p r o l o g

37.6K 1.7K 161
                                    

Vote duluu

Selamat membaca yaa,
Moga-moga suka

1k vote, bisa?

—•—
Happy reading!!
—••—

"Rania, sini nak. Ibu mau bicara sama kamu."

Rania adalah seorang gadis yang mengharapkan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Selama enam belas tahun hidupnya, di setiap perayaan ulang tahun yang ia rayakan diam-diam, harapannya ia hanya ingin mendapatkan kepedulian dan kasih sayang seperti yang adiknya dapatkan.

Rania tahu kalau adiknya sakit. Tapi bukankah seharusnya kedua orang tuanya juga mengkhawatirkannya?

Rania mendekat dengan canggung, "Kenapa, Bu?" Tanyanya.

Sang ibu mengelus kepala Rania pelan. Rania menegang mendapat perlakuan berbeda dari ibunya. Jantungnya berdegup kencang karena senang.

Besok adalah hari ulang tahunnya, apakah mungkin Ibunya mau memberikan sesuatu? Atau apakah sekarang ibunya sudah sadar atas sikapnya selama ini?

"Tania keadaannya makin parah, Nak. Jantungnya semakin lemah. Kamu mau kan kasih jantung kamu buat Tania? Cuma kamu yang bisa tolong Tania, Nak."

Perkataan ibunya membuat jantung Rania mencelos.

Apakah hari ulang tahunnya harus jadi hari kematiannya juga?

"Ibu sama Ayah udah cari donor kemana-mana, tapi nggak segampang itu buat dapetin donor jantung. Dokter bilang harus kamu karena kamu kakaknya Tania." Lanjut ibunya pelan.

Rania berhak untuk marah, kan?

Tetesan air mata sudah luruh dari mata Rania. "Ibu sayang sama Tania?" Tanyanya untuk memastikan keputusan.

"Ibu sayang sama Tania. Sama kamu juga, Nak. Jadi kamu mau, kan, donorin jantung kamu buat Tania?"

"Ibu tahu kalau setelah ini ibu nggak akan bisa lihat aku lagi?" Tanya Rania lagi.

Sang Ibu hanya diam. Tidak mampu menjawab.

Rania paham kalau Ibu dan Ayahnya hanya menyayangi Tania. Ia sangat paham.

Selama hidupnya, Rania selalu menahan segala emosi yang terpendam dalam dirinya.

Marah, kesal, kecewa, sedih, bahagia.

Rasanya Rania seperti bukan manusia, melainkan robot yang tidak memiliki perasaan karena selama ini hanya diperbolehkan untuk memaklumi keadaan Adiknya yang terbaring lemah.

"Peluk Rania, Bu. Rania akan kasih jantung Rania ke Tania."

Sang ibu tersenyum haru, memeluk tubuh Rania selama beberapa menit.

"Terimakasih, Nak. Kamu memang Kakak terbaik Tania." Ucapnya.

•••

Empat jam setelah pembicaraan antara Rania dan Ibunya jam lima sore tadi, tenaga medis bersiap melakukan operasi untuk memindahkan jantung Rania ke tubuh Tania pada tengah malam nanti.

Become An Antagonist? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang