•4• Murid paman?

143 24 4
                                    

Bijaklah dalam menbaca
Beri vote untuk menambah semangat penulis♡´・ᴗ・'♡

"Aku yakin kak, walaupun Beomgyu tidak memiliki kemampuan, mengeluarkan kekuatan, menggunakan pedang, atau menyegel arwah sekalipun. Dia pasti memiliki kelebihan di antara anak-anak lainnya. Dia adalah keponakanmu kak! keponakan seorang pembunuh arwah! "

Pernyataan Jungkook terus berputar di otak Yoongi. Jungkook benar-benar yakin dengan apa yang ia katakan. Bohong bila Yoongi tidak berpikir demikian.

Bahkan sejak Beomgyu masih dalam kandungan, Yoongi sudah melindungi Beomgyu sedemikian rupa. Selama ia hidup bersama sang kakak, ia terus mengawasi Beomgyu. Hal sekecil apapun yang ia lakukan tak pernah luput dari perhatiannya. Saat ia bersin, saat ia menggaruk hidung, atau saat ia terjatuh dari tempat tidur.

Yoongi mengawasinya duapuluh empat jam. Ia takut Beomgyu sama seperti dirinya, memiliki kelebihan yang nyatanya amat menganggu. Ia ingin Beomgyu tumbuh seperti anak-anak yang lainnya. Belajar, bermain, dan berbuat nakal sebagaimana mestinya.

Hingga saat Beomgyu berumur sepuluh tahun, dan Yoongi sudah yakin bahwa sang keponakan tidak memiliki kemampuan atau kekuatan yang selama ini ia duga. Yoongi pamit kepada sang kakak untuk memulai hidup baru tanpa mereka.

Ia tentu sadar, bahwa kehadirannya pasti mengganggu keluarga tersebut. Apalagi ayanya Beomgyu, ia selalu meminta Yoongi untuk segera mencari pekerjaan. Dan Yoongi menurut. Saat ia akan melangkah keluar dari rumah, kakaknya tak kuasa menahan tangis. Mencium setiap inci wajahnya, di sela ciumannya ia selalu berkata.

"adikku sudah besar"

"Adikku sangat luar biasa"

"Aku menyayangimu"

Begitulah penuturannya, Yoongi sempat melirik ayahnya Beomgyu. Berharap ada wajah tak tega dan rasa bersalah, namun nihil. Dia sudah bulat, Yoongi tidak di terima lagi di rumah ini.

...

Yoongi dan Beomgyu diam mematung di depan pintu apatermen. Beomgyu mendengar helaan napas Yoongi , kemudian ia menatap ke arah sofa ruang tamu, tepatnya pada seonggok manusia yang tengah tertidur di sana.

Yoongi melangkah masuk ke dalam apatermen. Dengan rasa kesal luar biasa, ia menarik kaki pemuda yang tengah tertidur itu hingga jatuh dari sofa.

Terdengar suara mengaduh dari bilah pemuda itu, terdengar juga umpatan kecil. Namun setelah sadar siapa yang telah membangunkannya ia perlahan mendongak, saat pandangan mereka bertemu ia menyengir.

"Selamat siang Guru Yoongi" Ucap pemuda itu sambil menunjukkan senyum tulus tanpa dosa.

Yoongi memijat pelipisnya. Ia menatap seluruh ruang tamu yang berantakan. Bungkus jajanan bececeran di mana-mana, bahkan ada bekas minuman tumpah di karpet putih bersih yang selalu ia cuci seminggu sekali.

"Choi Yeonjun! Apa yang kamu lakukan pada ruang tamu ku!? " Yoongi menatap tajam pada Yeonjun.

"Maaf" Begitu katanya sambil menyengir. Ia berdiri, menyatukan kedua telapak tangan di depan dada kemudian berkata.

"Akan aku bersihkan. Maaf ya Guru" Yoongi tak bisa apa-apa lagi setelah melihat wajah memelas itu. Jadi ia hanya mengangguk pasrah.

"Beom Kemarilah! " Merasa dipanggil Beomgyu segera mendekat ke arah Yoongi. Ia menatap takut pada Yeonjun yang tengah melototinya. Yoongi memukul kepala Yeonjun pelan.

"Jangan melototinya! " Tegur Yoongi kemudian.

"Siapa dia? " Tanya Yeonjun sambil menunjuk Beomgyu. Jangan lupakan tatapaj julitnya.

Look at me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang