New Beginning

185 65 6
                                    

Happy Reading ♡

.
.
.
.
.
.
.

"Sebentar, ini gua ga salah lihat?!"

Gopal menoleh ke arah Blaze memandang, namun ia tidak melihat apapun selain rumput liar.

"Lihat apa deh?" tanya Gopal heran.

Tidak menjawab pertanyaan Gopal barusan, Blaze justru berlari ke arah padang ilalang.

"Tungguin bahh" Gopal mendengus kesal, menyusul Blaze.

Hampir lima menit mereka berlari di tengah hamparan luas padang ilalang setinggi pinggang, mereka pun menemukan sisa-sisa pembakaran. Sebuah kerangka mobil yang tak lagi utuh, teronggok bisu. Tanah menghitam dalam radius 5 meter di sekeliling bangkai mobil.

"Oh-oh"

"Kita telat," ucap Blaze frustasi. Kakinya tidak sanggup menopang tubuhnya, hingga dirinya terduduk lemas di rerumputan liar. Meremas pakaiannya sembari menunduk lesu.

Gopal justru memperhatikan bangkai mobil dengan seksama. Berusaha untuk berpikir positif.

Dan, ya...

Ia tidak menemukan petunjuk apapun bahwa kedua teman mereka 'mungkin' sudah tiada. Ini hanya sebuah mobil yang tampaknya sengaja dibakar lalu diabaikan. Ia kemudian beralih mendokumentasikan sekitarnya, lalu mengirim video tersebut kepada Fang.

'Kalian menemukan petunjuk?'

'Kami udah lapor ke polisi, sebentar lagi mereka akan tiba'

Fang membalas sepersekian detik setelah mendapat pesan dari Gopal.

'Negatif. Ga ada petunjuk apapun' balas Gopal yang kemudian memilih untuk duduk disebelah Blaze. Gopal menepuk-nepuk pundak Blaze disebelah nya, mencoba menenangkannya.

"mereka pasti ada di suatu tempat sekarang jadi jangan terlalu cemas. Semua akan baik-baik aja, percayalah." Gopal menggumamkan kalimat penenang, meskipun perasaannya kini juga bimbang. Ia tidak tahu pasti, namun instingnya mengatakan bahwa Solar dan Hali baik-baik saja. Di suatu tempat.

"Gua... Ngerasa ga berguna sebagai temen"

"Gua ga ada buat mereka disaat mereka butuh" Blaze meninju tanah untuk melampiaskan amarahnya. Kepalan tangannya memerah bahkan meneteskan darah.

Gopal segera menghentikan aksi Blaze.
"Kita udah berusaha, selebihnya kita serahkan sama Allah"

~~~~❂~~~~

Disisi lain...


Matahari hampir terbenam di ufuk barat. Cahaya jingganya menyilaukan mata, terpancar indah ke segala arah. Angin sejuk menyapu jalanan yang dipenuhi rumput liar.

Dua orang remaja yang telah melalui banyak hal demi tiba ditempat itu, kini tersenyum cerah begitu melihat padang bunga matahari tepat didepan mereka dalam radius 10 meter saja. Bunga-bunga itu tampak menunduk, mengikuti arah cahaya matahari. Kompak sekali.

Mereka berdua pun berlari menuju matahari terbenam yang masih satu arah dengan padang bunga matahari. Solar dan Hali sangat lega karena akhirnya, setelah berjalan berjam-jam di hutan lebat kini mereka telah menemukan pemberhentian sementara. Meskipun sebenarnya mereka tidak tahu apa yang akan dihadapi setelah ini.

Halilintar dan Solar menghentikan langkah begitu mereka melihat seorang pemuda sedang menggembalakan domba yang tidak jauh dari mereka.

"Eh, ada orang!!" pekik Solar girang. Itu berarti memang masih ada harapan untuk mereka berdua.

SUNFLOWER ADDICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang