bijak dalam membaca
Malam ini Beomgyu benar-benar tidak dapat tertidur. Setiap dirinya menutup mata, sosok wajah pucat itu selalu muncul dalam bayangannya. Beomgyu duduk di sisi ranjang, kepalanya ia sembunyikan di balik lipatan tangan. Tatapannya tampak kosong, memandangai sinar rembulan yang menerobos masuk melalui celah jendela. Beomgyu mengalihkan pandangannya pada jam, hampir tengah malam.
Beomgyu memutuskan untuk membuka tasnya. Ia akan membaca beberapa meteri di sekolah, mungkin dirinya akan merasa lebih tenang setelahnya. Namun, saat hendak mengambil buku pelajaran ia menemukan sebuah bungkusan. Beomgyu mengeluarkan bungkusan itu.
Puding coklat. Ada tiga puding coklat di dalam bungkus tersebut. Beomgyu memandangi sejanak puding tersebut. Benar, ia belum melihat Taehyung sejak tadi.
"Taehyung." Gumam Beomgyu lirih.
Entah mengapa tatapan Beomgyu menjadi semakin kosong. Sebuah bayangan hitam muncul dibalik punggungnya, tubuh Beomgyu terdiam tidak bereaksi apapun meski bayangan itu semakin membesar. Beomgyu dapat melihat dari pantulan kaca, wajah pucat itu berada tepat di samping telinganya. Beomgyu ketakutan tapi tubuhnya tidak bereaksi apapun. Puding coklat di genggamannya terjatuh di lantai.
"Beomgyu." Bayangan itu berbisik perlahan, tangannya yang panjang melingkar di tubuhnya. Beomgyu seolah akan tenggelam dalam pelukan bayangan itu. Hanya dapat terdiam, tidak dapat melakukan apapun. Tubuhnya seolah tidak dapat ia kendalikan. Bayangan itu sama seperti di mimpinya.
"Paman. " Serunya lirih, berharap pamannya datang dan menolongnya. Namun, suara yang ia keluarkan bahkan tidak mampu menembus tebalnya pintu. Beomgyu mencoba menggerakan tubuhnya perlahan, melepas pelukan bayangan itu yang tampak menjijikan. "Lepaskan aku! " Serunya sekencang mungkin. Bayangan itu tidak bereaksi apapun. Jelas bayangan ini adalah makhluk yang berbahaya. Beomgyu semakin kuat menggerakkan tubuhnya.
"Tolong! Paman! Kak Yeonjun! Taehyung!. " Seru Beomgyu dengan kuat, ia kembali mendapatkan kendali tubuhnya. Namun, nampaknya perbuatannya semakin membuat bayangan itu kesal. Bayangan itu semakin erat memeluk tubuh Beomgyu, memutar tubuh Beomgyu hingga ia dapat melihat wajah pucat milik bayangan itu.
"Tidak ada Taehyung! Hanya ada aku! Taehyung tidak pernah ada Beomgyu! Aku... Aku yang akan melindungimu. Tidak ada Taehyung! Tidak ada Taehyung! " Bayangan itu berteriak nyaring, suaranya menembus gendang telinga Beomgyu hingga membuatnya pusing. Tubuh beomgyu terangkat, bahunya di cengkram kuat. Dari bayangan itu muncul semacam tentakel yang semakin membelit tubuhnya. Beomgyu menatap takut.
"Tidak ada Taehyung, monster itu hanya sampah, Merepotkan. Melanggar aturan!" Wajah dari bayangan itu berada di depan Beomgyu. "Apa maksudmu? " Tatapan Beomgyu melayu, ia lelah dengan semua hal ini. Ia ingin kembali ke hidupan normalnya yang dulu. Dimana ia menghabiskan harinya dengan belajar, memenuhi tuntutan orang tuanya meski menyedihkan. Sayangnya Beomgyu tidak sadar jika kehidupannya tidak pernah berjalan secara normal.
Bayangan itu melunak ketika melihat setetes air meluncur di pipi Beomgyu. Ia mengusap pipi Beomgyu dengan perlahan. "Siapa dirimu? Mengapa selalu begini? Mengapa harus aku? " Beomgyu jatuh terduduk, ia menunduk dalam. Ia tidak pernah mendapatkan ketenangan, dirinya selalu berada dalam bahaya. Selalu di incar, selalu di inginkan. Beomgyu tidak pernah tahu seberapa berharganya dirinya.
Bayangan itu memaksa kepala Beomgyu mendongak. Memaksa Beomgyu menatap wajah pucat yang tampak menakutkan. "Aku adalah dirimu Beomgyu. " Butuh beberapa saat untuk Beomgyu mencernanya. Sebelum rasa sakit di dada muncul. Bayangan itu masuk ke dalam tubuh Beomgyu, seperti terhisap kedalam tubuh Beomgyu. Menciptakan rasa sakit yang luar biasa. Beomgyu mengerang merasakan denyut jantungnya yang menyiksa. Beomgyu terjatuh, tidak mampu menahan berat tubuhnya.
"Berhenti. Aku mohon berhenti. " Gumam Beomgyu lirih dengan lelehan air mata. Ia hanya dapat pasrah ketika bayangan besar itu seolah terlahap oleh tubuhnya. Beomgyu tidak dapat menahan rasa sakit di dadanya, hingga akhirnya memejamkan mata.
