Haii lagii
Vote duluuuu
Btw kalian masih nyambung, kan sama alurnya? Agak berat sebenernya. Semangat, aku juga.
500 vote, bisa?
—•—
Happy reading!!
—••—Aezar terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Mimpi buruk mengenai kematian Viona masih saja membayanginya.
Aezar masih sering menyalahkan diri sendiri dan menganggap dirinya adalah pembunuh. Meski bagian lain dalam dirinya menolak itu.
Dulu Aezar hanya anak kecil yang tentunya tidak bisa seperti orang dewasa.
Aezar mengacak rambutnya frustasi. Perasaannya tidak enak sekarang. Dan, biasanya yang bisa meredakan gelisah dalam dirinya hanya.... Adara.
Aezar bangkit dari kasurnya, pergi ke kamar mandi, berniat mencuci muka dan berganti baju. Mengabaikan jam yang menunjukkan pukul satu malam.
Persetan dengan malam hari, sopan santun dan segala macamnya. Aezar hanya butuh Adara.
Setelah siap dengan hoodie hitam dan celana panjang hitamnya, Aezar pergi dengan membawa salah satu kunci mobil.
Antisipasi, kalau-kalau Adara menolak kedatangannya, Ia bisa tidur di dalam mobil. Asalkan berada di dekat radar Adara, Aezar akan tenang.
Aezar mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, sesampainya di depan rumah Adara, Aezar mengernyit melihat kamar Adara yang masih menyala lampunya melalui jendela kamar gadis itu yang menghadap ke arah depan.
Satpam rumah Adara yang memang sudah mengenali mobil milik Aezar langsung menghampiri Aezar ke dekat pintu kemudi mobil.
"Aden, ngapain kesini atuh? Sudah malam sekali ini. Memangnya tidak ngantuk?" Ucapnya.
Aezar tersenyum kecil, "saya kangen sama Adara, pak. Bisa tolong bukain gerbangnya?"
Pak satpam itu menggaruk rambut belakangnya. "Neng Dara paling sudah tidur, Den. Tetap mau ke dalam? Apa nggak sebaiknya besok pagi saja kesini lagi?"
Aezar menggeleng. "Saya gelisah, pak. Kalau lihat Adara biasanya bisa buat saya tenang."
Ucapan Aezar mampu membuat satpam itu menggelengkan kepalanya. "Aduh, anak muda aneh-aneh saja." Gumamnya pelan sembari berbalik ingin membukakan pintu gerbang untuk Aezar.
Aezar hanya terkekeh pelan, lalu menjalankan mobilnya, "makasih, ya, pak. Nanti saya traktir kopi!"
"Jangan kopi, kita main catur aja!" Ucap satpam itu menimpali. Aezar makin terkekeh.
Aezar turun dari mobil saat sudah menyelesaikan parkir dengan benar. Berjalan ke arah pintu rumah Adara. Tentu Aezar sudah diberi kunci cadangan yang dipegang si satpam.
Aezar berjalan pelan, menaiki tangga ke kamar Adara. Tidak sabar ingin bertemu dengan kesayangannya.
Aezar mengetuk pintu kamar Adara, setelahnya pintu itu terbuka menampilkan Adara dengan baju oversize warna navy miliknya dan celana pendek sepaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become An Antagonist? [ON GOING]
פנטזיה"Kalau aku mau putus, gimana?" "Sayang, lo tahu, kan, kalau gue nggak akan kabulin itu? Lo punya gue! Dan, lo nggak akan bisa kemana-mana dengan gelar kepemilikan itu." Rania tidak menyangka, Ia kira saat jiwanya hidup di tubuh Antagonist seperti Ad...