"Kamu tau? orang yang lebih muda dari pada diriku tidak pernah memanggil namaku dengan benar, " Yeonjun menampakkan wajah masamnya.
"Kenapa begitu? " Tanya yang lebih muda. Yeonjun mengangkat kedua bahunya. Mengingat teman-temannya yang lebih muda tidak pernah memanggilnya dengan benar. Mereka biasanya memanggil Yeonjun. Biang kerok, tukang rusuh, tukang onar , dan masih banyak lagi.
"Tapi aku memanggil kamu kakak? " Beomgyu menunjuk dirinya sendiri, dan itu membuat Yeonjun tersenyum.
"Ah iya benar juga"
Saat ini Yeonjun dan Beomgyu tengah berjalan di pinggir lapangan basket, terlihat ada satu kelas yang tengah praktek di lapangan itu.
Fokus mereka berdua akhirnya berpusat pada keramaian di dekat gedung musik. Mereka saling bertatapan sebentar, kemudian mendekati keramaian tersebut.
Yeonjun menepuk bahu salah satu siswa disana.
"Ada apa ini? "
"Ada seorang siswi yang mencoba mengakhiri hidup" Siswa tadi segera pergi menuju teman-temannya yang lain setelah Yeonjun mengucapkan terimakasih.
Yeonjun menarik tangan Beomgyu untuk mendekati tempat kejadian. Dapat Beomgyu lihat ada seseorang di atas gedung musik, banyak orang yang mencoba membujuk siswi tadi. Namun, tidak dipedulikan olehnya. Dan yang membuat Beomgyu ngeri adalah apa yang ada di belakang siswi itu.
"Arwah itu, yang mengejar kita tadi kan? " Yeonjun tidak menjawab, tapi Beomgyu dapat merasakan genggaman yang semakin erat di tangannya. Yeonjun kembali menarik tangan Beomgyu untuk menjauh.
"Beom!! " Yeonjun dan Beomgyu menoleh ke arah sumber suara. Dapat mereka lihat beberapa orang yang berlari mendekat. Yoongi langsung merengkuh tubuh Beomgyu.
"Kamu dari mana saja!? Kamu tau seberapa khawatirnya paman? " Yoongi bertanya dengan sediki bentakan, membuat Beomgyu menunduk. Yoongi mengusap wajahnya kasar. Ia hampir gila saat tidak menemukan keponakannya didalam uks, apalagi ditengah kekacauan ini.
"Maaf Guru, aku yang mengajaknya" Soobin menatap Yeonjun sengit. Sementara anak itu malah cengengesan tidak jelas. Ia mnyatukan kedua tangannya di depan dada.
Yoongi menjitak dahi Yeonjun. Kemudian mengelus surai Beomgyu. Yoongi tersenyum tipis saat Beomgyu mengucapkan kata maaf, dengan wajah yang memelas.
Suara pekikan dari orang-orang membuat mereka menoleh. Beomgyu menegang, saat siswi tadi hampir saja terjun bebas jika tidak ada salah satu guru yang menarik lengannya.
Hoseok manarik sisiwi yang hampir melompat. Guru olahraga itu segera mengamankan anak muridnya. Jisoo segera marengkuh siswi tadi, memberikan kata penenang dan membiarkan siswi itu menangis histeris di pundaknya.
Jungkook bernafas lega. Tadi ia langsung berlari menuju atap gedung musik bersama dengan Namjoon karena mendengar salah satu muridnya hendak bunuh diri.
...
Akibat dari kejadian tadi, seluruh siswa dan siswi dipulangkan lebih cepat.
Di ruang kepala sekolah Beomgyu tampak duduk termenung. Bahkan ia belum resmi menjadi siswa disini. Namun, sudah ada kejadian tidak terduga yang tepat didepan mata.
Pintu ruang kepala sekolah terbuka. Menampakkan Yeonjun dan Soobin, serta dua anak lainnya yang tidak diketahui namanya. Soobin adalah sosok yang antusias saat melihat Beomgyu. Ia segara duduk disebelahnya.
"Hai Beomgyu! " Sapa Soobin riang. Ia mengangkat tangannya. Beomgyu tersenyum membalas sapaan Soobin.
"Jadi kamu akan sekolah di sini? " Tanya Soobin sambil menunjukan senyum manisnya. Beomgyu mengangguk beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at me!
Fanfictionsetelah kedua orangtuanya meninggal. Choi Beomgyu, harus tinggal bersama pamannya, Min Yoongi yang percaya pada hal berbau supranatural. Siapa sangka bahwa pamannya yang pemalas ini ternyata adalah seorang pengusir arwah pemiliki kemampuan terhebat...