d u a p u l u h d u a

4.2K 292 4
                                    

Haii lagii

Vote duluuuu

Selamat membaca yaa
Moga-moga sukaa.


Happy reading!!
———

Bagi Adara, melewati hari rabu dalam satu minggu adalah hal paling berat. Tidak tahu mengapa, hari rabu adalah hari yang tidak semudah itu dilewati.

Tapi setelah melewati hari rabu, hari-hari selanjutnya terasa lebih menyenangkan. Lebih mudah dilewati.

"Lama." Gerutu Adara saat melihat Aezar mendatanginya.

Adara menemani Aezar main basket dengan teman-temannya di lapangan basket sekolah.

Sebenarnya, Adara sudah Aezar berikan macam-macam camilan agar betah menemaninya main basket.

Catatan: dengan maksud lain ingin tebar pesona di depan Adara.

Tapi sepanjang Aezar bermain basket, Adara hanya menatap jenuh ke arah lapangan dan sesekali bermain ponsel.

"Maaf sayang." Ucap Aezar pelan.

Adara menyodorkan handuk kecil dan sebotol air minum. Air minum itu di tenggak habis Aezar.

"Usapin keringatnya dong, ayang."

Meski dengan ogah-ogahan, Adara tetap melakukan perintah Aezar.

"Bro, liat bro. Pak wakil manja banget," celetukan itu berasal dari salah satu tim basket Aezar.

Pratama, Reyza, dan yang lainnya langsung tertawa. Sedangkan Aezar menoleh menatap mereka tajam.

Ansel? Laki-laki itu sedang duduk di pinggir lapangan dengan handphone di tangannya. Menatap serius ke arah handphone itu.

Adara kepalang malu, handuk kecil itu Ia sampirkan di bahu Aezar, lalu setelahnya berbalik menuju tempat duduknya tadi untuk mengambil tasnya.

Adara langsung pergi, meninggalkan Aezar dan teman-temannya.

"Ra, tungguin gue dong,"

Dengan terburu-buru, Aezar memasukkan barang-barangnya ke dalam tas hitam miliknya.

"Duluan, bro!" Pamitnya pada teman-temannya.

Aezar berlari kecil menghampiri Adara yang berdiri di dekat parkiran.

"Ayang ngambek?" Tanya Aezar pelan.

Adara hanya diam, tak menjawab, tak membalas tatapan mata Aezar. Saat ini yang Ia inginkan hanya tidur dan merebahkan diri di kamar.

Perutnya sakit, dan itu mengganggu perasaan Adara.

Cup.

Adara memelototi Aezar yang dengan lancang mengecup pipi kanannya.

"Jangan ngambek ayang." Ucap Aezar.

Adara berdecak, "cepetan, mau pulang. Ngantuk."

Aezar mengangguk-angguk. Lalu setelahnya menyodori tangannya ke arah Adara.

"Pegangan."

"Modus."

Tanpa membalas uluran tangan Aezar, Adara berjalan menuju mobil yang dibawa Aezar hari ini.

"Ayang, kok gitu, sih?"

•••

"Ayo kita makan. Ayang mau makan apa?" Tanya Aezar saat sudah menduduki bangku kemudi mobil.

Become An Antagonist? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang