BAB 29

437 24 1
                                    

SENSASI panas di tubuh skaya tak bisa dirinya tahan lagi. Dengan tatapan sayunya ia berusaha meninggalkan gang sempit itu. Bohong jika skaya bilang dia tidak takut, apalagi mengetahui kebenaran dari pria yang skaya pikir bisa menolongnya ternyata malah berfikir untuk menyakiti nya. Walaupun skaya berhasil membuat navit pingsan tapi skaya yakin bahwa taklama lagi pria itu pasti bakal sadar.

Sebelum dirinya tertangkap oleh navit, skaya harus lebih dulu keluar dari gang itu.

Bruk

Tubuhnya terjatuh karena takbisa ia topang lagi. Rasa panas di sekujur tubuhnya di tambah kepalanya yang pusing benar-benar menyiksa dirinya. Andai, skaya tidak berbohong pada dikta dan kabur mungkin hal semacam ini tidak bakal terjadi.

Hujan turun membasahi bumi, bau semerbak tanah tercium sangat pekat di hidung skaya. Butiran-butiran itu terus membasahi tubuh skaya yang perlahan mulai melemas.

Skaya tak ingin menyerah begitu cepat. Ia kembali bangkit walau beberapa kali jatuh. Dengan bantuan tembok di sampingnya skaya berjalan perlahan tapi ia hanya sanggup berjalan 5 langkah sampai tubuhnya kembali jatuh.

Di detik itu juga tiba-tiba air matanya nya keluar. Perasaan sesak di dadanya kembali menyelimuti dirinya, nafasnya mulai tak beraturan, hidungnya tidak bisa ia gunakan lagi, pandangannya buram, telinganya berdenging sangat hebat.

Skaya menghela nafas terakhirnya sebelum kegelapan merenggut kesadarannya.

Pov navit.

Navit sadar dari pingsannya setelah skaya memukul kepalanya menggunakan vas bunga. Dengan keadaan marah ia berjalan menuju laci, mengambil pisau miliknya dan menyelipkan ke pinggang.

Andai saja skaya tidak menolak tawarannya, dia pasti tidak akan berbuat nekat.

Setelah mengisi pisau itu navit melenggang pergi, berjalan menelusuri hujan dengan tatapan mamatikan. Hari ini dan detik ini juga ia akan membunuh skaya yang berani menolaknya.

'Skara bangun'

'Skara ayo bangun'

'Buka matamu skara'

'SKARA! '

HUHH

lenguh skarya sambil membuka matanya. Tatapan nya kini beralih ke samping kiri-kanan. Ternyata ia masih berada di gang sempit itu.

Skaya segera beranjak, dia tidak boleh mati sebelum mengungkapkan semuanya. Tidak peduli lagi dengan kondisinya, skaya mulai berlari, berlari sekuat tenaga meninggalkan gang itu.

Dengan nafas tersenggal-senggal skaya berhasil sampai di trotoar jalan. Skaya menjelajahi sekeliling nya mencari tempat yang banyak orangnya kemudian pergi ke sana.

Navit yang juga baru tiba ikut melihat sekeliling nya, mencari keberadaan skaya.

"BANGSAT!!!" teriaknya geram karena tak menemukan sosok skara.

"Kali ini lo selamat," Dengan kesal navit pergi ke arah lain.

Skaya yang melihat itu bernafas lega lalu menjatuhkan tubuhnya di tengah kerumungan orang.

Dengan senyuman tipisnya dia menatap lurus ke depan. Lalu menutup matanya.

HOSPITALS

dikta sibuk mondar-mandir dengan keadaan cemas, begitupun dengan dean dan petir, setelah menerima telfon dari rumah sakit mereka langsung bergegss datang. Dari info yang mereka dengar dari beberapa pejalan kaki, mereka sempat melihat skaya di kejar oleh seseorang tapi mereka tidak tahu siapa orang itu.

transmigrasi altezza BL (END✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang