BAB 9

767 58 0
                                    


Hari ini altezza terpaksa membatalkan janji nya pada skaya dan juga ariga karena altezza harus mengerjakan tugas fakultas, alias hari ini dirinya di kirim pada setia rumah sakit untuk melakukan magang, untungnya altezza mendapatkan rumah sakit ariga jadi altezza bisa memanfaatkan ariga untuk tugas fakultas nya.

Tapi sayangnya semua rencana yang sudah di susun altezza tidak sesuai ekspetasi karena dirinya berbeda departemen dengan ariga. Malah kedua sahabat altezza yang mendapatkan departemen yang sama dengan ariga. Riko dan aril benar benar beruntung.

Altezza mengurus di bagian UGD di mana dirinya tidak bisa istirahat karena terus menerus di berikan tugas yang sangat sulit dan melelahkan, bahkan di awal pertamanya praktek dirinya malah harus berurusan dengan kasus memompa dada pasien yang mengalami kecelakaan.

Tubuh altezza sangat sangat kelelahan akibat terus memompa dada dengan kecepatan yang sangat cepat dan tenaga yang sangat banyak.

Tapi untuknya altezza berhasil mengembalikan detak jantung nya. Setelah melakukan tugas itu altezza lanjut di suruh untuk pergi bersama para dokter untuk tur pengenalan rumah sakit.

"Kak altezza" Panggil deon sambil melambaikan tangan nya.

"Loh kok lo di sini?" Ucap altezza agak pelan.

"Nemenin kak venus" Jawab dean sambil menoleh ke arah venus yang sibuk menangani pasien.

"Enak yah jadi kak venus, pro" Ucap altezza sambil menatap venus yang sibuk dengan urusan nya.

"Kak altezza pasti bisa, kalau gitu gue balik dulu dah" Ucap dean lalu pergi menuju venus.

"Yang di belakang kenapa diam saja" Ucap senior tur alias dokter berwenang.

"Maaf!" Jawab altezza lalu mengikuti rombongan nya.

"Mulai besok kalian di harapkan datang tepat waktu, untuk nya telat bakal dapat sangsi tidak mendapatkan poin" Ucap senior altezza

"Baik dok!" Ucap all magang.

Huffff

Akhirnya altezza terbebas, lebih tepatnya dia bisa beristirahat. "Capek yah!" Ucap ariga yang tiba tiba muncul sambil menyodorkan minuman dingin ke altezza

"Hmm banget! Ternyata gini yah rasanya jadi dokter" Ucap altezza sambil meminum minuman nya.

"Ini baru hari pertama lo.. Lo belum rasain jadi dokter sesungguhnya, oh yah gimana luka lo aman?"

"Aman kok, udah ngak sakit. Gue kesel banget kenapa ngak satu departemen sama lo sih padahal mau banget gue manfaatin lo" Ucap altezza membuat ariga menggeleng

"Gue tuh senior lo, lo harus mandiri" Jawab ariga sambil menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.

"Lo kan tau gue bukan ahlinya di bidang kaya gini, pegang pisau pedah aja ngak bisa" Ucap altezza sambil menghela nafasnya gusar.

Ariga tersenyum tipis sambil menatap altezza yang terlihat sangat kelemahan. "Malam ini lo mau nginap di rumah gue ngak?, gue buatin makan malam" Tawar ariga

"Ck! Tumben lo mau nawarin gue makan, yaudah yuk!" Ucap altezza sambil beranjak.

Ariga kembali terkekeh lalu menyusul altezza.

....

Ceklek

"Nih rumah lo? Lumayan lah" Ucap altezza sambil memasuki apartemen ariga.

"Lo duduk dulu kalau mau mandi tinggal ke kamar aja, gue buatin lo makan dulu di dapur" Ucap ariga lalu pergi menuju dapur

"Ehhh gue boleh dong pinjam baju lo?" Tanya altezza sambil menatap ariga

transmigrasi altezza BL (END✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang