadar.

Vivin dan Shin saling beradu tatap heran, "Ha? Rynsoul suruh adek younghoon lompat ke danau?" tanya Vivin.

"Adek younghoon si sunwoo itu bukan sih??" tanya Shin balik kepada Vivin.

"Gak tau, iya mungkin," jawab Vivin ragu, karena mereka memang hanya mengetahui adik Younghoon hanya Sunwoo.

Kemudian Rynsoul yang masih dalam keadaan mabuk itu kembali melanjutkan perkataannya, "Gue-gue gak berniat melakukan itu, gue yang tolol pada saat itu tuh sebenernya disuruh oleh.." tukasnya terjeda.

PLAKK!!

Tamparan keras telah mendarat di pipi Rynsoul. Tamparan itu berasal dari ibu Rynsoul, Ji Hana, yang datang secara tiba-tiba di tengah mereka dengan wajahnya kini yang merah padam, ia sudah tidak dapat lagi membendung amarahnya itu terhadap putri sulungnya. Ia paham, jika Rynsoul mabuk-mabukan itu artinya ia sedang dalam keadaan depresi yang begitu tinggi lantaran tidak dapat mengontrol dirinya sendiri lagi.

"KELUAR KALIAN BERDUA!!" usir Ji Hana geram, pada kedua teman Rynsoul. "Jika kalian berteman dengan putri saya dan hanya membawa pengaruh buruk untuknya, lebih baik kalian tidak usah berteman dengan putri saya!" tegasnya. Vivin dan Shin tampak ketakutan lalu pergi meninggalkan kediaman Rynsoul.

Choose Your Fighter! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang