•17• Tiada Hari Tenang

139 24 0
                                    

Mohon bijak dalam membaca ( ͡°³ ͡°)
Janlup Vote dan Komen

Beomgyu berjalan pelan menuju kelasnya. Ia memperhatikan tangannya yang terbungkus perban. Helaan napas keluar dari bilah bibirnya. Bersyukur saja ia tidak dibawa oleh arwah ke dalam dunia buatan yang aneh, seperti kemarin. Beomgyu sudah kapok dikejar makhluk dengan kuku tajam, dan diserang oleh pria bertopeng aneh.

Beomgyu menerawang. Topeng yang digunakan oleh pria itu, terasa tidak asing di mata Beomgyu. Namun, dimana ia pernah melihatnya? Bahkan hal-hal yang belakang ini menimpanya terasa mustahil untuknya.

Beomgyu melihat lihat beberapa lukisan yang dipajang pada tembok. Beomgyu tidak yakin, tapi ia dapat merasakan aura tidak ramah dari lukisan-lukisan itu. Mungkin didalamnya terdapat arwah yang disegel?

Hampir seluruh tempat di sekolah ini terdapat lukisan. Entah di ruang kesehatan, lorong-lorong, atau ruang kelas. Lukisan seperti menjadi hal yang wajib mengisi setiap jengkal di sekolah ini. Beomgyu tidak terlalu heran. Yeonjun pernah berkata padanya, jika kebanyakan arwah disegel dalam sebuah lukisan.

Yoongi juga pernah memperingatinya, tentang barang-barang antik di sekolah.  Kebanyakan arwah kuat akan disegel dalam sebuah benda yang berharga. Beomgyu harus waspada.

Terkadang Beomgyu tidak percaya dengan apa yang ia alami belakangan ini. Ia pernah menganggapnya sebagai bunga tidur. Sebelum sosok hitam yang besar mengintipnya dari jendela kamar, menghempaskan anggapannya waktu itu.

"Astaga! "

Beomgyu memekik kaget. Tiba-tiba saja tubuhnya terdorong ke depan, beruntung ia dapat menyeimbangkannya sehingga tidak terjatuh. Beomgyu menoleh kebelakang, mencoba mencari tahu sosok yang telah mendorong tubuhnya.

Tidak ada seorang pun yang berada di lorong itu. Sungguh, Beomgyu lebih lega jika yang mendorongnya adalah siswa dengan kejahilan tingkat tinggi, daripada arwah yang senang bersembunyi setelah melakukan hal merugikan.

"Beomgyu."

Suara itu menembus gendang telinga Beomgyu. Suara bisikan lemah yang membuatnya merinding. Beomgyu menutup kedua telinganya. Melihat ke kanan dan ke kiri. Ia mengernyit heran, lorong yang dilewatinya terasa sangat sunyi dan sepi. Sekarang masih jam istirahat, para murid seharusnya masih berkeliaran di luar kelas.

"Beomgyu."

Baiklah, Beomgyu total merinding. Ia sudah menutup rapat telinganya. Namun, suara itu masih sangat jelas terdengar dalam indra pendengarannya.

"Beomgyu, Lihat kemari. "

Beomgyu menoleh ke arah suara. Patung seorang wanita dan seorang pria, berdiri tegak sambil bergandengan tangan. Matanya menatap lurus ke depan, bibirnya melengkung membuat sebuah senyuman.

Beomgyu terpaku. Di depan patung itu, terdapat seorang wanita yang berdiri anggun. Rambut hitam legam miliknya menjuntai sampai mengenai lantai, terlihat kontas dengan kulit nya yang berwarna putih pucat.

Wajahnya dangat cantik dengan senyuman yang mengembang. Wanita itu menatap netra Beomgyu, matanya berwarna merah darah. Cantik dan mengerikan secara bersamaan.

Beomgyu hanya dapat terdiam. Tenaganya seolah terkuras habis hanya karena menatap mata wanita itu. Bahkan ketika sosok asing itu mendekat, Beomgyu tetap diam tanpa bergerak.

Wanita itu mengusap pipi Beomgyu. Kemudian mencengkramnya kuat. Beomgyu memekik sakit, wanita itu memiliki kuku yang tajam, dapat ia rasakan darah mengalir dari pipinya.

Napas Beomgyu tercekat. Matanya tampak gelisah ketika menatap netra milik sang wanita.

"Uhukk Uhukk. "

Look at me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang