Chapter 9. mengamuknya hacker seulha

236 38 4
                                    


Waktu terus berjalan seperti biasa. Tak terasa, sudah sepekan berlalu. Jan-di masih menghadapi intimidasi, tetapi dia tidak menyerah. Seul-ha, meski diam-diam, mencoba membantu dengan cara kecil dan berusaha menghibur Jan-di.

---

Malam Hari

Seul-ha duduk di kursi meja belajarnya, menatap layar laptop yang menyala di hadapannya. Sebuah tablet Android tergeletak di samping laptop, memancarkan cahaya terang. Di layar tablet tersebut, terlihat GPS yang menunjukkan titik merah mencolok di sebuah lokasi: restoran mewah yang terkenal elit. Tempat itu hanya menerima satu grup tamu setiap minggunya, menjadikannya sulit diakses, bahkan bagi para konglomerat.

"Perintah? Kali ini apa lagi yang direncanakan untuk membully Jan-di, Shinhwa?" gumam Seul-ha dengan nada dingin. Ia memiringkan kepala sedikit, berpikir, lalu menyeringai tipis. "Mari kita lihat siapa saja yang terlibat."

Ia kembali meluruskan posisi kepalanya, tangannya bergerak lincah di atas keyboard laptop. Tampilan di layar tablet berubah, melacak lokasi lain. Kali ini, muncul tanda titik jingga yang mengarah ke sebuah alamat rumah. Alamat tersebut milik salah satu siswa SMA Shinhwa, lengkap dengan foto dan biodata yang begitu detail.

Ya, Seul-ha meretas. Telepon Gu Jun Pyo. Bagaimana caranya? Tidak sulit bagi Seul-ha, yang sudah sangat mahir dengan teknologi sejak usia sepuluh tahun. Dengan pengetahuannya yang lebih maju dari kehidupan pertamanya, ditambah kecerdasan luar biasa, ia sering kali merancang dan memodifikasi alat teknologi yang melampaui zamannya. Berasal dari tahun 2023, ia sudah terbiasa dengan alat-alat canggih yang bahkan belum terpikirkan di tahun 2009.

"Oke," gumamnya dengan nada puas. "Mari kita lihat apa yang terjadi besok. Dengan semua ini... mungkin Antartika bisa menerima satu orang baru? Atau hutan Amazon? Kuharap jantung Nyonya Shinhwa cukup kuat." Senyumnya melebar, menyeringai penuh arti. Ia tidak sabar untuk membuat F4, terutama Gu Jun Pyo, sadar bahwa kekayaan dan kekuasaan tidak selamanya bertahan.

"Pfft... bhehe... hehehehe..." tawa kecil meluncur dari bibirnya. 'Ini menyenangkan.' Suaranya kemudian berubah menjadi tawa keras yang ia tahan selama ini. "Hahaha... wuw! Shinhwa, Shinhwa. Dasar male lead dunia drama. Benar, ya. Orang cerdas selalu lebih berbahaya daripada orang kaya."

=====

Gedung Olahraga

Di gedung olahraga, tepatnya di area panahan dalam ruangan yang terletak tak jauh dari kolam renang dan gym, Seul-ha tampak sibuk dengan aktivitasnya. Gadis 16 tahun itu mengenakan kaos hitam sederhana lengan pendek-jauh dari pakaian olahraga resmi atau seragam sekolah yang seharusnya ia pakai. Entah apa yang terjadi dengan kemeja seragamnya, tapi Seul-ha tampaknya tak peduli.

"Jam kosong, bebas saja," pikirnya tanpa beban. Ia memang memiliki gaya seenaknya, tetapi itu justru mencerminkan sisi uniknya. Di balik kesederhanaan pakaiannya, ada sesuatu yang mencolok: ketenangan yang penuh percaya diri, membuat suasana sekitarnya terasa berbeda.

 Di balik kesederhanaan pakaiannya, ada sesuatu yang mencolok: ketenangan yang penuh percaya diri, membuat suasana sekitarnya terasa berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seul Ha_ [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang