chapter 22

381 52 0
                                    

HAPPY READING

|

|

|

Chika duduk di kursi balkon kamarnya, matanya menatap kosong matahari senja diujung sana yang mulai tenggelam. Suara klakson mobil terdengar ternyata itu bara yang baru saja pulang, Chika melihat kebawah menatap bara yang baru saja keluar dari mobil. Tangannya mengelus perutnya yang membuncit, ada rasa yang sulit untuk diungkapkan saat ini membuat Chika merasa gelisah. Sampai suara bariton terdengar dibelakangnya membuat Chika tersentak dari lamunannya.

"Ngapain disitu? Sini masuk" kata bara terdengar lembut menatap Chika tak terbaca sembari memasuki kamarnya.

"Aku siapkan air hangat dulu ya" ucap Chika menatap bara yang berdiri didepannya.

"Gak perlu, saya aja. Kamu udah makan sama vitaminnya udah diminum?" Tanya bara pada Chika.

"Udah" jawab Chika senyum.

"Sini duduk" kata bara yang diikuti Chika, mereka berdua duduk berhadapan.

Bara menatap lekat wajah istrinya itu, Chika yang ditatap begitu hanya heran dan bingung.

"Seharian ini kamu ngapain aja?" Satu pertanyaan aneh yang bara katakan, biasanya bara tidak pernah kayak gini.

"Bantuin bibi bikin makanan, sama tadi aku bersih bersih rumah dikit" jawabnya

"Siapa yang izinin buat bersih-bersih?"

"Cuma dikit doang kok gak sampai keluar keringet, aku bosen tadi gak ngapa ngapain"

"Hhmmm" bara sedikit tarik nafas.

"Saya tahu kamu bosen, kan bisa kamu cukup dikamar aja sambil nonton" kata bara lagi.

"Udah aku lakuin, badan aku malah tambah pegel. Kak aku cuma hamil bukan lumpuh yang cuma dikasur aja, lagian kata mami juga kalo lagi hamil harus banyak gerak jangan rebahan aja" jawabnya.

"Mau saya panggilin guru yoga aja kerumah?" Tanya bara.

"Nanti aja aku masih belom mau" jawab Chika lalu berdiri.

"Mau kemana?" Tanya bara menarik tangan Chika.

"Mau siapin makan malam buat kak bara"

"Kan ada bibi kamu disini aja"

"Aku yang istri kamu, bukan bibi" jawaban singkat namun mampu membuat bara tersipu malu.

Chika beranjak dari kamarnya menuju dapur untuk menyiapkan makan malam nya dengan bara. Kehamilannya yang sudah menginjak empat bulan, tak terasa hari harinya berlalu begitu cepat, tetapi entah kenapa Chika terus merasa gelisah.

Setelah menyusun makanan dimeja, Chika duduk di kursi meja makan sembari menunggu bara selesai mandi. Ia mengupas jeruk Mandarin kesukaannya, bara keluar kamar berjalan menghampiri Chika yang menunggunya dimeja makan. Menatap Chika yang sedang mengupas jeruk kesukaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BaraChikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang