BAB 15

542 36 3
                                    


Hari ini tania sibuk dengan persiapan ulang tahunnya, padahal ulang tahunnya masih 2 hari ke depan tapi dia sudah sibuk hari ini. Bahkan sejak pagi ia terus memilih dekor ruangan yang akan dia pakai saat acara ulang tahunnya prince pun ikut di sibukkan dengan tania yang meminta saran. Beberapa hari terakhir ini prince dan tania sudah berbaik kan dan tania juga sudah menaruh perhatian perhatian nya tapi satu hal yang masih sama, yaitu tania masih enggan untuk melakukan hubungan suami istri, entah kenapa.

"Gimana kalau yang ini??" Tanya tania menunjukan desain ruangan dengan tema bunga yang artinya dekor nya bakal lebih ke bunga-bunga.

"Aku ikutin apapun yang kamu mau aja sayang" Jawab prince membuat tania mendengus kesal. Pria emang ngak bisa di andalkan.

Prince beranjak dari duduknya karena mendapat telfon dari dika. "Kemana?"

"Aku angkat telfon bentar yah sayang" Ucap prince sambil mengecup kening tania singkat lalu pergi mengangkat telfon.

Tania menatap kepergian prince kalu meremas ujung bajunya, kesal.

......

Altezza sibuk mondar mandir dari ruangan satu ke ruangan lainnya sampai tidak punya waktu untuk makan siang sedangkan ariga, pria itu sedang dalam perjalanan dinas.

Entah kenapa altezza merasakan bahwa senior nya sengaja menyuruhnya memeriksa pasien mereka. Tapi altezza tetap mengerjakan nya tanpa penolakan sedikit pun.

Bruk

Altezza menatap tajam pria yang juga menatap nya tak kalah tajam tapi ekspresi nya jadi meredup setelah mengingat siapa pria itu. "Skaya?"

Skaya dan altezza memutuskan untuk berbicara tentang perpindahan jiwa mereka, altezza juga pernah berjanji pada skara untuk membantu mencari tahu dalang kematian skara dan juga dirinya. Karena altezza curiga dia bukan mati karena kecelakaan tapi karena di sengaja, skara awalnya tidak percaya tapi setelah memikirkan nya skara memutuskan untuk mempercayai altezza kali ini.

"Datar banget tuh muka, ada memarnya juga" Ucap altezza sambil memandangi wajah tampan skara tapi sayangnya ada sedikit memar di pipi dan juga sudut bibirnya.

"Masih bocah udah main tonjok-tonjokan aja"

Skara menatap tajam altezza entah kenapa tatapan itu membuat altezza takut. Padahal kalau mau di bilang ukuran badan pemenangnya masih altezza tapi entah kenapa aura skara lebih tajam darinya. Siapapun yang di tatap seperti itu pasti akan merinding termasuk altezza.

"Kapan lo bakal bantuin gue?" Tanya skara kita panggil aja skaya karna dia ada di tubuh skaya.

"Lo punya rumah?" Tanya altezza. Skaya mengangguk.

"Beberapa hari lagi gue bakal ke rumah lo dan.. Kita bakal tinggal sementara di apartemen gue lo tunggu aja" Lanjut altezza membuat skaya kembali mengangguk.

Altezza gemas dengan tingkah skaya, imut aja lihat cwok yang dingin tapi setiap ucapannya penuh dengan intimidasi. "Mau masuk dulu ngak? Gue obatin luka lo"

"Ngak!" Jawab skaya lalu bangkit dari duduknya dan berpakitan pergi. "See you"

"?? See you? Hahaha oky byeee" Balas altezza sambil melambaikan tangan nya tapi sayangnya diabaikan. dingin skaya membuat altezza cemberut karna lambaian nya tidak di balas. Bahkan berbalik aja enggak.

Altezza menghela nafasnya kayanya dia harus sabar menghadapi skaya mulai sekarang. Sikapnya memang buruk, buruk sekali untuk ukuran bocah sepertinya. Tapi altezza juga kasian karna skaya selalu terluka.

...

Altezza pulang dengan keadaan berantakan sangking capeknya mengurus banyak pasien bahkan ia sampai lembur. Pagi ini ia di perbolehkan pulang untuk ganti baju, tapi altezza tidak ingin pergi kembali ke rumah sakit jika terus seperti ini dia pasti bakal mati muda karna kecapean.

transmigrasi altezza BL (END✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang