11. Petunjuk

240 13 6
                                    







Soobin terbangun di tempat yang belum pernah ia temui sebelumnya. Sebuah bukit dengan hamparan ilalang hijau. Warnanya menjadi jingga karena disorot pesona matahari tenggelam. Soobin memeriksa ke sekitarnya, tak ada siapapun di tempat ini kecuali dirinya. Ia memeriksa kembali keadaan dirinya, seingatnya ia tertidur setelah berhubungan seks dengan Chaemin suaminya, ia tak sempat membersihkan tubuhnya karena ia langsung pingsan.

Namun keadaannya sekarang baik-baik saja. Ia memakai baju serba putih bersih. Menggambarkan sekali keadaan bayi yang baru lahir ke dunia. Sedangkan Soobin sudah bukan orang suci lagi.

Soobin mencoba menelusuri tempat asing ini. Tak ada bangunan apapun, semuanya seolah hanya hamparan tanah ilalang saja. Soobin terus berjalan tak tentu arah, ia tak tahu mana barat mana selatan, ia hanya berjalan mengikuti instingnya.

Ia tiba-tiba melihat ada sesosok memakai tudung merah sedang duduk di atas batu besar. Soobin mencoba mendekati orang itu pelan-pelan, dia tak menyadari kehadiran Soobin selain hanya menatap ke depan diam.

"Permisi...apa kau tahu ini dimana?" tanya Soobin, entah kenapa ia tak bisa lebih dekat lagi dengan sosok itu.

Sosok itu bergerak, berdiri. Ia berbalik pelan, tudungnya tetap menutupi wajahnya. Sosok itu mengingatkan Soobin pada dirinya yang dulu selalu memakai tudung merah kemana-mana. Apakah dia adalah sosok Soobin yang dulu?

"Kamu siapa?" tanya Soobin lagi.

"Aku adalah takdirmu yang buruk."

Jawaban yang dilontarkan sosok itu begitu menyakitkan. Soobin melangkah mundur, ia takut dengan sosok di hadapannya. "Apa maksudmu...?"

"Jika kau tidak ingin hal buruk terjadi padamu, kau harus mengakhiri semuanya. Apa yang kau inginkan selalu ada bayarannya."

Soobin semakin tak mengerti apa yang dikatakan orang di depannya. "Aku tidak mengerti. Apa yang harus aku bayar?!"

"Kecantikan, kekayaan, kemewahan, itu semua harus ada harga mahal yang kau bayar. Akhiri saja agar tak ada yang menderita lagi. Aku akan membantumu selama kau percaya padaku."

Sosok itu lalu membuka tudungnya, memperlihatkan wajah yang tak asing bagi Soobin.

"Sang Dewi...?"

"Aku bukan Dewi. Percayalah, aku hanya korban dari seseorang yang ingin menguasai kota Mona. Aku mohon padamu untuk mengakhiri semuanya."

"Aku tidak mengerti..."

Angin semilir menghembuskan dedaunan, bagaikan ilusi, sosok Sang Dewi seketika menghilang. Matahari senja pun perlahan terbenam, pada saat itu juga Soobin kelimpungan ketika keadaan di sekitarnya perlahan-lahan menjadi gelap. Ia tak bisa bergerak sedikitpun, ia hanya berputar-putar di tempat. Sampai kegelapan itu pun menerpa dirinya.

Soobin membuka matanya ketika cahaya matahari masuk. Kali ini ia terbangun di kamarnya, yang tadi adalah mimpi, mimpi yang aneh dan membingungkan. Ia tak mengerti, apa yang dikatakan sosok di mimpinya. Apa yang harus Soobin akhiri? Apa yang harus Soobin bayar? Bagaimana Soobin mengakhiri sesuatu yang bahkan tidak tahu kapan ia memulainya.

Kecantikan, kekayaan, kemewahan, kenapa semua itu sangat menggambarkan Soobin? Apa maksud sosok itu Soobin terlalu serakah menginginkan semuanya?

Soobin tidak serakah, Soobin menginginkan semuanya karena ia tak memiliki semuanya. Wajar saja Soobin menginginkan kecantikan, kekayaan, kemewahan, karena ia tak memiliki semua itu. Kenapa sosok itu menilai Soobin salah. Soobin berhak menginginkan semuanya. Ia berhak. Sampai kapanpun Soobin berhak mendapatkannya.

LOVE MAZE (Soobin Cent) 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang