The History

73 16 10
                                    


SPECIAL POV BY TONY MONTANA

.
.
.

Baiklah, jadi kalian sudah tidak sabar mengetahui sejarah Sunflower Addict Organization, bukan?

Sekarang akan ku ceritakan pada kalian, tetapi sebelum itu, ayo kita flashback ke tahun-tahun dimana aku melakukan pencarian jati diri seperti pemuda kebanyakan. Atau mungkin, seperti kalian juga saat ini.

...
...

Ketika anak manusia telah menginjak umur 20-an tahun, apa yang biasanya mereka lakukan untuk mengisi usia keren itu? 

Dengan belajar? Juga bekerja?

Ya, itu normal bagi mereka. Namun tidak dengan ku.

Hari itu, adalah hari yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran tergelap ku sekalipun. Hari yang tidak akan pernah ku lupakan hingga kapanpun.

Tepat di hari ulang tahun ku yang ke-20, aku ditangkap petugas polisi atas dugaan pengedaran narkoba. Aku menyangkalnya seperti orang gila, namun seluruh bukti menunjukkan bahwa aku adalah tersangka.

Sial sekali. Padahal aku hanyalah seorang kurir yang bertugas mengantar makanan ke rumah-rumah pelanggan dengan imbalan yang kecil.

Aku yakin sekali, pelakunya adalah salah satu staff di restoran makanan cepat saji terakhir aku mengantarkan pesanan. Dia memasukkan narkoba itu ke salah satu pesanan pelanggan, yang kemudian menuduhku sebagai pengedar narkoba. Nasibku yang malang.

Aku bekerja keras siang dan malam demi memenuhi semua kebutuhan hidupku.
Bagaimana tidak? Aku yatim piatu sejak kecil dan pendidikan ku hanya tingkat SMA/Sederajat. Itu pun karena mengambil ujian paket C dengan susah payah.

Begitulah. Aku memang tidak di karuniai kecerdasan, namun aku memiliki fisik yang kuat. Pekerjaan fisik yang sulit dan berat bukan masalah, namun gajinya membuat kepalaku hampir pecah. Itulah kenapa aku tidak berharap banyak pada pengacara ku saat hari persidangan. Orang seperti ku selalu menjadi sasaran empuk bagi penguasa yang tidak taat hukum. Dari dulu sudah begitu. Hukum yang tumpul keatas, runcing kebawah.

Berada di penjara selama tiga tahun tidak menyurutkan semangatku. Setidaknya di penjara aku tidak perlu bersusah payah bekerja hanya demi sepiring nasi. Sekarang haruskah aku berterima kasih kepada pelaku yang telah menjebloskan ku?  Mungkin iya, mungkin juga tidak.

Karena aku termasuk yang paling muda di penjara saat itu, mereka yang lebih tua merasa berhak memerintah ku sesuka hati mereka. Dan karena aku tidak menyukai kekerasan, aku hanya menurut. Tetapi bukan berarti aku tidak bisa berkelahi. Mudah saja bagiku mengalahkan mereka seandainya berkelahi satu lawan satu.
Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi. Para pengecut ini pasti suka sekali keroyokan.

Dan satu fakta yang membuatku semakin bersemangat untuk segera keluar dari penjara adalah, aku telah menemukan tujuan hidupku.

Apa itu?

Kalian akan tahu setelah menyelesaikan cerita singkat ini.

*****

Dia, seorang pria sejati yang pernah ku temui seumur hidupku. Proporsi tubuhnya, fitur wajahnya, semua yang ada pada dirinya akan membuat siapapun iri sekalipun mereka telah memiliki segalanya. Termasuk aku yang bahkan tidak memiliki sesuatu yang lebih berharga selain pakaian yang ku kenakan saat ini.

Semua orang memanggilnya dengan julukan 'Big Mouse'. Siapa nama aslinya, dan apa latar belakang nya? Tidak ada yang tahu. Orang-orang seperti mereka seolah memiliki peraturan tak tertulis, bahwa memiliki nama samaran adalah suatu etiket dasar. Selain akan membuat mereka memiliki nama panggung yang keren, nama itu juga akan melekat sebagai identitas mereka.

Tebak dimana aku bertemu dengannya?

Ya, di dalam penjara. Secara tidak langsung, dia adalah pemimpin dari seluruh tahanan. Kharisma nya membuat siapapun menjadi segan ketika menatap netra hitam legam nan menawan miliknya. Tatapannya yang teduh, namun menusuk selalu menjadi pesona tersendiri. Dan aku adalah orang pertama yang berani menatap kedua matanya pada pertemuan pertama kami. 

Sungguh, kejadian itu takkan pernah ku lupakan hingga aku menua nanti. Dia lah yang mengajariku banyak hal selama tiga tahun aku mendekam di penjara. Ilmu-ilmu yang tidak kalian pelajari di sekolah, atau bahkan di universitas terbaik manapun di seluruh dunia. Ilmu-ilmu yang aku sendiri tidak yakin mampu mempraktekkannya di kehidupan nyata. Fakta bahwa otak ku yang bebal ini tidak sanggup menelannya mentah-mentah, menjadikan kepalaku sasaran empuk sendal keramatnya.

Dia bersikap seolah kami sudah saling mengenal lama. Dia juga suka sekali memanggilku dengan sebutan ‘Sun’ yang secara harfiah, berarti matahari. Dan ketika aku bertanya mengapa, jawabannya membuatku terbungkam seribu bahasa.

“Tidak ada makna khusus. Kau terlalu berharap banyak” Aku menggaruk rambutku yang tidak gatal sambil tertawa canggung. Padahal aku mulai menyukai panggilan ‘Sun’ itu.

Kalian pasti bertanya-tanya, bagaimana bisa sosok sesempurna itu bisa terdampar di penjara, bukan? Dan jujur, aku juga sangat penasaran akan hal itu.

Karena oknum yang dimaksud tidak bersedia menjawab nya, maka aku pun melakukan riset mendalam mengenai sebab ia berada di penjara dengan menanyai para tahanan lain.

Sayangnya, kebanyakan dari mereka juga tidak mengetahuinya, namun ada beberapa yang menduga-duga bahwa dia adalah sosok mafia yang selalu ditakuti oleh pemerintah sekaligus mafia lainnya yang lebih lemah daripada dirinya.

Mendengar itu, aku dapat langsung menebak bahwa dirinya pastilah sosok pahlawan dibalik bayangan.

Banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah waktu itu justru merugikan masyarakat umum. Ditambah kejahatan yang semakin merajalela. Komplit sudah.

Kemudian sosoknya hadir, bak cahaya matahari yang memberikan secercah harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi rakyat lemah.

Sungguh sangat disayangkan, orang sekeren itu kini mendekam di penjara yang suram dan lembab. 

Dan setelah ku telusuri kembali, ia ternyata di jebak. Kala itu, pihak pemerintah dan pihak mafia yang merupakan musuh bebuyutan nya saling bekerja sama untuk menangkapnya. Taktik yang sama di gunakan juga padaku waktu itu.

Ia diancam untuk masuk penjara jika tidak ingin keluarga nya mati di tangan para bedebah sialan itu. Pria yang malang, ia tidak mementingkan kepentingan dirinya sendiri. Ia memang sosok yang patut dikagumi.

Tiga tahun berlalu tanpa terasa. Akhirnya aku menghirup kembali udara segar di kampung halaman ku. Kali ini, dengan tekad yang bulat aku telah siap menentukan masa depan ku.

Sesaat sebelum aku keluar, Big Mouse berpesan padaku untuk mencari seseorang bernama Xin di perbatasan kota untuk menyerahkan surat titipan nya. Aku menurut, walau tidak yakin apakah akan bertemu dengannya nanti. Aku melakukan perintah terakhir dari sang Big Mouse dengan sepenuh hati.

7 tahun kemudian, aku bertemu dengan si kembar Hary dan Sony di sebuah pesta relasi. Mereka berdua anak muda yang jenius dan penuh dengan ambisi. Waktu itu umur mereka baru 23 tahun dan telah memiliki gelar S2. Tidak hanya itu, mereka juga sangat lihai berkelahi. Ternyata mereka memiliki visi dan misi yang sama denganku.

Aku pun merekrut mereka menjadi bagian dari organisasi kami atas izin dari Xin yang tidak lain adalah adik kandung Big Mouse dan kini telah menjadi pemimpin tunggal. Setelah menemuinya 7 tahun silam dan menyerahkan surat dari Big Mouse, ia pun menjadikanku bagian dari keluarganya. Menjadikanku salah satu orang kepercayaannya.

Dan begitulah, sejarah panjang dari Sunflower Addict Organization yang kini menjadi pelindung tak terlihat untuk orang-orang lemah tak berdaya, sekaligus menjadi musuh terkuat bagi mereka yang serakah.

.
.
.
To be continue....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SUNFLOWER ADDICTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang