Haii lagii
Vote duluuuu
Please, votenya jangan jomplang, yaa??
Selamat membaca yaa,
Moga-moga sukaa.—
Happy reading!!
———Aezar tidak diperkenankan bertemu dengan Adara selama satu minggu penuh oleh Ayahnya.
Ntah mengapa, laki-laki yang menjadi Ayahnya itu memberikan titah yang tidak dimengerti anak-anaknya.
Tidak hanya Aezar, Akhtar juga tidak diperkenankan bertemu dengan Vania.
Adara sadar mengenai Ayahnya Aezar yang seperti sengaja ingin melepaskan dirinya dari anak laki-lakinya itu.
Tapi Adara tidak tahu apa yang membuat Ayah Aezar yang selama ini diam, menjadi tiba-tiba ikut campur.
Semua terasa sangat berbeda semenjak Ibunya Aezar meninggal.
Ini aneh, semuanya aneh. Adara masih sedikit mengingat isi buku novel 'Vania Happiness' itu.
Tidak ada bab yang menyatakan Ibu Aezar akan meninggal. Pun dengan kenyataan mengenai Aezar dan Akhtar adalah kembar.
Semuanya seakan-akan berbalik dan memiliki alur serta ceritanya sendiri. Berbanding terbalik dengan buku novel itu.
Hanya pemerannya saja yang masih sama. Aezar, Akhtar, Vania. Oh, bahkan Vega tidak seharusnya ada di sini.
Aneh, alurnya semakin berantakan, dan Adara rasa itu karena jiwanya bukan benar-benar Adara.
Oh, no, it's not my fault. Oke?
•••
Kelas dua belas seharusnya jadi kelas yang paling sibuk. Menghadapi ujian, mempersiapkan diri menuju lingkungan yang lebih keras dari sebelumnya.
Naya mengeluh dengan pelajaran-pelajaran yang semakin membuatnya pusing. Di samping itu, hubungannya dengan Ansel hanya jalan di tempat.
Ansel tidak dengan cepat menamai hubungan mereka. Dan Naya tidak ingin terlalu bertanya-tanya.
Emi dengan Reyza juga tetap berada di batas family zone.
Vania dan Akhtar sudah pacaran. Mengingat Akhtar yang memang sedari awal terus-terusan mendekati Vania hingga akhirnya perempuan itu menerimanya.
Sedangkan Adara dan Aezar, Adara merasa hubungan mereka terasa datar. Tidak ada sesuatu hal yang membuatnya harus mempertahankan ini.
Mungkin karena Ia bukan Adara. Meski perasaannya sudah sedikit demi sedikit berlabuh untuk Aezar, tapi rasanya tidak sopan merebut laki-laki milik orang lain.
"Iya, jadinya kemarin cuma nonton aja, sih," gumam Aezar.
Saat ini laki-laki itu duduk bersandar di bahu Adara, dan Adara sibuk dengan handphone di tangannya.
Gudang belakang sekolah seperti sudah menjadi tempatnya berlabuh setiap hari, sebab Aezar memaksanya untuk bertemu disana.
"Kan, lo di suruh pulang cepat-cepat." Kata Adara.
Aezar menghela nafas panjang. Laki-laki itu lesu sekali. "Gue kangen banget, Ra." Ucapnya sembari berganti posisi merebahkan diri di pangkuan adara.
Adara meletakkan handphonenya, perempuan itu memfokuskan diri ke arah Aezar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become An Antagonist? [ON GOING]
Fantasy"Kalau aku mau putus, gimana?" "Sayang, lo tahu, kan, kalau gue nggak akan kabulin itu? Lo punya gue! Dan, lo nggak akan bisa kemana-mana dengan gelar kepemilikan itu." Rania tidak menyangka, Ia kira saat jiwanya hidup di tubuh Antagonist seperti Ad...