...
Di lain sisi, Bangchan dengan tangan terlipat di dada tidak dapat menyembunyikan kecemasannya. Di depannya ada tubuh Taehyung yang tiba-tiba retak dan mulai hancur. Bangchan sadar jika ini pasti sesuatu pertanda yang tidak baik. Ia memang sengaja tidak melepaskan Taehyung seperti Beomgyu dan teman-temannya. Ia menahan tubub Taehyung di dalam dunianya. Mencoba mencari informasi dari Taehyung. Namun, tampaknya ia mengambil langkah yang salah. Entah mengapa tiba-tiba Taehyung tidak bergerak, hanya duduk terdiam. Kemudian tubuhnya mulai hancur perlahan.
Bengchan menghela napas. Ia tahu jika keadaan ini pasti ada sangkut pautnya dengan Beomgyu. Bangchan segera meraih jas miliknya, ia melangkah keluar dari ruangan itu. Kemudian dalam sekejap ia sudah berada di dunia nyata.
Langit malam begitu indah di lihat. Udaranya berhembus sedikit kencang, menerbangkan helaian rambut milik Bangchan. Dengan langkah tegas, Bangchan mengitari bengunan sekolah itu. Seolah ia tahu apa tujuannya. Ketika Bengchan hendak membuka sebuah ruangan tiba-tiba sosok bercahaya datang menghadangnya. Menggeram rendah, mencoba waspada dan memastikan jika Bangchan bukan ancaman.
"Arwah penjaga... Telah kembali rupanya? " Bangchan tersenyum sinis. Ia melangkah maju dengan percaya diri tidak menghiraukan arwah penjaga. Merasa tidak aman, arwah penjaga menyerang Bangchan. Namun, dengan sekali tebasan arwah penjaga itu langsung lenyap.
"Aku tidak ingin menghabiskan banyak waktu. " Ucapnya, sambil melanjutkan langkahnya. Bangchan segera memasuki ruangan itu, perpustakaan. Ia mencari-cari sesuatu di antara banyaknya buku-buku. Tapi ia tidak menemukan apa-apa. Tidak ingin menyerah, Bangchan membuka laci-laci yang ada. Namun, nihil sesuatu yang ia cari tidak ada. Bangchan berdecak, kemudian ia terpaku pada catatan peminjaman buku. Bangchan membuka catatn itu, matanya berkilat ketika menemukan sesuatu yang dapat membantu.
Buku sejarah sekolah. Di pinjam oleh siswa kelas A, Park Sunghoon. Batas pengembalian buku adalah satu minggu.
Catatan * Buku tidak terdaftar di komputer, sehingga saya mencatatnya di kertas.
...
Yeonjun keluar dari kamarnya karena rasa haus yang menggerogoti kerongkongan. Dengan malas ia melangkah menuju dapur. Yoongi belum pulang, jadi tempat itu berasa lebih sepi dan suram. Ketika Yeonjun hendak kembali ke kamar, matanya menatap pintu kamar Beomgyu. Tidak ada suara apapun di dalam sana, mungkin Beomgyu sudah tidur. Tapi bukan yeonjun jika tidak berulah.
Ia mengintip sedikit melalui celah di pintu. Namun, hanya gelap yang mengisi. Yeonjun menggaruk kepalanya. Ia mencoba mengintip lebih dekat dan ternyata pintu kamar tidak terkunci. Yeonjun berkedip beberapa kali, kemudian dengan riang membuka pintu kamar.
Yeonjun terhenti, tubuhnya memaku. Di depannya terdapat Beomgyu yang tidak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari mulutnya. Tangan Yeonjun bergetar, ia mendekat dengan cepat. Menyentuh tangan Beomgyu yang terasa dingin. Yeonjun mengangkat kepala Beomgyu ke dalam pangkuan. Mencoba membangunkannya dengan menepuk pipinya pelan.
"Beomgyu! Sadarlah Gyu! " Merasa usahanya gagal. Yeonjun mencoba memindahkan tubuh Beomgyu ke atas kasur. Ia mencoba lagi membangunkannya, tetap gagal. Dengan perasaan khawatir dan panik. Yeonjun segera menghubunhi Yoongi.
...
Hai ada yang kangen Natay?
Disini Natay mau curhat dikit hehe.
Sebenarnya Natay mulai merasa kalau book ini semakin amburadul. Natay beneran nggak bisa bayangin kira-kira gimana lanjutannya.
Kayak tiba-tiba menghilang ide dan imajinasi Natau. Nah dari situ Natay ragu.
Kalau Natay paksa, nanti ceritanya semakin tidak jelas.
Natau, nggak mau bikin kalian kecewa. Apalagi Natay udah jarang update.
Jadi bagusnya gimana ini?
Lanjut?
Atau
Berhenti?
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at me!
Fanficsetelah kedua orangtuanya meninggal. Choi Beomgyu, harus tinggal bersama pamannya, Min Yoongi yang percaya pada hal berbau supranatural. Siapa sangka bahwa pamannya yang pemalas ini ternyata adalah seorang pengusir arwah pemiliki kemampuan terhebat...