BAB 26

392 24 1
                                    

ALTEZZA pergi menuju rumah ariga setelah mereka memutuskan untuk berdiskusi tentang masalah yang di alami skara, altera baru saja mendapat informasi bahwa skara mengalami kecelakaan jatuh dari tangga tangga di sekolahnya dan bukan hanya itu, bahkan ingatan skara ada yang kembali makanya mereka melakukan pertemuan. Kebetulan juga skara bakal ke sana.

Setelah sampai altezza langsung masuk. Ternyata di ruang tamu sudah ada ariga, altera, dan kedua kakak kembar altezza serta skaya dan....satu cwok yang nggak altezza kenali.

"Bagaimana?" Tanya altezza lalu duduk di sebelah ariga. Mereka berlima menatap skaya yang  masih lemah dengan bantuan cwok di sebelah nya.

"Susi!" To the point skaya berhasil membuat altezza dan petir kaget.

"SUSI?!!"

"serius? Lo gak bercanda kan?" Tanya petir masih sulit untuk mempercayai, bagaimana bisa susi melakukan itu, pada skara yang tabiatnya adik sahabatnya.

"Susi yang itu?" Tanya altezza yang mandapat anggukan dari skaya.

"Dia benci sama skara karena siksa gue" Ujar skaya. Agak membingungkan tapi mereka sadar bahwa pria di samping nya itu belum tahu bahwa skara adalah jiwa yang masuk ke tubuh skaya.

"Karena skara nggak pernah belain lo? Gitu? Gila tuh cwek!, wah parah.." Petir tidak habis pikir. Dia hanya tidak menyangka bahwa wanita seperti susi berani melakukan hal keji seperti itu.

Ting~ ting~

Suara bel rumah ariga yang di tekan dengan terburu-buru.

"Siapa tuh?" Bingung ariga sambil beranjak untuk membuka pintu.

Saat pintu terbuka tiba tiba seorang pria masuk dan langsung menarik skaya dari sana. "Ayo pulang!" Ucap pria itu dingin lalu menyeret skaya.

Altezza langsung bertindak. Menghempas tangan pria itu dan mendorongnya menjauh. "Lo siapa? Kenapa datang datang main tarik tarik!" Marah altezza.

"Bukan urusan lo!" Jawab pria itu lalu menarik kembali tanggan skaya dan menggendongnya ala koala pergi meninggalkan rumah ariga.

"Kakak gak perlu khawatir, dia dikta!...dia nggak bakal macam macam kok, mungkin dia sadar skaya nggak ada di rumah sakit makanya dia lacak skaya. Kalau begitu  gue pamit. Permisi!" Ucap petir lalu pergi.

"Pacar skaya?" Tanya vines penasaran.

"Mungkin" Timpal valen ikutan.

"Ganteng" Tambah altera sambil mengangguk mantap. Bahkan ketampanan dikta melebihi wajah nya.

"Yaudah selama skaya aman it's oky" Ujar ariga lalu kembali duduk.

Mereka sudah mengetahui siapa pelakunya tinggal membuat rencana tambahan.

••••

Pov skaya

Dikta meninggalkan pekarangan rumah ariga dengan wajah kesal, plus umpatan kecilnya. Dikta tidak suka.

"Lo kenapa sih! Kita nggak dekat yah" Protes skaya sambil menatap tajam dikta.

"Diam! Lo tahu lo baru habis jatuh dari tangga tangga dan lo belum sehat tapi lo malah keliaran nggak jelas, kalau lo mati yang repot gue!!" Marah dikta.

"Lagian gue nggak suruh lo ngerawat gue, lo aja yang inisiatif sendiri!" Ketus skaya tak kalah kesal.

"Jadi lo nggak mau perhatian dari gue? Gitu!"

"GAKKK!!" Skaya menghela nafasnya lalu memilih tidur dari pada mendengar ocehan nggak jelas dikta yang sok perhatian.

Dikta juga ikut menghela nafasnya, dia harus sabar menghadapi tingkah skaya yang persis seperti skara.
"Udah makan?"

transmigrasi altezza BL (END✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang