Bijaklah dalam membaca wahai orang budiman...
Sunghoon menyusuri lorong dengan santai. Ia memasukan tangannya kedalam saku, sesekali tersenyum ketika ada yang menyapanya. Ia berbelok di lorong, kemudian menuju perpustakaan sekolah. Hingga suatu bisikan dapat mengagetkan nya.
"Sunghoon."
Kepalanya menoleh ke samping. Tidak ada siapapun pun di sana. Bulu kuduk nya langsung berdiri, dengan terburu-buru ia membuka pintu perpustakaan, hingga menimbulkan suara bising.
Semua pasang mata langsung terarah padanya. Tatapan mereka tajam, seolah Sunghoon adalah seorang tersangka dalam sebuah kasus pencurian. Sunghoon tersenyum kikuk, kemudian meminta maaf dengan pelan.
Setelahnya Sunghoon menuju pojok perpustakaan. Ia memilih buku novel yang menurutnya menarik. Tangannya membelai satu-persatu buku buku di sana. Hingga matanya tertuju pada sebuah buku berwarna biru tua dengan hiasan yang mencolok. Sunghoon langsung mengambil buku tersebut, ia duduk di kursi yang disediakan.
Sunghoon memperhatikan buku tersebut. Hiasannya cantik dengan permata yang bersinar di tengahnya.
"Ini permata asli? " Gumam Sunghoon sambil mengetuk permata itu. Kepalanya menggeleng pelan, mana mungkin. Jari Sunghoon membuka lembar demi lembar buku tersebut, alisnya mengkerut.
Buku itu kosong. Kertasnya masih bersih tanpa noda sedikitpun. Ia mendengus, pikirnya buku itu adalah sebuah buku novel. Nyatanya hanya sebuah buku tulis biasa.
"Hoonie! " Kepala seseorang muncul dari balik rak buku-buku. Senyum Sunghoon merekah seketika.
"Kak Hee! " Teriak Sunghoon, yang mulutnya langsung dibekap oleh Heeseung.
"Jangan berisik di perpustakaan! " Ucap Heeseung membuat Sunghoon mendengus.
"Kak Heeseung juga berteriak tadi. " Sunghoon kembali bangkit, mencoba memilih buku yang lainnya. Sementara Heeseung hanya diam, mau dia berteriak sampai urat nadinya keluar pun tidak akan ada yang bisa mendengarnya di sini, kecuali Sunghoon.
Heeseung kini memperhatikan Sunghoon yang kesusahan mencapai buku di tempat yang tinggi. Karena tidak sampai, akhirnya bocah itu menggunakan sebuah kursi untuk menjadi pijakan nya.
Sayangnya setelah Sunghoon mendapatkan buku yang ia mau, kaki kursi itu patah. Sunghoon memekik ketika dirinya terjatuh.
Suara semilir angin terdengar di telinga Sunghoon. Ia membuka matanya, kini tubuhnya sudah anteng di kursi. Di depannya terdapat buku yang hendak ia baca. Sunghoon mengedipkan matanya dua kali, seingatnya ia terjatuh dari kursi saat hendak mengambil sebuah buku. Mengapa ia bisa duduk nyaman di tempatnya semula?
"Kak Hee tadi itu-"
"Kak Hee? "
Sunghoon mengamati seluruh penjuru perpustakaan, mencoba mencari sosok yang baru saja bersamanya. Namun, sosok itu tidak ketemu, Heeseung seolah menghilang di telan bumi.
...
"Akh." Beomgyu merintih tertahan. Tangannya meremat rambut dengan sangat kuat. Setelah sakit itu menghilang, Beomgyu segera menatap Taehyung dengan tatapan bingung.
"Apa yang terjadi? " Taehyung mengernyit.
"Kamu bilang sudah mengingat semuanya? " Beomgyu mengerjap.
"Ingat apa? " Taehyung hanya diam mematung. Namun, tangannya sudah bergerak mengangkat tubuh Beomgyu. Sebuah batu besar menyerang mereka berdua. Taehyung menatap nyalang seseorang di depannya. Orang itu menggunakan topeng, jubah hitam, dan sebuah pedang di pinggang kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at me!
Fanficsetelah kedua orangtuanya meninggal. Choi Beomgyu, harus tinggal bersama pamannya, Min Yoongi yang percaya pada hal berbau supranatural. Siapa sangka bahwa pamannya yang pemalas ini ternyata adalah seorang pengusir arwah pemiliki kemampuan terhebat...