Porsche Taycan Turbo

184 70 24
                                    

Happy Reading ♡


.
.
.
.
.
.
.


"Tidak mungkin..."

"Itu bohong kan? Iya kan?!!"

Kedua remaja itu menuntut penjelasan salah satu penyidik yang baru saja tiba. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa korban kecelakaan itu adalah ayah mereka berdua. Pemilik perusahaan SOHA Company, sony dan hary telah dinyatakan meninggal dalam kecelakaan mobil. Tepat di depan mata kepala kedua putra kesayangan mereka.

Tanpa sadar, air mata solar jatuh, ia menatap kosong ke depan. Hatinya hancur berkeping-keping. Dia merasa seolah dunia ini tiba-tiba berhenti berputar. Hali yang duduk di sampingnya mengelus bahu solar, mencoba memberikan dukungan yang tak terucapkan. Meskipun perasaan nya juga tak kalah hancur.

"Mereka pasti salah kan, hali. Tidak mungkin orang tua kita pergi begitu saja. Iya kan hali!??"

"Tenangkan dirimu, solar"

Mereka bisa mendengar suara langkah kaki polisi yang sibuk di koridor. Mereka semua fokus dengan tugas masing-masing. Solar menggigit bibirnya, mencoba menahan tangis yang ingin keluar. Hali menghela nafasnya berat. Mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Siapa sangka kecelakaan mobil yang mereka laporkan adalah kecelakaan ayah mereka sendiri? Bagaimana bisa mereka berdua tidak menyadari nya? Halilintar merasa tidak berguna sebagai seorang anak. Ia meremas rambutnya kuat. Mencoba mengusir berbagai pertanyaan yang muncul di kepalanya tanpa henti. Perasaan sesak kini memenuhi dadanya.

Akhirnya, pintu ruang tunggu terbuka dan seorang polisi memanggil mereka masuk. Solar dan Hali berdiri perlahan dan berjalan menuju ruangan interogasi. Ruangan itu terasa dingin dan suram, suasana yang sangat kontras dengan perasaan mereka yang sedang hancur.

Interogasi berlangsung lama, dan setiap detik terasa seperti berabad-abad. Namun, mereka berusaha menjawab setiap pertanyaan dengan detail. Itu akan sangat membantu dalam proses penyidikan.

"Terima kasih atas kerja samanya. Aku turut berduka cita atas kematian orang tua kalian" Sang polisi yang merasa iba, mencoba menunjukkan simpatinya.

Halilintar menundukkan kepala, mengepalkan kedua tangannya "Bagaimana dengan pelakunya" ucapnya dingin.

Solar merasakan aura aneh disekitar halilintar. Ia kemudian menatap tajam ke arah Sang polisi yang menjadi sedikit salah tingkah.

"Pelakunya telah meninggal bersama dengan kedua orang tua kalian. Tidak ada yang bisa diharapkan"

Sejak awal halilintar merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun ia masih tidak yakin itu apa. Sang polisi beranjak keluar dari ruangan setelah merapikan berkas-berkas nya.

"Ayo pulang, kak" manik halilintar membulat seketika mendengar kalimat solar barusan. Tersirat kesedihan yang mendalam, sarat akan kekecewaan.

Lagi. Halilintar menghembuskan nafasnya berat. Apa yang akan mereka lakukan setelah ini? Menjadi penerus bisnis ayah mereka? Atau apa?

Dan.... Tepat setelah mereka keluar dari ruangan, mereka mendengar hiruk pikuk belasan wartawan yang mencoba menerobos pintu masuk kantor polisi. Suasananya sangat tidak kondusif.

"Hey! Ini berita eksklusif, biarkan kami menemui solar dan hali!"

"Apakah proses interogasi masih lama?"

"Biarkan kami masuk sebentar saja!!"

"Jangan coba-coba menerobos atau kalian akan ku tembak!"

salah satu polisi yang mulai habis kesabarannya mendorong wartawan yang keras kepala. Wartawan itu jatuh tersungkur, namun segera berdiri dan balas mendorong sang polisi.

SUNFLOWER ADDICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang