•14• Dia yang Diincar

165 22 1
                                    

Bijaklah dalam membaca...

Keringat sebiji jagung menetes di dahi mulus milik Beomgyu. Napasnya terdengar pelan, sementara air mata sudah tertahan di pelupuk. Yoongi mengusap mata Beomgyu lembut. Ia menyodorkan air putih, dan langsung diminumnya hingga tandas.

"Kamu istirahat dulu, tidak perlu masuk pelajaran berikutnya. Aku akan membuat izin. " Namjoon berlalu meninggalkan ruangan kesehatan. Beomgyu memperhatikan punggung itu sampai menghilang di balik pintu. Kemudian ia alihkan pandangannya pada sang paman. Yoongi masih tampak sibuk mengusap peluh miliknya.

Beomgyu hanya diam, tubuhnya terlalu lemas untuk melakukan sesuatu. Bahkan untuk berbicara rasanya tidak mampu. Jadi Beomgyu memperhatikan sang paman dengan tatapan sayu.

Setelah mengusap keringat milik keponakannya, Yoongi menggenggam tangan Beomgyu mengusapnya lembut.

"Aku sudah berjanji pada Diriku sendiri jika aku akan melindungi dirimu apapun resikonya. " Yoongi tersenyum ketika tatapan mereka bertemu. Ia mengusap kepala Beomgyu.

"Bagaimana caranya agar dirimu tidak terluka Beom? Apakah aku harus mengurungmu? " Yoongi tertawa ketika mata itu melotot. Ia meletakkan tangan Beomgyu ke pipinya.

"Jangan terluka lagi. Paman menjadi orang yang paling merasa bersalah. " Ucapnya Yoongi tulus. Beomgyu sudah bekaca-kaca, dan itu berhasil membuat Yoongi tersenyum.

...

Kini beberapa orang tengah berada di ruang kepala sekolah. Seokjin berada di hadapan mereka, tengah membicarakan sesuatu.

"Mengapa arwah liar itu dapat masuk ke sekolah? " Yoongi menatap Seokjin yang memijat pelipisnya, kemudian membuang napas kasar.

"Aku tidak tahu. Setelah Arwah Penjaga di kalahkan oleh monster itu, dia tidak menunjukan wujudnya lagi. Walaupun tubuh itu bukan tubuh aslinya, kekuatan yang di keluarkan juga cukup banyak. "

"Kita harus segera memperbaiki penghalangnya, jika didibiarkan terlalu lama akan ada banyak bahaya yang datang. " Hoseok menatap mereka satu-persatu. Apa yang dikatakannya memang benar, apalagi di sekolah ini ada sesuatu yang menarik perhatian para arwah.

"Aku setuju. Jika arwah penjaga tidak kembali, kita bisa membuat penghalang sendiri. " Namjoon melipat kedua tangannya di depan dada.

"Tidak! Energi yang dibutuhkan akan sangat banyak. Kita tidak akan mampu melakukannya. " Seokjin menentang pendapat Namjoon. Bagaimana pun juga mereka tetap manusia biasa, walaupun memiliki kelebihan di antara yang lainnya kekuatan mereka tetap memiliki batasan.

"Satu-satunya cara adalah mencari di mana Arwah Penjaga berada. Aku yakin pertarungan yang lalu menjadi penyebab semua hal ini. " Jimin berseru, cukup mengejutkan saat monster itu berhasil mengalahkan Arwah Penjaga, walaupun itu bukan tubuh aslinya.

"Mengatasi arwah menyebalkan ini memang sulit. " Yoongi mengusap wajahnya kasar. Jika Arwah Penjaga tidak menghilang secara tiba-tiba, Beomgyu pasti tidak akan terluka seperti ini.

"Mungkin kita bisa bertanya kepada Heeseung? Bukankah dia mengetahui cukup banyak hal? " Jungkook akhirnya berseru. Sementara yang lainnya mulai mempertimbangkannya.

Heeseung, arwah yang terikat dengan sekolah ini, dia mengetahui banyak hal di masa lalu. Namun, dia masih tetap bungkam untuk menceritakannya. Jika ditanya, Heeseung akan bilang jika ini bukan waktunya.

Heeseung arwah yang banyak menyimpan rahasia.

...

"Pesawat datang! Ayo buka mulutnya! " Suara itu memenuhi ruang kesehatan. Yeonjun menggerakkan sendok berisi bubur keatas dan kebawah, mulutnya juga mulai mengeluarkan suara.

Look at me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang