The Case

179 70 18
                                    


Happy Reading ♡

.
.
.
.
.
.
.

"Teruslah berjalan menuju barat hingga kalian menemukan padang bunga matahari"

"Apa maksudnya?"

"Yeah, itu seharfiah kalimatnya. Masa ga ngerti"

"Bukan itu"

"Lalu?"

....

Matahari bersinar terik tepat diatas kepala. Angin semilir menerbangkan debu jalanan setapak yang tandus. Pohon-pohon tinggi tumbuh lebat di sekeliling mereka. Melihat bayangan mereka, sudah hampir memasuki waktu tengah hari.

Solar dan Hali melanjutkan perjalanan mereka tanpa Kaizo. Pagi tadi mereka tidak menemukan Kaizo di manapun- di lokasi hutan. Entah kemana perginya. Kaizo hanya meninggalkan secarik kertas, menyuruh mereka menemukan padang bunga matahari.

Mereka melanjutkan perjalanan tanpa perbekalan apapun. Perut mereka lapar sejak kejar mengejar itu terjadi. Bahkan setetes air pun belum masuk sama sekali ke tenggorokan mereka.

Tiba di tempat yang lumayan teduh, mereka memutuskan istirahat sejenak sembari menikmati semilir angin yang menyejukkan tubuh mereka.

"Tega banget bang Kai ninggalin kita" keluh solar.

"Mungkin ada sesuatu yang urgent"

"Ya ngga gini juga konsepnya. Kalo ada harimau gimana? Terus kita dimakan?" solar memanyunkan bibir. Demi apapun ia kesal pada Kaizo. Sudah tidak menjelaskan apapun, ini main pergi gitu aja. Dasar kang ghosting!

"Makin lo berisik, makin dateng dah tuh harimau"

"I-iyaa ini diem!"

Solar menghela nafas. Ia sudah pasrah pada keadaan. Biarlah semuanya mengalir dan berjalan sesuai rencana Tuhan. Satu-satunya harapan mereka ada di padang bunga matahari. Yang entah berada dimana.

Hali masih optimis. Ia memindai sekelilingnya. Siapa tau ia bisa menemukan sesuatu untuk dimakan. Dan ternyata mereka cukup beruntung.

Melihat pohon kelapa yang tak jauh dari posisi mereka, wajah Hali sumringah. Masih ada harapan. Asalkan bisa menyesuaikan diri dan mampu melihat peluang, maka solusi akan selalu membersamai.

"Alhamdulillah, akhirnya bisa minum jugaaaa" ucap solar riang. Moodnya sudah lebih baik.

Hali tersenyum tipis, juga meminum air kelapa hasil manis perjuangannya memanjat pohon, digigit semut merah, hingga berebut dengan monyet yang akhirnya mengalah pergi setelah menjadi sasaran amarah si manik ruby. Monyet yang malang. Sementara Solar dibawah hanya menyemangati.

"Nanti kalo jatuh aku tangkep" Solar merentangkan kedua tangannya. Siap menangkap Hali seandainya ia jatuh.

Hali hanya menggelengkan kepalanya. Mana mungkin Solar kuat menangkap tubuhnya.

Kelapa Segar di siang hari terik ternyata tidak terlalu buruk. Duduk dibawah pohon rindang, dibuai angin sejuk. Kehidupan mewah dan nyaman telah menumpulkan rasa syukur mereka.
Hey, selalu ada pelajaran yang dapat kau ambil dari setiap musibah. Kuncinya jangan terlalu fokus pada masalah. Itu saja.

~~~❂~~~


Di sisi lain...

Hampir seluruh saluran berita menyiarkan kejadian yang sama. Kasus meninggalnya Sony dan Hary telah menjadi head news seperti yang Hali bayangkan. Wajar saja, kecelakaan sebesar itu sangat jarang terjadi, apalagi orang berpengaruh yang menjadi korbannya. Ditambah bumbu-bumbu, maka viral sudah.

SUNFLOWER ADDICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang