chapter 19

557 52 2
                                    

Happy reading....







Tidak terasa hari sudah semakin malam, Chika akhirnya memutuskan untuk pergi kekamar setelah mengantar Christy ke kamarnya. Adiknya itu memang manja padanya bukan, lebih tepatnya makin manja.

Chika yang baru saja masuk kamar, dilihatnya sosok yang tak asing lagi baginya. Ya suaminya bara yang tertidur di sofa, Chika mulai mendekati bara memandangnya dengan lekat. Ia tak menyangka bisa menikah dengan cowok yang sok cool dan sok ganteng ini. Eh tunggu emang ganteng sih :)

"Gak usah tatap saya kayak gitu, tau kok saya emang ganteng" ucap bara lalu bangun dari tidurnya

Chika yang ke gap langsung membuang muka karena malu, bisa bisanya bara pura pura tidur.

"Kepedean banget sih jadi orang, lagian ngapain tidur di sofa?" Tanya Chika kesal

"Saya gak tidur cuma meremin mata aja, mana bisa saya tidur sedangkan kamu aja masih ngobrol sama Christy" jawab bara

"Yaudah ini aku mau tidur" Chika bergegas naik ke kasurnya lalu menyelimuti setengah badannya

"Tetep mau tidur disofa?" Tanya Chika sekali lagi untuk memastikan

Bara menatap Chika lalu senyum "emangnya saya boleh tidur bareng kamu?" Tanya balik bara

"Y-ya kalo emang mau tidur disini gpp ini kan kamar kak bara" sebenarnya Chika lagi menahan gugupnya, bagaimana kalo bara beneran mau tidur berdua diranjang?.

"Enggak saya disofa aja seperti biasa, saya tau kamu belum terbiasa dengan kehadiran saya. Sekarang tidur udah malam" pintanya pada Chika, Chika langsung merebahkan badannya memunggungi bara.

Bara tidak langsung tidur melainkan ia membuka laptopnya, ada hal yang harus bara periksa yaitu jadwal USG kandungan Chika. Sekiranya sudah aman barulah bara tidur.

Dipagi hari tepatnya dikamar pasutri baru, terlihat seorang perempuan sibuk memuntahkan isi perutnya di wastafel kamar mandi. Perempuan itu terlihat pucat membuat siapapun merasa iba melihatnya.

Hoek...hoekk..hoekk..

Chika mencengkeram pinggiran wastafel, merasa perut nya terus diaduk aduk membuatnya sangat mual. Kepalanya terasa pusing membuat Chika ingin menangis. Entah kenapa Chika harus merasakan mual ini lagi, padahal 2 hari lalu ia merasa baik baik saja. Chika tidak boleh lemah, ia harus kuat agar bayinya juga kuat. Pikirnya.

Di sofa terdapat seorang pria bergeming dibawah selimut, ia merasa terganggu karena suara berisik dikamar mandi itu.

"Hoamzz.."

Dengan terpaksa bara membuka kedua matanya padahal ia masih mengantuk. Bara baru menyadari kalau itu suara Chika yang ada dikamar mandi. Bara bangun dari tidurnya dan berjalan kearah kamar mandi dengan raut wajah yang tentu saja khawatir dan cemas. Ternyata Chika masih merasakan mual dikala pagi.

Bara menghampiri Chika lalu membantu memijat tengkuknya pelan.

"Masih suka mual kalo pagi?" Tanya bara sedikit khawatir.

Chika tak mampu menjawab ia hanya mengangguk pelan.

"Keluar aja kak nanti jijik" kata Chika pelan karena merasa letih.

BaraChikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang